Sebuah Pesan untuk Guru dan Siswa
blokbojonegoro.com | Tuesday, 28 May 2024 09:00
Oleh: Slamet Widodo, S.Pd.*
blokBojonegoro.com - Tujuan utama saya menulis artikel ini adalah untuk muhasabatun nafsi (mengoreksi diri sendiri). Namun, saya bersyukur, apabila ada pembaca yang bisa mendapat manfaat setelah membaca artikel yang, menurut saya, remeh temeh ini.
Senin malam, 27 Mei 2024, sekira pukul 22.30 WIB, saya scroll-scroll Tiktok. Tak sengaja muncul di FYP sebuah video yang menurut saya, sangat bermanfaat, sarat dengan ilmu dan nasihat. Saya tertarik dengan isi video itu. Sehingga saya putar berulang-ulang. Saya coba dengarkan baik-baik dan saya coba memahami isinya. Lalu saya tulis. Agar tidak hilang begitu saja.
Video yang saya maksud adalah nasihat dari Dr. Muhammad Asrori M.Pd. Video yang berdurasi satu menit itu berjudul “Seharusnya Semboyan Guru itu”, diunggah oleh akun ponpesma_unisla.
“Karena guru itu harusnya bersemboyan: ‘ana qori’, anta sami’, wallahu haadi. Saya baca, kamu mendengarkan, tapi yang ngasih hidayah itu tetap Allah,” tuturnya.
Semua guru pasti menghendaki agar murid-muridnya bisa memahami penjelasan dari guru. Begitu pun, semua murid pasti menginginkan agar bisa memahami materi yang dijelaskan oleh guru.
“Tapi Allah yang Maha Berkehendak. Ana urid, anta turid, wallahu lima yurid,” jelas Direktur Ponpesma Unisla itu.
Di akhir video tersebut, beliau berpesan kepada semua siswa/mahasiswa/santri, agar terus belajar, walaupun sulit untuk memahami pelajaran. Sebab, manusia berkewajiban belajar mulai dari buaian seorang ibu hingga ke liang lahat.
Selain itu, beliau juga berpesan agar terus istikamah menjadi orang baik. Jangan pernah membiarkan sesuatu mengganggu kita dan membuat kita melenceng dari jalur yang sudah baik.
Saya juga teringat pesan KH. Maimun Zubair atau akrab kita panggil Mbah Mun untuk para guru. Pesan itu tertulis dalam buku “Pesan Cinta Mbah Moen”, hal. 71 yang disusun oleh Tim Rene Islam dan PT. Rene Turos Indonesia, tahun 2022.
“Jadi guru itu tidak usah mempunyai niat bikin pintar orang. Nanti kamu hanya marah-marah ketika melihat muridmu tidak pintar. Ikhlasnya jadi hilang. Yang penting menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik. Masalah muridmu kelak jadi pintar atau tidak, serahkan pada Allah. Didoakan terus-menerus, agar muridnya mendapat hidayah.”
Jujur, kebanyakan dari kita sebagai guru, dalam membimbing siswa berambisi agar semua siswa bisa memahami materi yang kita sampaikan. Dan juga terkadang muncul dalam diri, kita merasa mampu membuat siswa menjadi pandai. Namun, kita lupa bahwa sekuat apapun kita berkehendak, namun ada Dzat yang Maha Berkehendak dan Maha Membolak-balikkan hati manusia, yakni Allah Swt.
Guru juga manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa. Juga memiliki batas kesabaran. Guru terkadang naik darah, apabila menemui siswa yang selalu melanggar tata tertib sekolah, tentu hal itu membuat kita jengkel dan lelah. Walaupun begitu, guru harus dituntut untuk bersabar.
Namun, jangan berkecil hati, menurut Mbah Mun, hal yang paling hebat bagi guru adalah mendidik. Dan rekreasi yang paling indah adalah mengajar.
Pesan Mbah Mun kepada guru agar menghadirkan gambaran bahwa salah satu di antara murid itu kelak akan menarik tangan kita menuju surga.
Pesan untuk para guru, tetaplah istikamah dalam mengajar, membimbing dan mendidik siswa yang menjadi generasi masa depan. Di tengah gempuran hujatan para netizen yang “merendahkan” profesi guru.
Semoga Allah swt. menambahkan rasa ikhlas, sabar dan kekuatan dalam dada kita dalam menghadapi dan menyikapi oknum wali murid sosialita yang nyinyir di media sosial serta siswa yang makin hari semakin sulit dikendalikan. [mu]
*Guru Matematika MTs Negeri 3 Bojonegoro
Tag : guru, murid, mengajar, belajar, opini
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini