Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Asal Usul tradisi Megengan dan Makna Apem 

blokbojonegoro.com | Tuesday, 21 March 2023 20:00

Asal Usul tradisi Megengan dan Makna Apem 

Reporter : Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Ramadan atau bulan puasa biasanya disambut dengan meriah oleh umat Islam. Termasuk di Kabupaten Bojonegoro yang mengenal tradisi megengan atau tradisi khusus untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. 

Menurut Budayawan asal Bojonegoro, Suyanto atau Yanto Munyuk, bersumber dari berbagai literatur bahwa megengan sendiri berasal dari kata dasar megeng dan mendapat akhiran-an. Atau megeng dari bahasa jawa yang bermakna ngempet, menahan, mengerem hingga mengendalikan diri.

"Termasuk berkonsentrasi dalam menjelang datangnya bulan puasa atau ramadan. Kegiatannya dinamakan megengan/mulai berkonsentrasi diri untuk persiapan, melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadan," ungkap Pakde Yanto Munyuk sapaan karibnya. 

Lanjut Suyanto, megengan sendiri di masyarakat identik dengan selamatan/ bancakan. Yaitu berbagi makanan pada selamatan/bancakan dengan mengundang tetangga. Namun saat ini sudah mengalami pergeseran dalam pelaksanaanya.

"Mulanya 1 hari sebelum puasa diadakan selamatan dari rumah ke rumah lainya. Karena dinilai kurang efektif dengan hitungan sebanyak rumah warga yang ada, dan cenderung makanan berupa berkat tidak termakan karena saking banyaknya. Maka berubah bentuk pelaksanaan selamatan tersebut," papar Suyanto. 

Menurutnya, selamatan tersebut nilai shodaqoh tetap dilaksanakan dengan memberikan berkat kepada tetangga mereka bahkan setelah didoakan sendiri. 

"Jadi niatnya bersedekah dan ini sudah menjadi tradisi, tidak lagi dilakukan satu hari menjelang puasa. Namun sesuai selera waktunya, dengan berharap makanan yang diberikan bisa dimakan/ dinikmati oleh tetangga," ucapnya. 

Karena berkat yang dihidangkan identik dengan jajanan berupa apem, pada prinsipnya ada perubahan lafal/pelafalan dari kata apem dari apen (amalan kanthi pen dalam bahasa jawa) atau mengutamakan amalan. 

"Sekali lagi nilai pesan melalui benda dan inilah ciri khas jawa. Dengan bentuk bulat, dicetak satu demi satu. Maksud nilai pesan yaitu menyatukan tekat bulat untuk mengutamakan amalan di bulan ramadan," pungkasnya. [liz/ito].

 

Tag : Menengah, puasa, Ramadan, Bojonegoro



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini