Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Potret Kisah-Kisah Toleransi Islam-Hindu di India

blokbojonegoro.com | Sunday, 06 November 2022 07:00

Potret Kisah-Kisah Toleransi Islam-Hindu di India Foto: timesofindia.com

 

Reporter: Nidlomatum MR

blokbojonegoro.com -Sebagai makhluk sosial, manusia jelas tercipta dengan perbedaan satu dengan yang lain. Selain itu sebagai individu yang berinteraksi dalam masyarakat tak mungkin selalu selaras

dan sekata, hal inilah yang seringkali menjadi pemicu konflik. Keniscayaan keragaman dalam keberagamaan juga rawan menjadi penyebab perpecahan saat bermasyarakat. 

Perbedaan yang ditanggapi dengan sikap egois dan menganggap apa yang diyakini paling benar pernah menjadi penyebab konflik di India hingga terjadi ketegangan antara umat Hindu dan Muslim di negara tempat kelahiran artis Shahrukh Khan itu. 

Sejumlah peristiwa memilukan akibat pertikaian kelompok antar-agama terjadi di India. Meski demikian, menurut masyarakat Indonesia yang ada di sana, situasi keagamaan di India sebenarnya rukun-rukun saja. Sempat bergejolak karena isu-isu sensitif agama dan juga karena adanya kebijakan yang dinilai diskriminatif. Karena gejolak yang terjadi ini viral sehingga membuat pandangan intoleransi agama mencuat hingga mengesampingkan potret-potret kerukunan umat beragama di negeri tempat mengalirnya Sungai Gangga ini.

"Sebenarnya kalau masalah toleransi mereka sangat toleran. Taj mahal adalah bukti sejarah yang diakui dunia tentang toleransi orang sana (India)," ujar seseorang yang pernah lama belajar di India, Nelly Nurul Azizah. 

Menurutnya, keramahan orang-orang Hindu di sana juga sangat tampak, karena mereka menyediakan arah kiblat dan juga tidak mempermasalahkan ketika umat Islam mau sholat di tempat ibadah mereka. "Orang-orang Hindu di sana juga sangat toleran, rasa kemanusiaan mereka juga sangat tinggi," imbuhnya.

Di tengah berita ketegangan antara komunitas Hindu dan Muslim di India, kisah harmoni Hindu-Islam tampak di daerah Sangrur, Punjab, India. Dikutip dari https://m.timesofindia.com/city/chandigarh/punjab-hindus-give-land-aid-for-sangrur-mosque/articleshow/94315740.cms, keluarga Hindu menyumbangkan tanah untuk pembangunan masjid pertama di desa setempat.  

Seorang warga yang beragama Islam, Muhammad Jaffar Khan mengaku sebenarnya sudah sejak sekitar tiga tahun lalu dia mengupayakan ada tanah yang bisa dijadikan sebagai lokasi berdirinya masjid untuk beribadah 10 hingga 12 Kepala Keluarga (KK) Muslim yang tinggal di desanya. Namun, usaha itu tidak ada perkembangan.

Akhirnya, ketika ada pertemuan warga desa memusyawarahkan masalah kebutuhan tanah untuk masjid ini, tetangganya yang beragama Hindu bernama Balbir Singh (54) dan Harmesh Singh (62) mengumumkan bahwa mereka akan menyediakan tanah. "Mendengar hal ini kami umat Muslim sangat berbahagia hingga tidak punya kata-kata untuk berterima kasih kepada mereka," kata Jaffar Khan.

Senada dikatakan Paman Jaffar, , Hanief Khan, yang juga berterima kasih kepada saudara-saudara Hindu atas hadiah yang tak ternilai bagi umat Islam itu. "Kami meyakinkan mereka bahwa sebelum berdoa untuk diri kami sendiri di masjid (ketika dibangun) kami akan berdoa untuk mereka," kata Hanief Khan.

Hanief menambahkan, hadiah tanah ini menjadi hadiah yang tak ternilai bukan hanya bagi generasi Muslim saat ini tapi juga untuk generasi-generasi berikutnya. 

"Dan kami berhutang budi kepada saudara-saudara Hindu kami untuk itu," ujarnya.  

Sementara itu sang donatur, Balbir Sight mengatakan, mereka memberikan tanah tersebut karena mereka ingin saudara-saudara Muslim mereka memiliki tempat ibadah di desa tersebut. “Kami memiliki sebidang tanah ini berukuran tiga biswa. Kami senang bisa digunakan untuk pembangunan masjid," kata Balbir .

Selain cerita ini, dikutip dari media yang sama, Di Kota Mangaluru tepatnya di Desa Kepu, di Bantwal di Dakshina Kannada, seorang pemilik bengkel teknik memutuskan tidak memungut biaya untuk memperbaiki gerbang Masjid Marakkini. 

Ta'mir masjid Mohammed Ali berkata, awalnya gerbang lama masjid telah berkarat, sementara pihak masjid belum ada uang berlebih untuk menggantinya, karena itu berinisiatif hanya memperbaiki sementara asal bisa difungsikan daripada mengeluarkan uang lebih untuk beli yang baru. "Akhirnya kami meminta tolong Udaya dari Sai Engineering Works, untuk memperbaiki pintu gerbang. Dia memperbaikinya dengan cepat. Namun, ketika kami menawarkan untuk membayarnya, dia menolak menerima uang itu, mengatakan bahwa itu untuk masjid," ujar Ali.

Udaya mengaku memang pihaknya menggratiskan biaya perbaikan untuk tampat ibadah sebagai kontribusi perusahaannya. Tentu saja, sikap ini diapresiasi secara luas. "Ini adalah tempat ibadah, dan sebagai tanda niat baik, saya memutuskan untuk tidak membebankan biaya kepada mereka untuk pekerjaan perbaikan gerbang. Kami juga melakukan hal yang sama jika ada orang-orang dari kuil dan tempat lain mencari bantuan atau sumbangan," katanya.

Pernah juga ada kisah di desa Nanhera, kota Muzaffarnagar, Uttar Pradesh, India. Sebuah masjid tua di kampung tersebut hingga kini terurus cukup baik di tengah-tengah komunitas Hindu. 

Uniknya, masjid itu diurus oleh seorang pemeluk Hindu bernama Ramveer Kashyap, dia rela merawat masjid berusia 120-an tahun itu selama puluhan tahun. Ia menjaga, membersihkan, menyalakan lilin di kala petang, juga memperbaiki bangunan bila ada bagian yang rusak. Keahlianya sebagai tukang batu bermanfaat ketika masjid butuh sedikit renovasi.

Pria 64 tahun ini mengaku ikhlas melaksanakan semua ini sebagai tugas agama. "Iman saya mengajarkan saya untuk menaruh hormat terhadap semua tempat ibadah," kata Ramveer, seperti dilaporkan India Times. 

Demikianlah banyak sisi-sisi praktik toleransi yang ada di India di tengah merebaknya isu-isu intoleransi antar umat beragama. Semoga kisah-kisah yang mencerminkan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan dalam keragaman ini menjadi teladan bagi kita semua.

Tag : Toleransi, agama , India, Hindu



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini