13:00 . Pasca Lebaran, Ratusan Warga Bojonegoro Ajukan Cerai   |   12:00 . Laka Karambol, Pemotor di Bojonegoro Meninggal Tergencet Truk Box   |   09:00 . Pemkab Bojonegoro Raih Peringkat Kategori Laporan LPPD Tingkat Nasional   |   15:00 . 1.543 Calon Jemaah Haji Bojonegoro Ikuti Manasik Haji   |   14:00 . Jelang Pilkada Bojonegoro, PKS Rapatkan Barisan   |   13:00 . Dramatis, Petugas Damkar Dihadang Anjing saat Hendak Evakuasi Jasad Majikan   |   12:00 . Inilah Pemenang Duta Pemuda Pelopor Kabupaten Bojonegoro Tahun 2024   |   11:00 . Ikrar Setia ke NKRI, Napi Teroris di Lapas Bojonegoro Dibebaskan Bersyarat   |   18:00 . HPN 2024, PWI Bojonegoro Gelar Seminar Literasi Media dalam Mengawal Clean and Good Governance   |   13:00 . PJ Bupati Adriyanto Launching Program Paman Sehati   |   12:00 . Penambang Pasir di Bojonegoro Ditemukan Meninggal di Bawah Jembatan Kare   |   09:00 . Berikut ini Nama Finalis Seleksi Duta Pemuda Pelopor Bojonegoro Tahun 2024   |   15:00 . Sudahkah Pancasila sebagai Pondasi Pendidikan Selaras dengan Implementasinya   |   13:00 . Bojonegoro Jadi Tuan Rumah Pertemuan Rutin PKK, DWP, Perwosi se-Bakorwil II   |   17:00 . Perahu Penambang Pasir di Bojonegoro Tenggelam, Satu Penumpang Hilang   |  
Sat, 27 April 2024
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Bicara Pancasila dan Radikalisme, LaNyalla Luruskan Pandangan tentang Islam

blokbojonegoro.com | Sunday, 08 November 2020 17:00

Bicara Pancasila dan Radikalisme, LaNyalla Luruskan Pandangan tentang Islam

Reporter: Parto Sasmito

blokBojonegoro.com - Berbicara tentang Pancasila sebagai penangkalbahaya radikalisme dan terorisme, anggota MPR RI yang juga Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengawali dengan meluruskan pandangan yang salah terhadap agama, khususnya Islam.  

Menurutnya, masih ada masyarakat yang mengaitkan radikalisme dan aksi terorisme dengan salah satu aliran agama. Ini salah kaprah, lanjutnya, karena tidak satu pun agama di muka bumi ini yang menyetujui radikalisme dan terorisme. 

“Islam misalnya, sudah sangat jelas memberi contoh bagaimana akhlak Nabi Muhammad yang begitu mulia, sehingga menjadi uswatun khasanah,” tandasnya dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Surabaya, Minggu (8/11/2020). Dalam acara itu, LaNyalla juga mengundang pemateri dari Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme Jawa Timur.   

Ditambahkan LaNyalla, bagaimana situasi di Kota Madinah, ketika pemerintahan dijalankan oleh Nabi dan para sahabatnya. Sejarah mencatat, kota itu adalah kota paling aman dan tenteram. Termasuk bagi penduduk non-muslim. Baik Nasrani maupun Yahudi yang hidup di sana ketika itu. 

Spirit dan nilai-nilai Islam itulah yang diadopsi oleh para pendiri bangsa kita, saat merumuskan dan bersepakat menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara ini. 

“Buktinya, sudah banyak hasil kajian dan disertasi tentang Pancasila dan Islam yang menyatakan bahwa tidak ada pertentangan sama sekali antara ideologi Pancasila dengan Islam,” urainya. 

Sehingga, lanjutnya, sangat berbeda antara agama dengan radikalisme dan terorisme. Radikalisme adalah suatu ideologi, gagasan atau paham yang dimiliki individu atau kelompok, yang untuk mewujudkan itu dijalankan dengan cara yang ektrim, bahkan melalui aksi kekerasan atau teror.  

Jadi memang saling terkait antara radikalisme dan terorisme. Karena kelompok radikal sering memilih menggunakan aksi terorisme kepada pihak yang tidak sepaham dengan ideologinya. 

“Pertanyaan kritis kita saat ini adalah; Apakah negara juga bisa melakukan aksi terorisme dalam memaksakan ideologinya? Sistem pemerintahan tertentu memang membuka peluang itu. Seperti negara junta militer, negara monarki absolut, atau sistem pemerintahan totaliter dan diktator,” imbuhnya.

Tetapi, sambung LaNyalla, Indonesia tentu tidak bisa. Karena Pancasila sudah dengan jernih mengatur hubungan antara negara dan rakyat. Bahkan pemerintah juga dikontrol melalui pemisahan kekuasaan. Antara kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif serta auditif. 

Sehingga sudah sangat tepat bila kita menyebutkan dalam tema ini, Pancasila sebagai penangkal bahaya radikalisme dan terorisme. Tetapi dengan satu syarat, harus terus kita tanamkan nilai-nilai dan pengetahuan serta pemahaman tentang Pancasila sejak dini. 

“Sejak dari keluarga kita di rumah. Karena keluarga merupakan benteng pertama dalam mencegah munculnya radikalisme. Sehingga dalam konteks ini, orang tua harus dibekali pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang nasionalisme kebangsaan,” cetusnya. 

Selama ini peran keluarga seakan terlupakan oleh negara dalam mencermati persoalan-persoalan kebangsaan yang muncul. Selain Itu, minimnya pemahaman tentang Pancasila dalam keluarga dan sekolah juga menyebabkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mulai terabaikan. 

“Karena itu, Pancasila harus eksis kembali. Terutama di keluarga dan sekolah. Harus ada konsep atau gagasan baru dalam membudayakan dan membumikan Pancasila di era disruptif dan borderless saat ini,” ungkap LaNyalla mengakhiri pidatonya. [lis]

Tag : Lanyallah



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

  • Monday, 19 February 2024 20:00

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG Perwakilan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mengunjungi kantor redaksi blokBojonegoro.com (Blok Media Group/BMG), di BMG CoWorking Space, Jalan Semanding-Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan...

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat