Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Menanya Keberadaan Remaja Masjid

blokbojonegoro.com | Thursday, 01 August 2024 13:00

Menanya Keberadaan Remaja Masjid

Oleh: Usman Roin *

MEMBACA-data simas.kemenag.go.id, bila jumlah masjid di Kabupaten Bojonegoro per 1 Agustus 2024 telah mencapai 1.565. Data tersebut jadi menarik bila kemudian dihubungkan dengan keberadaan remaja masjid.

Asumsi penulis, bila keberadaan masjid di Kota Ledre sudah mencapai angka 1.565, artinya keberadaan remaja masjid idealnya juga sama dengan angka sebagaimana tertera. Faktanya, keberadaan remaja masjid belum seideal sebagaimana jumlah keberadaan masjid. Sehingga di sinilah tulisan kecil ini dibuat, sebagai refleksi diri yang ditujukan kepada takmir masjid atau dengan nama lain dewan kemakmuran masjid (DKM).

Nalar kecil penulis sederhana sebenarnya, untuk sekadar mencari data remaja masjid di Kota Migas -nama lain Bojonegoro- penulis jadi kebingungan. Sudah ada berapa masjid yang memiliki remaja masjid? Itulah pertanyaan kecil penulis.

Bicara remaja yang diinginkan aktif di masjid, sampai kini masih menjadi problem akut para takmir atau DKM. Bahkan, dalam simpulan obrolan para takmir yang sempat penulis dengar, kalimat yang sering ditemui kesulitan untuk merekrut remaja agar mau aktif di masjid. Padahal, hakikat penyiapan remaja masjid, menjadi estafet berikutnya jenjang kaderisasi takmir masjid atau DKM.

Jika demikian, hadirnya remaja yang mau aktif di masjid sebetulnya tanggung jawab takmir. Hanya saja, masih banyak takmir masjid atau DKM yang kebingungan memulainya. Tawaran ide kecil ini semoga bisa ikut membantu membentuk, dan kemudian meminta remaja untuk aktif di masjid, antara lain:

Pertama, bagi masjid yang belum memiliki remaja masjid, takmir perlu melakukan pendataan remaja yang ada di sekitar masjid. Termasuk juga mohon maaf putra-putri para pengurus takmir yang hari ini diamanahi masjid, semestinya juga menggerakkan mereka untuk juga ikut aktif di masjid.

Pendataan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah remaja yang dimiliki di lingkungan masjid. Nalar sederhana penulis, remaja yang berada di lingkungan masjid adalah aset sumber daya manusia yang memiliki keterkaitan emosional dengan masyarakat sebagai jamaah. Sehingga, untuk ikut menyukseskan kegiatan takmir hingga menciptakan kegiatan khas ala mereka sendiri, SDM -dalam hal ini remaja sekitaran masjid- harus diketahui dahulu keberadaan jumlahnya.

Kedua, membimbing. Setelah jumlah remaja di sekitaran masjid diperoleh, takmir atau DKM perlu membimbing mereka. Catatan dari penulis, untuk membuat remaja masjid mau aktif di masjid, bimbingan yang diberikan takmir haruslah humanis. Humanis yang penulis maksud adalah takmir murah senyum, ngemong, dan senantiasa memberi semangat dengan menunjukkan rasa senang, murah sapa, serta saling menyalami terhadap kehadiran remaja.

Bila sifat humanis ini disadari oleh takmir masjid, tentu selama mereka membimbing para remaja, cara mendekatinya akan dilakukan dengan kasih sayang. Bukan dengan cara emosional dan menjaga jarak. Justru lebih memainkan peran sebagaimana bapak kepada anak, yang dekat baik secara psikologis maupun sosial.

Dalam proses membimbing, bisa juga takmir meminta bantuan kepada mentor sebaya. Artinya, dihadirkan aktivis muda yang bergelut di remaja masjid untuk memberikan motivasi urgensi menjadi remaja masjid, hingga kemudian ending-nya bisa membentuk keberadaan remaja masjid setempat.

Perihal menghadirkan mentor ini bisa diambilkan dari aktivis remaja masjid yang telah mapan, bisa juga dari organisasi Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), atau yang teranyar organisasi Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI), hingga kepada akademisi yang memiliki rekam jejak (track record) dalam bidang remaja masjid.

Ketiga, memberi ruang. Dalam hal memberi ruang, takmir masjid atau DKM selain menunjukkan langkah-langkah operasional juga memberi kepercayaan untuk menyelesaikan tanggung jawab kegiatan yang diberikan. Bila perlu, takmir ikut menyambungkan di belakang layar terkait proses komunikasi dengan berbagai stakeholder internal maupun eksternal. Sehingga, remaja menjadi tahu dan memiliki pengalaman untuk menuntaskan kegiatan dengan baik serta sesuai dengan harapan takmir.

Bilamana target kegiatan belum sebagaimana ekspektasi, takmir atau DKM tidak perlu terburu-buru marah kepada remaja. Melainkan, tetap memotivasi mereka bila perencanaan, pelaksanaan sebuah kegiatan tidak lepas dari kekurangan. Pada momentum evaluasi inilah takmir menjadi “bapak” yang setia membimbing dengan tetap memotivasi mereka, bila aneka kekurangan dalam melaksanakan kegiatan yang diembankan masih bisa diperbaiki pada momentum mendatang.

Next Pemimpin

Kehadiran remaja masjid yang ada sebagaimana kuantitas masjid yang tertera di data, bagi penulis akan ikut menyukseskan lahirnya calon pemimpin selanjutnya (next leader). Gambarannya di level mikro, kehadiran remaja masjid menjadi calon yang digadang-gadang oleh takmir. Hal tepat sebagaimana penyampaian Bachtiar Firdaus (2016:xi), regenerasi kepemimpinan -dalam hal ini masjid- yang dikawal oleh takmir melalui penyiapan remaja masjid, akan menghasilkan kepemimpinan yang terus terjaga kualitasnya.

Pada level makro bagi penulis, hasil pengalaman empiris menyukseskan aneka kegiatan di masjid menjadi skill unggul untuk kemudian siap beriringan ikut menyukseskan kebijakan pemimpin terpilih mendatang. Jika demikian, hadirnya remaja masjid menjadi sesuatu yang tidak boleh ditawar.

*Penulis adalah Ketua Umum Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (Risma-JT) Kota Semarang Tahun 2006-2007, kini Pengurus Remaja Masjid Agung Darussalam dan Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Unugiri Bojonegoro.

Tag : remaja, masjid, bojonegoro, dkm



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini