Bubur Suro dan Tradisi yang Masih Bertahan di Masyarakat Jawa
blokbojonegoro.com | Friday, 28 July 2023 16:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Bubur suro merupakan salah satu tradisi atau adat yang berkaitan dengan bulan suro dalam budaya Jawa. Bulan suro sendiri merupakan bulan pertama dalam penanggalan Jawa dan dianggap memiliki makna spiritual yang kuat.
Bubur suro juga terkenal sebagai kuliner khas yang disajikan pada tanggal 1 suro. Menurut kepercayaan Jawa, bubur tersebut memiliki makna simbolis sebagai ungkapan rasa syukur kepada leluhur. Dan sebagai bentuk permohonan keselamatan serta keberkahan dalam menjalani tahun yang baru.
Wakil Ketua PD Muhammadiyah Bojonegoro Bidang Kebijakan Publik dan Hukum, Sholikin Jamik menegakkan bubur suro biasanya disajikan dalam jumlah besar dan dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang terdekat.
Proses pembuatan bubur suro juga memiliki makna tersendiri. Bubur tersebut biasanya terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan kelapa dan gula merah.
"Proses memasaknya dilakukan dengan hati-hati dan penuh doa, hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur," ujarnya.
Setelah bubur matang, bubur suro akan disajikan dalam wadah yang khusus. Yaitu seperti tampah atau nampan anyaman dari daun pisang. Kemudian diberikan kepada keluarga dan tetangga sebagai simbol kebersamaan, persaudaraan dan saling berbagi.
"Meskipun Bubur Suro memiliki makna dan nilai-nilai budaya yang dalam. Penting untuk diingat bahwa adat dan tradisi ini bersifat lokal, terkait dengan kepercayaan masyarakat Jawa," ucapnya.
Setiap daerah atau keluarga mungkin memiliki variasi atau interpretasi yang berbeda dalam melaksanakan adat ini. "Jadi, jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang bubur suro. Disarankan untuk berkonsultasi dengan sesepuh, tokoh adat setempat yang memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang tradisi ini," beber Sholikin Jamik. [liz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini