Ramai Wabah PMK, Penjualan Daging Sapi di Pasar Tradisional Tetap Stabil
blokbojonegoro.com | Wednesday, 18 May 2022 13:00
Penjual daging sapi di pasar tradisional Bojonegoro. (Lizza/blokbojonegoro)
Reporter : Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Laju pembelian daging sapi di Pasar Tradisional Bojonegoro, tidak terpengaruh dengan maraknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menginfeksi sapi. Bahkan, kondisi penjualan daging masih stabil.
Seperti yang terpantau di salah satu lapak daging sapi milik Hajah Titik asal Tulungrejo, menurutnya meski ramai pemberitaan wabah PMK yang menjangkit pada hewan ternak sapi hingga saat ini belum terlihat adanya dampak terhadap penjualan daging sapi. Terlebih di Kabupaten Bojonegoro juga belum ditemukan sapi terinfeksi PMK.
"Adanya penurunan akibat pasca Idul Fitri, karena sebelumnya daging sapi sempat naik menjadi Rp150.000 per kilogram. Namun sekarang turun harga sebesar Rp120.000, dari pihak Disnakan juga mengimbau agar tidak membeli sapi di luar wilayah Bojonegoro," ungkap Hj. Titik.
Hal senada juga diungkapkan oleh, penjual daging sapi lainnya, H. Ali asal Bojonegoro, meski ramai kabar wabah PMK di Jawa Timur. Penjualan daging sapi yang telah ia lakoni sejak tahun 1958 hingga kini masih tetap aman dan normal.
"Hanya terjadi penurunan daya beli, akibat pasca idul fitri. Naik sekitar Rp130.000 per kilogram, sekarang normal Rp120.000 per kilogram," sambung H. Ali.
Masih kata H. Ali, menurutnya meski ramai terjadi wabah PMK yang menginfeksi pada hewan ternak jenis sapi. Pihak Pemda Bojonegoro, melalui disnakan sudah mengantisipasi pasar hewan, terkait larangan sapi pendatang dari luar Bojonegoro.
"Meski begitu, jika wabah ini terus berkepanjangan. Dampaknya harga daging sapi di pasaran kian mahal. Karena suplai tidak ada, sementara waktu ambil di area lokal Bojonegoro,"ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Bojonegoro, Sugiarti Sri Rahayu, menyampaikan agar masyarakat tak perlu khawatir jika ingin mengkonsumsi daging sapi yang terkena virus PMK. Pasalnya, meski sapi tersebut sudah terjangkit, dagingnya tetap boleh dan aman untuk dikonsumsi.
"Tidak semua bagian bisa dikonsumsi, ada beberapa bagian yang tidak direkomendasikan aman untuk dikonsumsi. Seperti bagian kepala dan jeroan itu tidak boleh dimakan," tuturnya.
Selanjutnya, kepada peternak sapi, pihaknya berharap agar tidak panik secara berlebihan. Tetapi harus tetap waspada. "Karena penyakit mulut dan kuku ini bisa sembuh dan tidak berbahaya bagi manusia. Lantaran penyakit tersebut dipastikan tidak menular ke manusia," tutupnya. [liz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini