Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Sepenuh Hati, SKK Migas-KKKS Kerja Tiada Henti

blokbojonegoro.com | Monday, 16 November 2020 06:30

Sepenuh Hati, SKK Migas-KKKS Kerja Tiada Henti Rig pengeboran di salah satu lapangan Migas yang ada di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Untuk kepentingan Negara, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) perwakilan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) bersama Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) terus berusaha meningkatkan produksi Minyak dan Gas Bumi (Migas) walaupun di tengah pandemi Covid-19. Peluang dan tantangan dihadapi bersama untuk sesuai target dari Pemerintah.

Reporter: Muhammad Abdul Qohhar

blokBojonegoro.com – Kerja keras stakeholder Migas di Jawa Timur, khususnya wilayah Bojonegoro terbayar tuntas jika melihat perkembangan positif melalui pencapaian target lifting (produksi siap jual) Migas di kuartal III 2020. Sebab, sesuai laporan SKK Migas, realisasi lifting minyak Indonesia mencapai 100,2 persen atau 706,2 ribu barel minyak per hari (BOPD) dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar 705 BOPD.

Jika melihat jumlah tersebut, artinya dari wilayah Bojonegoro dan Tuban produksi lebih dari 235.700 BOPD atau 33% dari seluruh jumlah produksi minyak nasional. Rinciannya, dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sebesar 228.000 BOPD dan Lapangan Sukowati yang dioperatori Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field sebanyak 7.700 BOPD.

"Ini merupakan kabar positif sektor Migas di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang menekan harga minyak dunia dan kegiatan operasional di lapangan," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Sabtu (24/10/2020).

Menurut Agung, upaya ini tak lepas dari kerja keras SKK Migas dan KKKS Migas untuk terus menggenjot kegiatan eksplorasi. "Kami apresiasi upaya SKK Migas yang telah memberikan masukan kepada para kontraktor Migas dalam perencanaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi serta mengatur neraca keuangannya," ungkapnya.

Hingga September 2020, tercatat lifting Migas sebesar 1.689 ribu barel minyak ekuivalen per hari (BOEPD) dengan rincian lifting minyak sebesar 706,2 BOPD dan lifting (salur) gas sebesar 5.502 juta standar kubik per hari (MMSCFD) atau 99,3 persen dari target APBN-P yakni 5.556 MMSCFD.

Guna mengawal keberlangsungan kegiatan usaha hulu Migas, SKK Migas mencanangkan strategi untuk mendukung long term plan (LTP), yaitu Improving Existing Asset Value, Resource to Production (R to P), Enhanced Oil Recovery (EOR), dan eksplorasi. Hingga September 2020 telah berhasil diselesaikan survei seismik 2D di open area sepanjang 25.150 kilometer (KM) dan di wilayah kerja aktif sepanjang 1.779 KM sehingga total saat ini mencapai 26.929 KM.

"Kami menunggu pemrosesan data hasil eksplorasi hingga hasil evaluasi bawah permukaan, apakah terdapat area terbuka yang layak ditindaklanjuti dengan melakukan pengeboran eksplorasi guna mencari sumber-sumber Migas baru dalam dua hingga tiga tahun ke depan," terang Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

Selain itu, sepanjang 2020 telah dilakukan 11 pemboran sumur eksplorasi dengan sukses rasio mencapai 55 persen. Juga dilaksanakan pemboran sumur dengan target big fish-giant sebanyak 6 sumur wildcat dengan 2 sumur mengkonfirmasi penemuan. Dwi menambahkan, SKK Migas tetap memprioritaskan kegiatan-kegiatan untuk menemukan cadangan Migas baru. Hal ini sejalan untuk mencapai visi produksi minyak 1 juta BOPD dan 12.000 MMSCFD gas di tahun 2030.

"Kami tidak ingin merasa puas dengan capaian saat ini, untuk itulah kami memasang visi jangka panjang yang implementasi strateginya dilaksanakan sejak awal tahun ini. Meskipun dampak pandemi Covid-19 dan harga minyak yang rendah telah mengkoreksi pencapaian LTP sebesar 2,7 persen dan diharapkan tahun 2022/2023 sudah sesuai rencana awal kembali," tegas Dwi.

Optimis Walau Saat Pandemi

Kegiatan produksi minyak di Lapangan Banyu Urip, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sempat dihentikan sementara oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) selaku operator di lapangan tersebut. Planned shutdown ini merupakan bagian dari pemeliharaan rutin fasilitas produksi dan proses tie-ins dengan proyek Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB).

Public and Government Affairs, ExxonMobil Indonesia, Azi N. Alam menyampaikan,
jika shutdown ini sudah direncanakan, dijadwalkan, dan disetujui dalam WP & B, sehingga tidak mempengaruhi target produksi. "Kami terus berkoordinasi dengan SKK Migas dan pemangku kepentingan, guna memastikan proses ini dapat dilakukan dengan aman, andal dan efisien," ujar Azi.

Sementara itu Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih menjelaskan, SKK Migas menerapkan strategi untuk mengoptimalkan produksi dan lifting Migas. Hal itu, dilakukan untuk mengawal agar target lifting tahun 2020 dapat tercapai pada masa pandemi Covid-19 dan harga minyak rendah.

“Salah satu strategi yang dilakukan, yakni optimasi lifting serta mempersingkat waktu planned shutdown lapangan utama Migas, yaitu Lapangan Banyu Urip yang dioperasikan oleh EMCL,” terang Susana.

Per 12 Agustus, produksi Banyu Urip sudah mencapai 228.000 BOPD. SKK Migas sedang mengupayakan kemampuan lifting agar dapat mengakomodir kenaikan produksi tersebut. “Berdasarkan evaluasi kinerja hulu Migas selama masa pandemi Covid-19, kami merumuskan beberapa strategi yang visible untuk dilakukan di sisa beberapa bulan ke depan. Langkah ini dilakukan untuk mengawal capaian produksi tahun 2021,” tambahnya.

Selain di Lapangan Banyuurip, strategi untuk melihat peluang kenaikan produksi dan efisiensi operasional saat pandemi Covid-19 juga dilakukan operator Lapangan Sukowati, Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field. Hingga Oktober 2020, produksi Lapangan Sukowati menyentuh angka 7.700 BOPD dan ditarget bisa tembus 9.200 BOPD.

“Kita tetap melakukan pekerjaan well intervention dan menjaga stabilitas produksi. Selain itu, protokol kesehatan Covid-19 diutamakan untuk keselamatan bersama. Setiap peluang dan tantangan di masa pandemi tetap harus dihadapi bersama,” tegas Indarwan Harsoni, Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field.

Fluktuasi harga minyak dunia, penurunan penjualan, fluktuasi nilai tukar rupiah atau yang disebut sebagai triple shocks memiliki dampak terhadap industri hulu Migas di Pertamina. Menghadapi itu, PT Pertamina EP terus berupaya melakukan upaya optimalisasi kegiatan operasional untuk mencapai program efisiensi yang sedang digalakkan agar tetap bisa survive.

Adapun upaya yang dilakukan diantaranya konversi power supply dari diesel engine generator. Program ini merupakan komitmen antara PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dan PLN yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2019 dan akan terealisasi secara penuh pertengahan 2021 melalui Rencana Kerja ABI (Pembangunan Power Plant Pad A dan Pad B menggunakan Diesel Rotary UPS System/DRUPS).

“Program ini juga merupakan salah satu breakthrough project Pertamina EP Asset 4 dengan target penyelesaian pekerjaan di tahun 2021,” pungkasnya.

JTB Songsong On Stream Tahun 2021

Optimisme PT Pertamina EP Cepu (PEPC) untuk on-stream pada tahun 2021 semakin menggebu. Rasa percaya diri ditunjukkan dengan merampungkan seluruh operasi pengeboran sumur gas yang meliputi pekerjaan di 2 (dua) tapak sumur atau wellpad, yaitu Well Pad East dan Well Pad Central.

Operasi Pengeboran untuk menyiapkan 6 (enam) Sumur Produksi bagi proyek pengembangan gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) berlangsung dengan aman, lancar dan lebih cepat dari target waktu yang telah ditetapkan, walaupun di masa pandemi Covid-19. Dari 6 sumur yang telah diselesaikan sebanyak 4 sumur telah dilakukan uji produksi di Well Pad East dengan pekerjaan rigless operation menggunakan teknologi long interval perforation dengan rata-rata per sumur menghasilkan raw gas sebesar 60 MMSCFD.

Keberhasilan pekerjaan tidak lepas dari kerja keras seluruh perwira PEPC yang terlibat, dukungan dari manajemen serta SKK Migas, Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro dan masyakat sekitar wilayah operasi yang bersinergi dalam mewujudkan proyek strategis nasional ini.

Selain itu keberhasilan ini menunjukan bahwa Pertamina melalui tangan dingin putra-putri terbaiknya berhasil mengelola operasi pengeboran high risk dengan kandungan H2S dan Co2 tinggi dengan aman dan lancar. Hal ini terbukti juga dengan capaian 1,5 juta jam selamat selama operasi berlangsung. Jam kerja selamat ini berhasil dicapai per tanggal 31 Oktober 2020.

“Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya operasi pengeboran ini dan saya mewakili manajemen PT Pertamina EP Cepu mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap dukungan yang telah diberikan semua pihak sehingga operasi pengeboran gas ini dapat berjalan lancar dan aman,” ujar Dhanar Eko Prasetyo, selaku Manager Drilling Operations Project Gas JTB.

Dhanar juga menambahkan bahwa masih terdapat pekerjaan yaitu melakukan uji produksi pada 2 (dua) sumur yang berada di Well Pad Jambaran Central, tepatnya sumur JAM 6ST dan JAM-7 yang diperkirakan akan mulai pada bulan Desember 2020. “Dengan selesainya seluruh operasi pengeboran dan uji produksi nantinya, 6 (enam) sumur produksi yang telah selesai diharapkan akan mampu mensuplai raw gas sebesar 315 MMSCFD untuk Gas Processing Facilities (GPF) yang akan memenuhi kebutuhan gas di Indonesia, khususnya Jawa Timur dan Jawa Tengah,” pungkasnya. [mad]

Tag : migas, SKK Migas, EMCL, Pertamina EP, PEPC



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini