Inspiratif Bank Sampah Kedungdowo Olah Sekam Jadi Arang
blokbojonegoro.com | Saturday, 07 May 2022 16:00
Reporter : Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Sudarwati, Winarsih dan Rukaniyatun serta para ibu-ibu di Desa Kedungdowo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro bisa dikatakan cukup inspiratif.
Pasalnya, mereka mengolah sekam limbah padi menjadi barang yang bernilai ekonomis. Limbah padi tersebut diolah menjadi arang sekam yang bermanfaat untuk tanaman.
Sebelum bank sampah mawar yang berada di desa Kedungdowo berdiri, para ibu-ibu tersebut mengambil sampah di sekitar lingkungan baik dari tetangga maupun anggota Fatayat NU. Bahkan mereka juga berkeliling dari rumah ke rumah mengais sampah.
"Dari situ kami melihat ada sampah berserakan berupa limbah padi yakni sekam. Seiring berjalannya waktu kami membetuk kelompok bank sampah mawar," cerita anggota Bank Sampah Mawar, Sudarwati mengawali percakapan.
Menurutnya, saat ini masyarakat sudah tidak menggunakan sekam untuk memasak dan diganti dengan LPG. Biasanya, sekam hasil dari penggilingan padi hanya dibiarkan oleh masyarakat. Bahkan tampak berserakan di pinggir jalan.
Namun, bagi Sudarwati dan rekan-rekannya. Sekam sendiri bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi pupuk tanaman. Inisiatif inilah yang membuatnya tergerak mengolah limbah padi menjadi sekam arang hingga kini.
"Sekam arang ini sangat bermanfaat bagi tanaman baik bunga maupun buah-buahan. Sebab ada dua jenis sekam arang yang diolah kelompok bank sampah mawar, yakni sekam arang biasa dan sekam arang organik campuran dari kotoran hewan," ucapnya.
Jika sekam dicampur kotoran hewan. Tentu harus melewati proses fermentasi selama tiga minggu, sekam organik ini biasanya dibuat pupuk sayuran sawi dan buah pisang. Dan untuk sekam arang non organik dibuat seperti tanaman bunga.
Proses pembakaran limbah padi untuk menjadi sekam arang cukup memakan waktu lama yakni sekitar 5 jam, untuk 5 sampai 10 sak sekam. Sementara untuk satu sak sekam sendiri mampu mengahasilkan sebanyak 7 bungkus arang sekam yang beratnya 3 kilogram.
"Kalau sebulan bisa produksi 100 bungkus arang sekam dengan harga Rp 5 ribu per bungkus, maka seminggu pasti memproduksi sekam untuk dibakar. Karena sebagian besar masyarakat desa berprofesi sebagai petani, sehingga setiap bulannya menggiling padi," tutur wanita asal Kedungdowo.
Uniknya ibu-ibu dari kelompok bank sampah ini, saat mengambil sekam dalam jumlah banyak harus menyetir sendiri menggunakan tosa roda tiga. Meskipun awalnya takut, akan tetapi ketika sudah terbiasa mereka pasti berani.
Selain mengolah sekam, bank sampah mawar juga mengolah sampah plastik maupun atom hingga kardus. Namun, untuk pengambilannya dilakukan empat kali dalam sebulan.
"Kalau dalam jumlah banyak kami ambil menggunakan tosa dan menyetir sendiri. Awalnya pasti takut tapi sekarang sudah terbiasa, saat ini ada 27 anggota bank sampah. Bedanya pengambilan karena untuk sampah seperti itu tidak banyak," jelasnya.
Ia berharap, nantinya bisa terus mengembangkan arang sekam hingga terjual luas di pasaran baik lokal maupun luar Bojonegoro. "Selain itu, kelompok bank sampah mawar juga membutuhkan pelatihan untuk pengembangan," harapnya. [liz/ito]
Tag : arang, sekam, balen, bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini