Bojonegoro Institute Gelar Diskusi Penguatan Kelompok Perempuan Bojonegoro
blokbojonegoro.com | Monday, 22 November 2021 21:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Bojonegoro Institute bersama IDEA melalui Program SPEAK (Strengthening Public Services through the Empowerment of Women-Led Advocacy and Social Audit Networks) menyelenggarakan diskusi dan media briefing "Penguatan Kelompok Perempuan Bojonegoro untuk Monitoring Partisipatif atas Program Pemerintah di Sektor Kesehatan dan Pendidikan,”. Kegiatan yang dilakukan dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa dan Hivos ini dilaksanakan pada Senin (22/10/2021).
Kegiatan yang bertujuan mendorong peningkatan pelayanan publik ini, melibatkan perwakilan komunitas perempuan Suara Perempuan Penggerak Komunitas, PRCi (Poverty Resource Center Initiative) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bojonegoro.
Acara ini merupakan kegiatan perdana dari lima rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada bulan November 2021. Dengan dikoordinir oleh Hivos, Program SPEAK telah mendorong keterlibatan perempuan dalam pembangunan di Kabupaten Bojonegoro sejak tahun 2019.
Sejak akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021, sebanyak 127 perempuan telah meningkat kapasitasnya dalam Audit Sosial, termasuk salah satunya adalah Komunitas Suara Perempuan Penggerak Komunitas yang terbentuk di awal implementasi Program SPEAK tahun 2018. Hasilnya, 35 perempuan diantaranya dapat melakukan pengawasan secara partisipatif terhadap pelayanan publik khususnya bidang pendidikan dan kesehatan.
"Setelah pelatihan audit sosial sebanyak lima kali, kami dari masing-masing angkatan pelatihan melakukan audit sosial pada lima isu prioritas di sektor pendidikan dan kesehatan," tutur Pegiat Suara Perempuan Penggerak Komunitas Bojonegoro, Anis Umi Khoirotunnisa.
Menurut Anis, dengan adanya pengawasan partisipatif dari warga, khususnya kelompok perempuan. Harapannya ada perbaikan atas layanan publik yang disediakan oleh Pemerintah Bojonegoro.
"Untuk isu pendidikan kami melakukan monitoring pada program beasiswa perguruan tinggi dan sekolah ramah difabel. sedangkan untuk isu kesehatan ada tiga program yang kami pantau, yaitu pelaksanaan program penanganan stunting, posyandu Lansia dan program terkait kesehatan reproduksi remaja,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, bahwa advokasi Program SPEAK tidak hanya menghasilkan ruang partisipasi kelompok perempuan dalam proses perencanaan melalui Musrenbang Perempuan. "Tetapi juga melibatkan mereka dalam proses pengawasan dan evaluasi pembangunan melalui audit sosial," tambah Anis.
Sementara itu, Pegiat Bojonegoro Institute, Joko Riyadi, mengatakan kegiatan audit sosial merupakan salah satu upaya untuk mendorong partisipasi perempuan dalam pembangunan daerah. Melalui pelatihan audit sosial, kelompok perempuan di Kabupaten Bojonegoro mampu merumuskan masalah, menentukan prioritas masalah hingga menyusun instrumen atau alat untuk melakukan audit sosial secara partisipatif.
"Ke depannya ketika kelompok perempuan ini menyampaikan aspirasi maupun aduan dapat sesuai dengan fakta dan data yang ada di lapangan," sambung Joko.
Hal senada juga disampaikan oleh Budget and Advocacy Officer Program SPEAK Kabupaten Bojonegoro, Lilis Apriliati, proses pelaksanaan audit sosial yang dilakukan melalui Program SPEAK membuktikan bahwa perempuan di Bojonegoro sebenarnya memiliki potensi, keterampilan dan kesadaran tentang permasalahan di Bojonegoro serta jalan keluarnya.
"Harapannya ruang partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan di Bojonegoro semakin diperkuat, bahkan dibuka seluas-luasnya," papar Lilis.
Lilis juga menuturkan, dengan adanya pengawasan partisipatif dari warga. Khususnya kelompok perempuan, akan mendorong perbaikan atas layanan publik yang disediakan oleh Pemerintah Bojonegoro.
"Ke depan diharapkan kelompok perempuan dan kelompok rentan seperti difabel dapat berperan lebih dalam di setiap tahapan pembangunan di Kabupaten Bojonegoro," pungkasnya. [liz/lis]
Tag : Bojonegoro, institut, perempuan, wacana
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini