Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Pawai Budaya

Lestarikan Tradisi, Jetak Suka Banjir Angkat Budaya "Tingkepan Jonegoroan"

blokbojonegoro.com | Sunday, 28 August 2022 20:00

Lestarikan Tradisi, Jetak Suka Banjir Angkat Budaya

 

Reporter: M. Anang Febri

blokBojonegoro.com - Pawai budaya yang digelar pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), diikuti oleh sejumlah peserta dari SMA/SMK sederajat dan lembaga Perguruan Tinggi beserta umum, termasuk para warga Kelurahan Jetak, Kecamatan Bojonegoro. 

Uniknya, "Masyarakat Jetak Suka Banjir" ini mengangkat konsep "Tingkepan Jonegoroan". Salah satu konsep yang sesuai dengan tema pawai budaya Bojonegoro, yakni Pesona Budaya Bojonegoro.

"Adat tingkepan, suami-istri yang akan merayakan masa kehamilan 7 bulan. Ditingkepi supaya lancar dalam persalinan," buka Oky Dwi Cahyo, kreator Jetak Suka Banjir menceritakan sedikit konsepnya.

Seniman muda Bojonegoro ini menambahkan, dalam tingkepan adat Bojonegoro juga disertai kothekan lesung. Ini menunjukkan bahwa betapa para tetangga juga menyambut suka cita karena pasangan manten sudah berhasil hamil.

"Ada juga properti kelapa kecil warna kuning atau disebut cengkir. Pecah cengkir Arjuno dan Srikandi, kalau cengkir yang terbelah sempurna Arjuno berati bayinya laki-laki, begitu juga sebaliknya," tutup seniman yang termasuk dalam Komposer Muda Jawa Timur itu kepada blokBojonegoro.com, Minggu (28/8/2022).

Dari barisan pawai budaya, oleh warga Jetak Suka Banjir, terdapat pawai sejumlah emak-emak yang berdandan ala dukun bayi. Dukun bayi disini merupakan sesepuh atau tokoh masyarakat yang biasanya mengurus persalinan bayi secara tradisional, jauh sebelum banyak bidan dan ilmu kedokteran berkembang pesat seperti saat ini, yang bertugas mulai dari mengurus adat 7 bulanan hingga bayi lahir ke dunia dan menginjak usia 1 tahun.

Pada barisan belakang para dukun bayi yang berdandan kekinian itu pula, ada sebuah lesung kayu yang dikothek atau ditabuh emak-emak dengan nada irama dan nyanyian judul Gugur Gunung. Sebuah lagu tradisional yang menggambarkan guyub rukun dan gotong royong suatu kelompok masyarakat. [feb/lis]

 

Tag : Budaya, warga, jetak



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini