Dodi Rasyidi, Perajin Kayu
Sulap Limbah Gratisan Jadi Karya Seni Harga Jutaan
blokbojonegoro.com | Wednesday, 21 February 2018 19:00
Reporter: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Barang bekas bagi sebagian orang umumnya hanya dipandang sebelah mata, bahkan dianggap barang yang tidak ada gunanya dan tidak bernilai.
Tetapi tidak demikian bagi orang yang memiliki kreatifitas serta berjiwa seni. Barang bekas pun dapat mereka manfaatkan menjadi sebuah barang produktif yang menggandung nilai jual tinggi.
Seperti halnya, potongan kayu bekas pakai yang selama ini menjadi limbah. Rupanya, melalui sentuhan tangan kreatif Dodi Rasyidi, pria asal Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro, limbah kayu bisa disulap menjadi sebuah kerajinan tangan yang menarik dan menjadi sebuah karya penuh seni.
Potongan limbah kayu ia dapatkan dari tetangga sekitar, yang kebetulan bekerja sebagai pembuat perabotan rumah tangga. Kemudian, hasil mengais limbah itu ia rubah menjadi berbagai macam kerajinan, seperti miniatur sepeda motor, gendang, almari, meja, tembok bermotif kayu dan masih banyak lagi lainya.
"Saya mendapatkan potongan kayu tersebut gratis dari tetangga saya, karena mayoritas masyarakat Sukorejo adalah sentral pembuat perabot, seperti almari, meja maupun lainnya," ungkap ayah dari 3 orang anak ini.
Dengan bermodal lem G atau lem kayu seharga 5000 rupiah, pria yang akrab disapa pak Jenggot tersebut mampu merubah potongan kayu menjadi banyak karya yang indah. Seperti halnya miniatur motor herley, yang ia jual seharga Rp500 ribu, meja tamu seharga Rp1 juta dan lain-lainya.
Sebelum memilih menjadi seorang seniman, Pak Jenggot sebelumnya juga bekerja sebagai pembuat mabel di tetangganya. Namun, sejak lima tahun kemarin dirinya memutuskan berhenti menjadi tukang kayu dan lebih memilih menjadi seniman.
"Jadi tukang kayu sebenarnya gajinya banyak, tetapi itu bukan menjadi tolak ukur kehidupan saya, hati saya lebih senang ketika berhasil membuat sebuah karya," kata Pak Jenggot.
Karya pria 43 tahun ini, juga pernah masuk 25 besar pameran seluruh Indonesia. Yang mana, mampu mengalahkan seniman-seniman hebat dari kota-kota besar, yang notabenenya tidak diragukan lagi dalam segi kualitas karyanya.
"Banyak seperti seniman asal Yogyakarta, semarang, sudah mulai berjatuhan saat babak penyisihan dalam pameran seluruh Indonesia," lanjutnya kepada blokBojonegoro.com.
Dalam hal pemasaran, Pak jenggot biasanya juga menjual melalui media sosial dan ketika even-even besar seperti pameran. Selain itu, dirinya juga sering mengikuti pameran diluar Kabupaten Bojonegoro.
Saat ditanya terkait omzet kerjinannya tersebut, Pak Jenggot tidak bisa menjelaskan secara rinci. Yang jelas, ketika ada pameran dirinya mampu meraup keuntungan Rp10 juta.
"Pameran itu juga menggunakan musim-musiman, ketika hujan ya sepi
Kalau terang juga sangat ramai," terang pria yang tingga di Jalan Brigjen Sutoyo, Gg Kastamin 1B ini.
Dalam pembuatan semua karyanya tersebut, dirinya tidak dibantu seorang satu pun. Namun, dalam 1 tahun terakhir dirinya mengaku tidak membuat miniatur maupun karya lainya, lantaran kesibukanya yang tidak bisa ia tinggalkan.
"Selain itu juga, stok saya juga masih banyak sekali di dalam almari," pungkas pria yang juga ketua Asosiasi Perajun Kayu (APIK) Bojonegoro ini.[din/col]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini