Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

BRI Fellowship Journalism 2023

Membungkus Untung dari Produksi Penjualan Keripik Ubi Ungu

blokbojonegoro.com | Tuesday, 20 June 2023 18:00

Membungkus Untung dari Produksi Penjualan Keripik Ubi Ungu

Reporter : Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Keripik merupakan salah satu camilan yang cukup populer di Indonesia. Jenisnya pun beragam dan terbuat dari umbi-umbian maupun buah, rasanya juga bervariasi.

Salah satunya keripik ubi ungu atau orang Jawa menyebutnya telo ungu. Selain bermanfaat bagi kesehatan karena memiliki kandungan serat yang tinggi, juga memiliki cita rasa yang sangat manis bercampur gurih ketika dijadikan keripik.

Andalkan Perlengkapan Seadanya dan Manfaatkan Sumber Daya Alam

Salah satu pengusaha yang menjalankan usaha keripik ialah Susi Liniswati asal Desa/Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Ia mengolah ubi ungu untuk dijadikan keripik sejak tahun 2021, dengan mengandalkan perlengkapan dapur seadanya serta memanfaatkan hasil tanam berupa ubi ungu.

Setiap harinya saat ramai pemesan, ia mampu memproduksi sebanyak 10 hingga 15 kilogram keripik ubi ungu. Yang mana harus membutuhkan sebanyak 5 liter minyak goreng untuk sekali penggorengan.

"Cara membuatnya cukup mudah, mulai dari pemilihan ubi ungu lalu dikupas. Kemudian di iris dan direndam dengan air garam, lalu digoreng menggunakan minyak dan ditiriskan," ungkap Susi Liniswati.

Dijual di Ritel Modern Dan Reseller, Serta Lewat Sosial Media

Lanjut wanita asal Kalitidu, setelah selesai produksi. Keripik ubi ungu yang sudah dikemas rapi dan cantik lalu dititipkan di beberapa ritel modern dan toko oleh-oleh di Jawa Timur. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 50.000 per kilogram.

Setelah meraih kesuksesan, wanita yang akrab disapa Susi tidak ingin menikmati sendiri. Karena sadar pentingnya manfaat berwirausaha untuk pengentasan perekonomian, ia juga membuka peluang bagi para reseller dengan harga istimewa.

"Seringnya pedagang asongan dan pasar yang ambil buat dijual lagi, mereka ambil harga Rp1000-Rp2000. Kalau online penjualan memanfaatkan sosial media facebook hingga instagram," ucapnya.

Terkendala Pengiriman Hingga Rugi Puluhan Juta

Disinggung terkait kendala yang pernah dihadapi ketika berbisnis, ia mengaku selama ini tidak pernah ada kendala untuk produksi. Hanya saja hambatan pemasaran saat pandemi Covid-19, jika ditaksir kerugian yang dialami hampir Rp 60 juta.

"Semua pengiriman kembali semua. Ditaksir waktu itu satu toko bisa sampai Rp 4 juta, di SRC Tuban, Royal Plaza hingga pusat oleh-oleh di Batu. Karena pandemi, stok melimpah dan terkendala pengiriman,"ujarnya.

Bergabung Dengan KUR BRI, Rasakan Transaksi Lewat Digitalisasi

Meski sempat vakum, ketika Pandemi Covid-19 dan segala pembatasan sosial berakhir. Rupanya tak membuat wanita paruh baya asal Kalitidu ini menyerah, ia berusaha bangkit dan memperlebar sayap usahanya dengan cara bergabung lewat kredit usaha ringan (KUR) BRI.

Kala itu, salah seorang mantri atau tenaga pemasar mikro sebutan BRI. Sedang menawarkan KUR bagi para pelaku usaha, mulai dari bunganya yang cukur ringan hingga prosesnya juga mudah.

"Selain permodalan juga diperkenalkan digitalisasi pembayaran lewat BRImo, ke depan dibantu pemasaran melalui marketplace PaDi UMKM," imbuh wanita asal Kalitidu.

Sebagai pelaku usaha, wanita yang akrab disapa Bu Susi berharap nantinya keripik ubi ungu ini bisa menjadi salah satu kuliner khas Bojonegoro. Terlebih
keripik buatannya menggunakan hasil bumi dari pekarangan maupun lahan pertanian.

"Harapannya Pemda setempat maupun stakeholder, terutama BRI Bojonegoro. Bisa melirik dan menjadikan keripik ubi ungu ini sebagai kuliner khas, yang nantinya bisa dikenal luas oleh masyarakat," harapnya.

Terpisah, Kepala Unit BRI Kalitidu, Nurhadi menambahkan wilayah binaan Unit Kalitidu terdapat dua Kecamatan. Diantaranya Kecamatan Kalitidu tercatat 18 Desa, termasuk salah satu produsen keripik ubi ungu yang tinggal di Kecamatan Kalitidu atau tepatnya di Dusun Krajan.

UMKM sendiri memiliki peran penting bagi perekonomian desa, termasuk memberikan sumbangsih yang signifikan. "Terutama dalam pembentukan produk domestik dan UMKM mampu menyerap tenaga kerja," sambung Nurhadi.

Terkait permodalan pihaknya bisa memberikan modal pinjaman berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kupedes maupun produk turunan.

"Dengan harapan UMKM dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian di desa tersebut,"beber Nurhadi. [liz/ito]

Tag : telo ungu, bojonegoro, keripik



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini