Alumni Attanwir Bojonegoro Ini Raih IPK 3,96 dan Jadi Lulusan Terbaik UIN Walisongo
blokbojonegoro.com | Thursday, 29 May 2025 19:00
Reporter: Nidlomatum MR
blokbojonegoro.com - Yuni Yusrotin, alumni MA Attanwir Talun, buktikan keterbatasan ekonomi bukan halangan meraih prestasi puncak di dunia akademik. Di tengah gegap gempita prosesi wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, nama Yuni Yusrotin bergema penuh haru dan kebanggaan. Perempuan asal Dusun Medalem, Desa Prayungan, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro itu dinobatkan sebagai lulusan terbaik Fakultas Sains dan Teknologi, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96 (nyaris sempurna).
Prestasi ini tak hadir begitu saja. Di balik toga dan senyum bahagianya, tersimpan kisah panjang perjuangan seorang anak bangsa dari keluarga sederhana: ayahnya seorang tukang becak, sementara ibunya berdagang kecil-kecilan di kampung. Namun keterbatasan ekonomi itu tidak pernah memadamkan api semangat belajar Yuni.
“Orang tua sempat berat melepas saya kuliah di luar kota karena keterbatasan ekonomi,” tutur Yuni mengenang awal perjalanannya merantau ke Semarang.
Tumbuh di Lingkungan Pesantren, Tertarik Biologi Sejak Aliyah
Yuni menempuh pendidikan menengah di Madrasah Aliyah Islamiyyah Attanwir, Desa Talun, Kecamatan Sumberrejo, salah satu pesantren yang telah banyak mencetak kader-kader berkualitas. Di sanalah kecintaannya terhadap ilmu hayati mulai tumbuh. Ia kerap mengikuti lomba-lomba olimpiade biologi dan aktif dalam kegiatan-kegiatan madrasah yang mendukung minat akademiknya.
Ketika pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) datang dan namanya dinyatakan lolos di Program Studi Biologi UIN Walisongo, rasa haru dan syukur mengiringi langkah awalnya menapaki dunia akademik tingkat tinggi.
Perjuangan ekonomi belum usai bahkan setelah diterima di perguruan tinggi. Biaya hidup, buku, dan kebutuhan kuliah menjadi tantangan harian. Yuni tak menyerah. Ia mendaftar berbagai program bantuan pendidikan dan sempat mengalami kegagalan di tahap awal. Namun kerja kerasnya terbayar saat berhasil mendapatkan Beasiswa Sepuluh Sarjana Per Desa dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro—program afirmatif bagi anak-anak desa yang ingin kuliah.
“Bagi saya, mendapatkan beasiswa bukan akhir perjuangan, tapi awal tanggung jawab. Saya harus membuktikan bahwa kepercayaan itu tidak salah,” ujarnya.
Sejak semester tiga, Yuni dipercaya menjadi asisten laboratorium biologi dan terlibat dalam berbagai penelitian. Ia menjadi asisten riset bagi dosen pembimbing yang sedang menempuh studi doktoral di Universitas Gadjah Mada (UGM), bahkan turut membantu penelitian mahasiswa S2 dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Tak hanya berprestasi di ruang kelas, Yuni juga aktif dalam kegiatan ilmiah dan organisasi kemahasiswaan. Ia terlibat dalam Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) Riset dan Teknologi, Bank Sampah Walisongo, IKA JATIM, serta Ikatan Keluarga Ma’had Islami Attanwir (IKAMI).
Puncak dedikasi akademiknya tampak ketika ia mengikuti magang di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kebun Raya Bogor. Di sana, Yuni memperdalam minatnya pada bidang botani, khususnya taksonomi tanaman bonsai, yang kemudian menjadi topik skripsinya. Studi itu ia rampungkan dalam waktu hanya 3 tahun 6 bulan, lebih cepat dari masa studi reguler.
“Saya bersyukur bisa belajar langsung dari para peneliti BRIN. Itu memperluas wawasan saya dan memperdalam kecintaan saya pada sains,” katanya.
Selain menjadi lulusan terbaik, Yuni juga tercatat sebagai finalis 6 besar Olimpiade Biologi OASE PTKI II se-Indonesia tahun 2023 dan meraih Bronze Medal dalam International Walisongo Science Competition 2023. Ia juga beberapa kali tampil sebagai pembicara dalam webinar ilmiah nasional.
Semua pencapaian itu, katanya, adalah bentuk bakti untuk orang tua dan kampung halamannya.
“Bapak saya mungkin tidak paham apa itu IPK atau riset, tapi beliau selalu percaya dan mendoakan. Itu yang membuat saya kuat,” tutur Yuni dengan mata berkaca-kaca.
Kisah Yuni adalah potret keberhasilan anak muda dari desa. Bahwa dengan tekad, kerja keras, dan doa orang tua, keterbatasan bukan penghalang untuk meraih puncak prestasi.
“Semoga bisa menjadi inspirasi bagi adik-adik di madrasah dan anak-anak muda lain, bahwa siapa pun bisa sukses asalkan sungguh-sungguh dan tidak menyerah,” pungkasnya.
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini