Ajak Masyarakat Tangkal Radikalisme dan Intoleransi, Paguyuban Karimon Gelar Seminar Kebangsaan
blokbojonegoro.com | Friday, 10 January 2025 09:00
Reporter : M. Anang Febri
blokBojonegoro.com - Paguyuban Karimon, yang beranggotakan mantan narapidana teroris asal Bojonegoro, berkolaborasi dengan Densus 88 Anti Teror Satgaswil Jawa Timur mengadakan seminar kebangsaan di Hall Suyitno Universitas Bojonegoro (Unigoro). Seminar ini bertujuan membangun moderasi beragama melalui upaya pencegahan intoleransi, radikalisme, dan terorisme, Kamis (9/1/2025).
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, termasuk Kompol Dr. Dani Teguh Wibowo dari Densus 88 Anti Teror Satgaswil Jatim, Dr. Rida Hesti Ratnasari dari Pusdiklat Baznas RI sekaligus pengamat gerakan HTI, Dr. H. Zainal Arifin dari Kantor Kemenag Bojonegoro yang juga menjabat sebagai Ketua Pokja Moderasi Beragama Bojonegoro, Ustad Azhari Dipo Kusumo yang merupakan eks anggota Jamaah Islamiyah dan Kombatan Moro-Suriah, serta M. Bakhru Thohir, M.Si., dosen Unigoro sekaligus anggota jaringan Gusdurian.
Ketua panitia seminar, Arif Budi Setiawan, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini. Menurutnya, seminar kebangsaan ini menjadi yang pertama digagas oleh eks narapidana terorisme di kota migas ini.
"Terima kasih telah mempercayai kami dalam menyelenggarakan acara. Perlu diketahui bersama, Paguyuban Karimon berasal dari akronim karya inspirasi dan harmoni. Kami berharap masyarakat jangan takut berinteraksi dengan eks napi terorisme," ucap Arif.
Pj. Bupati Bojonegoro yang diwakilo Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Bojonegoro, Mahmudi, dalam sambutannya berharap supaya Paguyuban Karimon bisa terus bersinergi dengan Pemkab Bojonegoro untuk mencegah aksi intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
"Kalau bisa ada rencana tindak lanjut setelah seminar kebangsaan ini dilaksanakan. Kira-kira apa kontribusi positif yang bisa dilakukan untuk mencegah adanya tindakan intoleransi dan sebagainya itu," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro, Arief Januwarso, menyampaikan bahwa Unigoro terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Paguyuban Karimon. Ia menekankan pentingnya kampus sebagai tempat diskusi akademik.
"Tentu akan banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari seminar kebangsaan kali ini. Khususnya untuk pencegahan dan penanggulangan terorisme. Mungkin gagasan tersebut bisa diaplikasikan oleh mahasiswa saat KKN di tengah masyarakat nanti,” jelasnya.
Jalannya seminar dipandu langsung oleh Sasmito Anggoro berjalan lancar. Para narasumber sepakat bahwa faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab utama seseorang terjerumus dalam aksi intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Dalam diskusi tersebut juga diungkapkan pentingnya pemberdayaan eks napi terorisme agar mereka dapat mandiri secara ekonomi dan diterima di masyarakat tanpa stigma negatif. [feb/mu].
Tag : Radikalisme, napi, intoleransi, toleransi, kampus, mahasiswa, mantan napi, mantan tetoris
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini