Eni Fuji Lestari (40)
Tekuni Rajut Tali Kur, Pesanan Sampai Timor Leste
blokbojonegoro.com | Friday, 13 April 2018 21:00
Kontributor: Apriani
blokBojonegoro.com - Menjadi seorang ibu rumah tangga lantas bukan menjadi penghalang untuk tetap menjalankan hobi, serta menyalurkan kreatifitasnya dalam hal kerajinan tangan.
Eni Fuji Lestari, meskipun menjadi seorang ibu rumah tangga, ia tetap bisa menyalurkan hobinya membuat kerajinan rajut dari tali kur. Hobi tersebut ia tekuni saat mulai menginjakkan kaki di Kabupaten Bojonegoro.
"Awalnya saya pas perjalanan ke Bojonegoro naik kereta, dan melihat ada yang pakai tas dari rajut tali kur. Setelah itu saya ingat-ingat bagaimana cara membuatnya, karena waktu kecil juga pernah buat seperti itu. Terus saya coba belajar lagi dan akhirnya bisa," tutur Eni perempuan asal Kota Surabaya tersebut.
Dia termasuk pendatang baru di Kota Ledre ini, sekitar tiga tahun lalu datang bersama keluarga kecilnya untuk mencari nafkah, karena sang suami yang berasal dari Palangkaraya bekerja sebagai driver di Kota Ledre.
Ketika berada di rumah ibu dua anak ini merasa bosan, karena tidak melakukan aktivitas selain mengurus pekerjaan rumah.
"Bosan juga saat ditinggal suami bekerja, sedang anak sekolah. Setelah pukul 09.00 WIB saya sudah tidak ada aktivitas sebagai ibu rumah tangga, karena sudah selesai saat pagi kebiasaan bangun waktu subuh," terangnya kepada blokBojonegoro.com.
Saat waktu luang tersebut dimanfaatkan untuk menjalankan hobinya, yaitu membuat rajut dari tali kur dengan berbagai macam model seperti tas, dompet, gelang dan juga sandal dengan bahan tali kur.
Aktivitas tersebut sudah ia geluti selama setahun dengan fokus produksi dari kerajinan rajut tali kur, dan dari hobi tersebut ia dapat membantu ekonomi keluarga. Hasil karyanya dipatok dengan harga Rp100.000 hingga Rp400.000.
"Untuk harga sesuai dengan kerumitan pembuatan, modelnya bagaimana, serta ukurannya berapa, jadi saya biasanya buat sesuai permintaan konsumen," jelas wanita 40 tahun itu panjang lebar.
Dengan membuat rajut dari tali kur ia dapat menyalurkan kreatifitasnya, disamping itu juga perlu keahlian khusus untuk mendapatkan hasil yang bagus dan rapi. Biasanya ketika dia telah membuat satu model seperti motif lilit, ia akan berambisi untuk dapat membuat motif lainnya. Seperti motif kupu-kupu, strowberi, daun, melati, mawar dan lain sebagainya.
"Motifnya ada banyak, ada yang motif timbul dan tidak. Untuk pembuatan diperlukan kepala yang genap, jadi awal kesulitannya di situ, harus dengan hitungan yang sesuai, misalkan motif daun diperlukan 48 kepala," terangnya sambil menunjukkan hasil rajutan yang telah selesai.
Dan kini ia mencoba inovasi baru, seperti membuat tas pesta dengan tali kur, ada juga tas dengan kombinasi bahan dari tali kur dipadukan bahan lain, serta membuat aneka model seperti tas slempang, ransel, tas serut, dan inovasi yang lain.
Selama ini hasil dari tangan kreatifnya dipromosikan lewat akun media sosial, dan konsumen bukan hanya dari wilayah Bojonegoro saja, melainkan banyak dari luar. Bahkan pernah mengirim sampai ke Timor Leste.
"Beberapa kali kirim ke Timor Leste dan sering dapat pesanan dari Surabaya, karena memang saya promosinya lewat Facebook, jadi lebih banyak yang beli dari luar kota, tapi tetap ada pesanan dari sini juga," imbuhnya.
Rutinitas membuat rajut dari tali kur tersebut ia kerjakan setelah mengantar bekal anaknya ke sekolah, sampai sore hari sebelum suaminya pulang kerja. Jadi dia tetap punya waktu untuk keluarga dan juga menjalankan hobinya tersebut. [ani/mu]
Tag : tali rajut, rajut, kerajinan tangan, oleh-oleh bojonegoro, tas rajut
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini