Petakan Daerah Rawan Bencana, 18 Kecamatan Rawan Longsor dan 16 Banjir Bandang
blokbojonegoro.com | Wednesday, 21 October 2020 12:00
Reporter : Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Bojonegoro mulai memetakan wilayah rawan bencana. Dari data tersebut, hampir seluruh Kecamatan di Bojonegoro masuk dalam wilayah rawan bencana saat musim penghujan.
Kepala BPBD Kabupaten Bojonegoro Nadief Ulfa mengatakan, pemetaan wilayah itu berdasarkan potensi bencana yang diakibatkan oleh tanah longsor, banjir dan banjir bandang. Kondisi pemetaan semacam ini sangatlah penting, sebab membutuhkan upaya prefentif, sikapi potensi bencana di daerah.
"Kita sudah memetakan beberapa kecamatan di Bojonegoro yang rawan bencana alam, mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan," ujarnya, Rabu (21/10/2020).
Menurutnya, untuk wilayah yang rawan terjadi bencana tanah longsong ada 18 Kecamatan, meliputi Kecamatan Baureno, Bubulan, Dander, Gondang, Kasiman, Kadewan, Kedungadem, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Sekar, Sugihwaras, Tambakrejo, Temayang dan Trucuk. Dari jumlah wilayah tersebut, Total ada 17.739 hektar tanah yang berpotensi terjadi tanah longsor.
Sedangkan, untuk wilayah yang rawan banjir bandang terdapat di 16 Kecamatan, yang meliputi Kecamatan Balen, Baureno, Bubulan, Gondang, Kedungadem, Kepohbaru, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberejo, Tambakrejo dan Temayang.
"Untuk Kecamatan dengan tingkatan resiko tinggi tanah longsor ada 7 Kecamatan, yaitu Bubulan, Kasiman, Kadewan, Malo, Sugihwaras, Temayang dan Trucuk. Sedangkan untuk Kecamatan dengan tingkatan resiko tinggi ada 15 Kecamatan, kecuali Kecamatan Ngraho dan data tersebut berdasarkan hasil analisa tahun 2016," sambungnya kepada blokBojonegoro.com.
Selain itu, potensi yang mugkin terjadi berupa angina puting beliung. Dari tiga potensi bencana tersebut pemetaan sudah rampung. Untuk yang rawan banjir terdata dari BPBD seluruh Kecamatan di Bojonegoro yang berjumlah 28 Kecamatan mempunyai potensi terjadinya banjir.
"Kalau untuk potonesi banjir berasal dari curah hujan dan juga berasal dari jaringan sungai yang ada di Bojonegoro," imbuhnya.
Melihat hal tersebut, pihaknya menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem. Seperti halnya banjir, tanah longsor, banjir bandang dan angin kencang.
"Jangan berkendara jika terjadi angin kencang, karena rawan terjadi pohon tumbang dan hindari tempat terbuka jika terjadi petir," tutupnya.[din/ito]
Tag : Longsor, banjir, bandang, bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini