Lebaran Tahun Ini Berpotensi Berbeda, Ini Penjelasan Muhammadiyah
blokbojonegoro.com | Wednesday, 19 April 2023 08:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah untuk menentukan Lebaran atau Idul Fitri 2023 merupakan informasi yang dinantikan pada akhir Ramadan. Sebagaimana berita yang beredar luas bahwa hari Raya Idul Fitri Tahun 2023 ini berbeda antara Pemerintah dengan Muhammadiyah.
Dalam hal ini Wakil Ketua PD Muhammadiyah Bojonegoro, Bidang Kebijakan Publik, Sholikin Jamik menyampaikan bahwa kemungkinan terjadi perbedaan Idul Fitri tahun ini. Perbedaan itu bukan karena metode hisab maupun rukyat, tetapi perbedaan kriteria dalam penentuan awal bulan.
"Ada 2 kriteria penentuan awal bulan. Yang pertama kriteria wujudul hilal (asal hilal sudah terwujud saat matahari terbenam berapapun derajatnya, maka besok sudah masuk awal bulan). Kriteria ini mendasarkan dimana bulan lebih terlambat terbenam dari pada matahari, inilah metode yang digunakan Muhammadiyah," papar Solikhin Jamik.
Sehingga berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang di pedomani Muhammadiyah, hilal pada saat matahari terbenam di tanggal 20 April 2023. Maka hilal sudah terwujud yang tinggi hilal 1 derajat lebih (hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam. Karena bulan berada di atas ufuk) sehingga Muhammadiyah memutuskan Idul Fitri jatuh pada Jumat, 21 april 2023.
"Kedua kriteria MABIMS (Mentri Agama Brunei Indonesia, Malaysia dan Singapura) penentuan awal bulan yang mana posisi hilal saat matahari terbenam sudah mencapai ketinggian 3 derajat di atas ufuk. Dengan sudut elongasi 6,4 derajat menurut kriteria imkanur rukyat atau visibilitas, hilal MABIMS tidak mungkin terlihat hilal pada hari Jumat tgl 21 April 2023. Untuk itu awal Syawal di tetapkan pada hari Sabtu tanggal 22 April 2023," beber Solikhin Jamik.
Pihaknya juga mengimbau kepada warga Muhammadiyah Bojonegoro, meminta wajib melaksanakan keputusan persyarikatan. Dengan mengetahui ilmunya dan yakin tanpa ada keraguan, tetap menghormati golongan pemahaman lain yang tidak sama dengan Muhammadiyah.
Melaksanakan salat Idul Fitri di tanah lapangan dan harus dilakukan dengan tertib, rapi, menjunjung tinggi sopan santun serta taat hukum publik. Juga menghindari pikiran dan sikap merasa paling benar.
"Kepada sesama umat Islam untuk saling menghormati dan menghargai, tetap menjaga ukhuwah dan persaudaraan sesama umat islam. Dan kepada masyarakat luas bahwa idulfitri ini diperkirakan tidak akan sama, maka kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menyikapi perbedaan itu dengan baik," ujarnya.
Selanjutnya, kepada Pemerintah bahwa pihak Muhammadiyah memohon untuk memberi tempat di ruang publik agar warga Muhammadiyah melaksanakan keyakinannya. Karena Muhammadiyah menyakini pemerintah bisa bersikap adil dan ihsan dalam perbedaan.
"Muhammadiyah memang memiliki fasilitas untuk menyelenggarakan salat Idul Fitri. Tapi yang diinginkan Muhammadiyah pemerintah hadir memberi fasilitas publik yang milik seluruh golongan dan rakyat," pungkas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Panitera PA Bojonegoro. [liz/lis]
Tag : Muhammadiyah, Lebaran, Idul fitri
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini