Tembus Rp100 Ribu Per Kilogram, ‘Enthung Jati’ di Hutan Bojonegoro Diburu Warga
blokbojonegoro.com | Monday, 25 November 2024 20:00
Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Memasuki musim penghujan warga Kabupaten Bojonegoro yang berada di wilayah selatan dan hutan, memiliki tradisi berburu ulat pohon jati atau ‘Enthung Jati'. Tak hanya dikonsumsi sendiri, warga juga menjual ulat tersebut.
Dengan berbekal toples, tas kresek dan karung, sejumlah warga Kecamatan Dander, Ngasem, Temayang berbondong-bondong mencari kepompong ulat jati itu, di wilayah hutan setempat.
Tak perlu memanjat pohon jati yang menjulang tinggi, mereka mencari ulat jati yang sudah berjatuhan di tanah. Setelah dirasa cukup, mereka memisahkan ulat dari kepompong yang didapatnya, untuk selanjutnya dikonsumsi atau dijual.
Salah satu warga, Jumirah mengungkapkan, dirinya menjual enthung jati dengan harga Rp100 ribu per kilogram, atau Rp10 per cangkir. Sementara mulai pagi hingga sore hari ia dapat menjual hingga belasan cangkir enthung jati per hari nya.
Namun, lanjut Jumirah, adanya Enthung Jati ini tak berjalan lama hingga berbulan-bulan. Menurutnya, paling lama berjalan sekitar satu minggu.
“Nggak sampai sebulan. Paling cuma seminggu ada enthung seperti ini,” ungkapnya, Senin (25/11/2024).
Jumirah mengaku, rasa dari enthung jati ini cukup enak, tergantung dalam memasak. Ia mengaku, enthung jati ini bisa dibuat sayur dan di goreng, tergantung selera masing-masing. Namun, konsumen perlu berhati-hati, karena jika tidak cocok, bisa saja timbul alergi dan terdapat bentol-bentol merah di sekujur tubuh.
“Bisa disayur dan digoreng. Tapi kalau nggak tawar, ya alergi,” jelasnya.
Untuk diketahui, berburu enthung di hutan jati seperti ini, sudah menjadi tradisi warga pinggiran hutan wilayah selatan Kabupaten Bojonegoro, saat musim penghujan tiba, perburuan akan berakhir seiring hilang ulat atau enthung yang sudah berubah menjadi kupu-kupu. [riz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini