Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Sutatik, Perajin Tampah Turun-Temurun dari Leluhur

blokbojonegoro.com | Monday, 05 July 2021 18:00

Sutatik, Perajin Tampah Turun-Temurun dari Leluhur

Kontributor: Rizki Nur Diansyah

blokBojonegoro.com - Seni anyaman merupakan kerajinan yang membutuhkan kelihaian tangan untuk membentuk suatu benda yang indah dan menarik. Bahan-bahan yang dipakai untuk anyaman berupa bilah bambu, daun pandan, janur, rotan, atau kulit binatang.

Menganyam merupakan salah satu kerajinan tangan yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat di perdesaan. 

Salah satu perajin anyaman adalah Siti Sutatik (48), saat ditemui di rumahnya di Dukuh Grogol, Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, dia mengaku mulai belajar menganyam sejak masih berumur 10 tahun.

"Ketika saya masih kecil sudah mulai belajar menganyam tampah, kalau nggak salah ketika saya masih duduk di bangku SD, karena orang tua dan leluhur saya semua membuat tampah, saya waktu itu juga harus belajar membuat tampah," ujar Perempuan anak dua tersebut.

Pada tahun 1995 dia mulai membuka usaha menganyam tampah, dengan dibantu suaminya Mukri (53), dia membuat tampah hanya dalam satu minggu sekali, dalam waktu satu minggu dia mampu membuat sebanyak ±25 tampah.

"Saya mulai membuat usaha tampah itu sejak tahun 1995, mungkin saat ini sudah berjalan kurang lebih 25 tahun, dengan dibantu suami saya, suami saya kan juga petani, ketika suami saya bekerja di sawah saya tidak bisa membuat sendiri, karena membuat tampah ini memakan waktu yang lama dan agak rumit," ungkap Sutatik.

Dia tidak memasarkan tampahnya sendiri, tetapi ada yang mengambil ke rumahnya, lalu penjualan nya tidak ke pasar atau ke toko-toko tapi berkeliling di seputar Kecamatan Sumberrejo.

Harga tampah Sutatik juga terbilang cukup murah. "Kalau beli di saya langsung harganya Rp15 ribu, tetapi kalau sudah di pedagang harganya berkisar Rp20 sampai Rp25 ribu per tampah," jelasnya

Untuk saat ini Sutatik belum pernah mengalami kelangkaan bahan, karena setiap satu minggu sudah ada yang mengirimi bambu. "Sampai saat ini belum pernah ada kendala pada bambu, karena sudah pasti dapat jatah dari pedagang bambu, kalau beli bambu nggak boleh cuma satu, tetapi minimal harus 1 ikat, 1 ikat tersebut berisi 10 bambu, dan harga 1 ikat bambu Rp250 ribu, yaa memang kalau di hitung-hitung untung dari jualan tampah ini tidak banyak, tetapi karena sudah turun temurun dan dari dulu memang pekerjaan nya membuat tampah, maka sampai saat ini saya masih bertahan, karena juga tidak bisa bekerja lainya," pungkas Sutatik. [riz/lis]

 

 

Tag : Perajin, anyaman, tampah



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini