Idul Fitri 1439 Hijriah
Tak Akan Terlupakan, Saat Sungkem Didoakan Nenek
blokbojonegoro.com | Saturday, 16 June 2018 10:00
Kontributor: Apriani
blokBojonegoro.com - Setelah genap satu bulan menjalankan ibadah puasa di bulan suci ramadan, datanglah hari kemenangan yaitu Hari Raya Idul Fitri, yang mana masyarakat akan saling bermaaf-maafan, dan biasanya kepada yang lebih tua akan sungkem untuk memohon maaf.
Identitaknya sungkem akan dilakukan perorangan bukan? Namun berbeda jika anda datang memohon maaf di saat Hari Raya Idul Fitri kepada Mbah yang satu ini, pasalnya jika anda datang bersama teman-teman atau rombongan butuh waktu yang cukup lama, jika sungkeman bergilir perorang.
Mengapa kok bisa lama ya? Karena Mbah yang satu ini cukup unik dan istimewa, mungkin tidak ada di desa-desa lainnya. Bagaimana sih uniknya? Sudahkah anda penasaran?
Beliau adalah Mbah Lamisah. Raut wajahnya yang nampak mengerut, nampak juga rambut yang mulai memutih, serta giginya mulai ompong, namun Mbah yang satu ini tetap memberikan doa yang cukup panjang dan doa terbaik untuk mereka yang datang sungkem atau memohon maaf saat lebaran kepada Mbah Sah sapaan akrabnya.
"Iyo nduk, Mbah nek wonten salah nggih disepuro, wong tuo akeh lupute. Anake sopo? Jenenge sopo? Mugo-mugo diparingi rejeki sing katah, cepet ketemu jodohe, jodoh seng sae kuat imane apik lakune, nek mlaku seng ati-ati yow nduk sak iki kendaraan akeh, ojo jejer loro. Nek mlaku ojo kebat-kebat mundak kliwat nggih nduk, nek kerjo duite dicelengi kanggo lungo neng tanah suci Makah Madinah kunuw nduk, ojo bantah dawuhe wong tuo," tutur Mbah yang berusia sekitar 75 tahun dengan bahasa jawa.
Dengan panjangnya doa yang diberikan kepada yang sungkem dengan durasi sekitar lima menit lebih, sehingga bagi warga yang datang rombongan akan langsung sungkem bersamaan untuk mempersingkat waktu. Selain itu harus antre menunggu giliran untuk dapat bersungkem dengan Mbah Sah yang bertempat tinggal di Dusun Cumpleng Desa Ngulanan Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
"Datang sama teman-teman, antre dulu, biar cepet tadi sungkemnya bareng-bareng, sudah menjadi tradisi kalau sungkem di sini pasti paling lama," terang Rani warga setempat.
Meski saat sungkem membutuhkan waktu yang lama, namun masyarakat tetap antusias untuk sungkem kepada beliau, dan untuk mempercepatnya kebanyakan masyarakat memilih sungkem rombongan, dengan begitu dapat menyingkat waktu antrean.
Selain itu karena beliau sudah lanjut usia, namun beliu tetap memberikan doa yang terbaik kepada cucu-cucunya yang sungkem saat lebaran.
"Paling senang kalau sungkem nenek terus didoakan lengkap meski panjang," jelasnya. [ani/mu]
Tag : sungkem, lebaran, idul fitri
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini