22:00 . Ubah Kebiasaan Bakar Limbah Sisa Panen, Petani Belajar Bikin Pupuk hingga Dirikan Koperasi   |   21:00 . Kolaborasi Industri Hulu Migas Mewujudkan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan dengan Pemerintah dan Masyarakat Bojonegoro   |   16:00 . Bawaslu Nyatakan KPU Bojonegoro Langgar Aturan Debat Pilkada   |   15:00 . Mahasiswa STIE Cendekia Bojonegoro Ajak Masyarakat Buat Pestisida Alami   |   14:00 . Inisiasi Persiapan Eco Wisata Lereng Semeru Antara Akademisi Fisip Brawijaya dengan Bank BUMN   |   13:00 . SMKN 1 Bojonegoro Luncurkan Sigma Caffe & Resto Juga Gelar Festival Literasi   |   12:00 . Sukseskan Pemilu, Panwascam Kapas Gelar Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu Serentak   |   11:00 . Serah Terima 3.350 Bibit   |   10:00 . Menanam untuk Menyambut Datangnya Hujan   |   09:00 . Belajar Jurnalistik Santri Ponpes Attanwir   |   08:00 . Ratusan Santri Ponpes Attanwir Belajar Jadi Jurnalis   |   07:00 . Dibuka Kadin Perpusip Bojonegoro, TBM 'Bacalah' Gelar Pelatihan Pengelolaan Komunitas Penggerak Literasi   |   13:00 . Geliatkan Ekonomi Lokal, EMCL Gelar Pekan UMKM 2024   |   09:00 . HSP ke-96, Dinpora Tampilkan Berbagai Pertunjukan hingga Beri Penghargaan Pemuda Bojonegoro   |   08:00 . Sinergi Semua Pihak, Gotongroyong Gerakkan Penghijauan di Desa Leran   |  
Fri, 01 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Ubah Kebiasaan Bakar Limbah Sisa Panen, Petani Belajar Bikin Pupuk hingga Dirikan Koperasi

blokbojonegoro.com | Thursday, 31 October 2024 22:00

Ubah Kebiasaan Bakar Limbah Sisa Panen, Petani Belajar Bikin Pupuk hingga Dirikan Koperasi

Reporter: Parto Sasmito

blokBojonegoro.com - Kebiasaan masyarakat di sekitar wilayah operasi Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru (JTB), yakni di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, adalah membakar limbah sisa panen. Hal itu berbahaya, dan dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan, dan kesehatan.

Pada tahun 2023, operator Lapangan Gas JTB, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 bermitra dengan ALAS Institute, melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM) memberikan edukasi kepada petani untuk mengubah kebiasaan yang membahayakan tersebut, menuju arah positif. Yakni dengan memberikan pendampingan, meningkatkan kapasitas, bahkan membuat wadah koperasi dengan nama Koperasi Produsen Rimba Tani Sejahtera (KOMBAT).

Ketua KOMBAT, Purwiwin kepada blokBojonegoro.com menceritakan, awalnya merupakan langkah tanggap api, karna sekitar pagar area JTB setiap selesai panen, pasti bayak warga yang membakar limbah sisa panen. Sedangkan rata-rata, petani memiliki lahan dekat pagar JTB. Aktifitas pembakaran tersebut dilarang, karena juga berbahaya dalam bagi kegiatan industri migas, khususnya di Lapangan Gas JTB.

“Lalu petani yang punya lahan srkitar pagar JTB dikumpulkan, dan diberikan pengarahan supaya tidak bakar limbah lagi. Lebih baik sisa limbah panen dikumpulkan menjadi satu lalu ditumpuk dan di biarkan nanti bisa menyuburkan tanah,” ulas Mas Win, sapaan akrabnya.

Kemudian, melalui ALAS Institute, petani diberikan pelatihan membuat kompos murni dari kotoran hewan sapi. Supaya petani bisa menghasilkan yang lebih baik karna mengingat harga pupuk semakin mahal dan semakin langka.

“Kami juga diajarin bikin kompos cair untuk penyepreian agar tanaman tidak mudah kena hama dan penyakit. Saat memakai kompos tanaman mnjadi subur tidak mudah kering dan sangat membantu bagi petani juga bisa mngurangi pupuk. Dan harapan petani bisa mandiri tidak mengandalkan pupuk kimia semakin mahal,” ungkap warga Dusun Pohwayang, Desa Bandungrejo ini.

Berikutnya, mereka perlu wadah yang namanya koperasi untuk mempermudah perkembangan produksi. Sehingga sepakat mendirikan Koprasi Rimba Tani Sejahtera (KOMBAT).  “Anggota awal 20 orang sekarang 25 orang. Produksi kompos cair untuk kalangan sendiri dan anggota koperasi. Kalau kompos padat kemaren kirim di kantor Alas di Bojonegoro dan timurnya pagar JTB,” imbuhnya.

Manager Program ALAS Institute, Andestara menjelaskan, Koperasi Produsen Rimba Tani Sejahtera (KOMBAT), merupakan salah satu tujuan dari program Petani Hutan Jambaran-Tiung Biru melalui PPM PT.Pertamina EP Cepu Zona 12.

“Secara garis besar program ini memberikan pendampingan bidang pertanian, penekanan pada perilaku atau kebiasaan cultivasi petani dalam pengolahan lahan yang seblumnya dengan cara pembakaran, serta rintisan pembentukan kelompok ekonomi produktif berbasis ekonomi kerakyatan melalui wadah koperasi,” tutur Andes.

Awal program di tahun 2023 dari keresahan petani hutan dalam kebutuhan pupuk kimia yang susah dan bingung mau cari dimana, petani hutan ingin ada wadah yang mengkoordinir kebutuhan petani khususnya terkait susahnya pupuk.

Salah satu untuk memenuhi tersebut dengan pelatihan pembuatan kompos dan obatan pertanian organik yang nantinya untuk kebutuhan petani hutan, dan untuk mengakomodirnya harus ada lembaga/wadah yg mengelola yaitu koperasi, dan juga petani dapat mandiri dan mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk kimia.

Di tahun 2024 dimulai konsep koperasi, disepakati KOPERASI PRODUSEN, dengan unit usaha penyediaan KOMPOS, obat organik (semua untuk kalangan sendiri), media tanam, bibit organik, penyediaan bahan baku girut dan juga KOMBAT kerjasama dengan Koperasi Berkah Telur Blitar untum kebutuhan jagung sebagai pakan ayam petelur. 

“Legalitas untuk koperasi seperti SK KEMENKUNHAM juga sudah ada,” tegas Andes.
Semangat dan inovasi dalam program ini mendapat apresiasi Manajemen PEPC Zona 12 . Dalam kesempatan Management Goes to Community di lokasi PPM Rabu (25/9/2024)., General Manager PEPC Zona 12, Mefredi, mengunjungi pusat pelatihan dan lokasi sekolah lapang dari LMDH Rimba Tani, yang juga menjadi sekretariat sementara Koperasi Produsen Rimba Tani Sejahtera.

Selain melihat pelaksanaan program, Mefredi juga membuka sesi sharing dan diskusi dengan para penggarap lahan hutan di sekitar area Gas Processing Facility (GPF) Lapangan Gas JTB Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur.

Mefredi dalam kesempatan tersebut, berpesan agar semua pihak dapat saling bersinergi sehingga manfaat program dapat semakin dirasakan secara luas. Sinergi antara petani, ALAS, Perhutani, dan Pertamina ini juga memperkuat hubungan baik dalam kehidupan bermasyarakat. “Sebagai tetangga, kita kuatkan lagi sinergi dan kolaborasi ini agar manfaatnya semakin dirasakan,” pesannya. [ito/red]

Tag : Pertamina ep cepu, pepc, alas institute, kombat, bandungrejo, jtb



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat