Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Webinar Bijak Bermedia Sosial

Medsos Tidak Hanya Memberikan Dampak Negatif, Tapi Bisa Menghasilkan Uang

blokbojonegoro.com | Thursday, 21 October 2021 15:00

Medsos Tidak Hanya Memberikan Dampak Negatif, Tapi Bisa Menghasilkan Uang Pelaksanaan Webinar Cerdas Bermedia Sosial. (Foto: blokBojonegoro.com/tangkapan layar)

Reporter: Parto Sasmito

blokBojonegoro.com - Media sosial (medsos) seperti dua sisi mata pisau, tergantung bagaimana cara menggunakan medsos tersebut yang tentu ada dampak baik dan buruknya.

Hal itu yang menjadi pembahasan dalam Webinar Bijak Bermedia Sosial, Kamis (21/10/2021), yang diselenggarakan oleh Beritajatim.com bermitra dengan blokBojonegoro.com dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jawa Timur dan menyambut Hari Pahlawan pada 10 November.

[Baca juga: Yuk...! Ikuti Webinar Cerdas dan Bijak dalam Bermedia Sosial ]

Mengawali kegiatan webinar, yang dipandu oleh moderator Ossa Andan, Pimpinan Redaksi Beritajatim.com Dwi Eko Lokononto menyampaikan terimakasih untuk semua peserta yang sudah antusias untuk mengikuti webinar dengan 3 narasumber yaitu yaitu  Founder Blok Media Group Muhammad Abdul Qohhar, Ketua PWI Jawa Timur dan Direktur Beritajatim.com Ainur Rohim, dan Puket 1 STIKes ICSada Bojonegoro Angger Anugerah.

"Khusus untuk tema ini, memilih tema media sosial yang sudah menjadi gaya hidup dan sosialisasi, memiliki jangkauan tidak terbatas, kita semua bisa komunikasi lewat internet dan media sosial. Dalam bermedia sosial kita harus cerdas untuk membedakan yang mana berita palsu, dan postingan ujaran kebencian, serta harus bijak tidak asal posting informasi yang belum jelas kebenarannya. Jangan sampai kita mengotori jejak digital kita dengan sesuatu yang berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari. Mari sama-sama menjaga interaksi di dunia medos," pesan Pak Luki, sapaan karib Pemimpin Redaksi Beritajatim tersebut.

Pemateri pertama, Puket 1 STIKes ICSada Bojonegoro Angger Anugerah menyampaikan dampak negatif media sosial diantaranya adalah exposure to negative content, berdampak pada konsep diri yang mana apa yang dicari di medsos teracuni oleh konten-konten negatif. Upward social comparison, yang menyebabkan masalah rendah diri membandingkan diri dengan orang yang ada di media sosial. Distraction from real life, orang mengisolasi dari dunia nyata dan beralih di media sosial. Negative effect on relationships, menjadikan efek negatif pada sebuah hubungan, serta judgemen atau menghakimi apa yang mungkin tidak dilakukan orang lain karena perbedaan persepsi.

"Ada istilah yang populer yaitu FOMO atau Fear of Missing Out, kecemasan terus menerus berlebihan ketika melihat orang lain bahagia dengan aktifitasnya, yang menyebabkan kecemasan merasa tidak ikut serta dalam kebahagiaan orang lain," ulas Angger.

Narasumber ke dua, Founder Blok Media Group Muhammad Abdul Qohhar menjelaskan bahwa, menggunakan media sosial itu bisa positif atau negatif tergantung bagaimana sudut pandang penggunanya. Menurutnya, apapun dari platform media sosial bisa diambil dari sisi positifnya, misalnya para youtuber begitu banyak uang yang bisa dihasilakn dari media sosial, sedangkan dari pemirsa kontent yang disikan menjadi hiburan.

"Banyak Youtuber mendaptakan uang, seperti Deddy Corbuzier, Raffi dan Nagita, Ria Ricis, Baim dan Paula, Atta Halilintar, kita melihat sebagai hiburan, tapi mereka melihat sebagai peluang. Menambang uang lewat media sosial bisa dilakukan dengan konsiten upload konten, mencari jasa endoresmet atau berbagai produk di media sosial," ungkapnya.

Sementara itu, narasumber ke tiga, Direktur Beritajatim.com Ainur Rohim mengulas tentang data realitas yang terjerat UU ITE nomor 11 tahun 2008, yang mana hampir setiap hari ada laporan. Berdasarkan sumber data dari Southeast Asia Freedom of Expression Network/SAFEnet (2021) data pada Oktober 2021, ada sebanyak 324 jumlah kasus yang dilaporkan. Dari jumlah tersebut, ada 209 orang pasal 26 ayat 3 pencemaran nama baik, 76 orang pasal 28 ayat 3,  dan 172 kasus dilaoprkan karena unggahan di medsos.

"Media sosial tidak ada proses klarifikasi, verifikasi dan konfirmasi yang akan disampaikan kepada publik, hal itu yang membedakan antara media sosial dan media massa. Belum ada mekanisme kontrol dalam menggunakan media sosial. Sehingga harus bijak dalam menggunakan media sosial," tegas Ainur Rohim yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim tersebut.

Di akhir pelaksanaan Webinar Cerdas Bermedia Sosial, para peserta antusias bertanya sesuai dengan tema yang dibincangkan. Selain itu, dorprize yang diberikan kepada para peserta yang beruntung melalui undian.

Tag : webinar, cerdas, bermedia, sosial, blokbojonegoro.com, beritajatim



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini