22:00 . Pj Gubernur Jatim: Terimakasih Telah Mengawal Pesta Demokrasi Berjalan Baik   |   15:00 . Peringati HUT ke 17, Ademos Gelar Halal Bi Halal Bersama Mensesneg RI   |   23:00 . Lupa Ambil Kunci, Motor Pegawai Koperasi di Bojonegoro Digasak Maling   |   22:00 . Gudang Beras di Balen Bojonegoro Terbakar   |   21:00 . Bejat, Begal Payudara di Tuban, Onani Setelah Beraksi   |   20:00 . Warga Tuban Diduga Tenggelam di Bengawan Solo, Petugas Masih Lakukan Pencarian   |   19:00 . Jembatan Kare Penghubung Tuban Bojonegoro Diduga Rawan Jambret   |   18:00 . MGMP PAI SMK Bojonegoro Gelar Halal Bihalal   |   17:00 . SKK Migas Akan Selesaikan 15 Proyek Hulu Migas Tahun 2024   |   16:00 . Simak, 5 Jalur PPDB Jatim 2024 untuk SMA dan SMK dan Tahapan Pendaftaran   |   15:00 . Merajut Harapan, Meraih Masa Depan   |   14:00 . Komitmen Sinergi Tingkatan Kompetensi, Guru Matematika Bojonegoro Gelar Silaturahmi   |   13:00 . Desa Pajeng-Gondang Wakili Bojonegoro Lomba Pelaksana Gotong Royong Terbaik Tingkat Jatim   |   12:00 . Lima Tahun Terakhir Terus Naik Indeks Pembangunan Gender Bojonegoro   |   11:00 . Olah Pisang Jadi Kerupuk dan Keripik, Mahasiswa Unigoro Lolos Pemuda Pelopor Bidang Pangan   |  
Mon, 29 April 2024
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Agar Petani Tak Hilang Penerusnya

blokbojonegoro.com | Friday, 01 December 2023 14:00

Agar Petani Tak Hilang Penerusnya

Oleh: Bella Ayu Kusumahati*

blokBojonegoro.com - Petani adalah seseorang yang melakukan budidaya tanaman di lahan miliknya, mulai dari pembibitan hingga panen. Petani merupakan pekerjaan yang mulia, bagaimana pun juga orang-orang yang hidup di kota tidak akan bisa makan nasi, tanpa adanya petani yang menanam padi di desa.

Tapi sayangnya, para anak petani yang disekolahkan tinggi oleh para petani tersebut engan menjadi petani. Padahal mereka bisa wisuda dan memiliki gelar sarjana juga karena hasil panen orang tua mereka yang adalah seorang patani.

Mereka berpendapat bahwa petani bukan pekerjaan yang keren, bukan pekerjaan yang bisa dibanggakan bahkan hasil dari pertanian itu adalah tebak-tebakan. Karena menurut mereka petani adalah pekerjaan yang kotor, sering terkena lumpur dan kotoran hewan.

Berbeda dengan bekerja di kantor yang tidak perlu terkena sinar matahari dan tinggal duduk manis didepan monitor. Sehingga mereka memilih untuk berkerja diluar kota agar tidak menjadi petani di desa.

Sangat miris sekali memang, jika generasi milenial saat ini tidak ada yang mau menjadi pertani, lalu lahan pertanian terus dijual dan dijadikan perumahan padat penduduk. Apa yang akan kita makan nantinya? Darimana kita mendapatkan nasi jika tidak ada yang menanam padi?

Di luar sana, bahkan di Bojonegoro sendiri, sudah banyak petani milenial yang memberi contoh bila berpetani tidak harus kotor. Petani bisa berdasi seperti pegawai kantor.

Salah satunya adalah Mas Fatkul Ilma, seorang petani milenial yang juga pendiri Gubuk Edukasi Djoyo Tani di Dusun Santren, Desa Bendo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Beliau adalah petani milenial yang sukses membudidaya melon dengan cara smart farming.

Mas Fatkul Ilma adalah salah satu bukti nyata bahwa bertani adalah pekerjaan yang menyenangkan, menghasilkan banyak uang, dan bisa bermanfaat bagi banyak orang. Sebab dengan adanya petani milenial, maka akan menumbuhkan lapangan kerja baru bagi orang lain.

Lalu pertanyaannya sekarang, bagaimana cara kita menyadarkan anak petani agar mau memanfaatkan lahan yang mereka miliki agar bisa menjadi petani milenial?

Pertama, sebagai petani orang tua supaya sedini mungkin sudah mengajak anak untuk sering ke sawah, dan memberikan pengertian bahwa petani adalah pekerjaan yang mulia, pekerjaan yang memiliki banyak manfaat.

Sebab tanpa petani orang-orang di luar sana tidak bisa makan, dengan bertani seseorang tidak perlu mengeluarkan uang untuk ngegym atau fitness, kerena bertani merupakan salah satu pekerjaan yang mengeluarkan keringat, sehingga menyehatkan badan.

Juga memberi pengertian agar jangan pernah takut terik sinar matahari. Sebab, orang yang mudah sakit adalah orang yang jarang bahkan tidak pernah terkena sinar matahari.

Kedua, orang tua jangan berfikir bahwa pemuda yang ikut bertani merupakan pemuda pengangguran dan lebih memilih menyuruh mereka keluar dari rumah agar tidak bertani. Sebab, seringkali mental anak muda down karena mereka dibully oleh orang tuanya sendiri.

Perlu disadari bahwa dengan mereka ikut bertani, membantu orang tua di sawah merupakan sebuah anugrah, karen tidak banyak anak yang mau untuk bertani.

Ketiga, sebagai petani orang tua diharapkan bisa memberi pengertian kepada anaknya agar mau berkuliah di jurusan pertanian, sehingga saat lulus nanti bisa membantu orang tua di sawah dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang didapatkan di bangku perkuliahan.

Dengan baiknya sumber daya manusia dalam bidang pertanian maka, tidak akan dijumpai lagi petani yang dibohongi oleh tengkulak, atau petani yang kekurangan pasokan pupuk karena minimnya kuota pupuk bersubsidi dan mahalnya pupuk non subsidi.

Sebab dengan adanya petani milenial yang memiliki pengetahuan yang memadai, ditunjang dengan kemampuan penguasaan teknologi yang baik maka hal-hal tersebut bisa dengan mudah teratasi.

Keempat, pemerintah supaya memberikan beasiswa bagi anak-anak petani yang mau dan ingin melanjutkan pendidikan tingginya di bidang pertanian.

Dengan demikian, akan meringankan beban para petani untuk membiayai pendidikan anak mereka, selain itu bisa menjadi cambuk bagi anak petani untuk bisa menjadi petani milenial. Dan juga menjadi bekal bagi para calon petani milenial, tentang kecanggihan teknologi dibidang pertanian yang tidak ditemui dikehidupan sehari-hari, dan dapat dimanfaatkan dengan baik di kemudian hari.

Kelima, pemerintah memberi wadah bagi petani untuk bisa melakukan pengembangan hasil panennya. Dengan melakukan pameran hasil pertanian atau roadshow pertanian, petani bisa melakukan studi banding agar hasil penennya bisa meningkat.
Keenam, pemerintah memberikan perlindungan bagi para petani, sehingga petani milenial tidak takut merugi karena adanya gagal panen.

Tawaran solusi dari penulis, bagian dari ikhtiar agar generasi milenial tidak ketakutan apalagi enggan untuk menjadi petani. Karena pada dasarnya, petani adalah pekerjaan yang mulia, memiliki banyak manfaat, tidak hanya bagi diri seorang petani tapi juga bagi orang lain yang merasakan hasil dari pertaniannya.

*Penulis adalah Mahasiswi Prodi PAI Fakultas Tarbiyah UNUGIRI Bojonegoro.

 

Tag : Bella Ayu Kusumahati, petani, petani milineal



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

  • Monday, 19 February 2024 20:00

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG Perwakilan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mengunjungi kantor redaksi blokBojonegoro.com (Blok Media Group/BMG), di BMG CoWorking Space, Jalan Semanding-Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan...

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat