Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Menerjemahkan Janji Pendidikan Bupati Baru

blokbojonegoro.com | Friday, 29 June 2018 17:00

Menerjemahkan Janji Pendidikan Bupati Baru

Oleh: Usman Roin *

Terpilihnya Bupati Bojonegoro versi hitung cepat (quick count) diperhelatan Pilkada Rabu (27/6/2018) kemaren menjadi bukti bahwa sebentar lagi Kota Ledre akan mempunyai pemimpin baru. Yang menurut para pakar survei, bahwa hasil hitung cepat tidak akan beda jauh dengan hasil manual hitung resmi yang akan dikeluarkan oleh KPU.

Terpilihnya Anna-Wawan yang mendulang presentase suara sebesar 30,58 persen atau 223.419 suara mengutip hasil cepat di infopemuli.kpu.go.id, tentu menjadi tanda bahwa kalkulasi politik kemenangan menjadi miliknya. Terlebih, mantan Bupati Petahan dua periode Suyoto, secara resmi juga sudah memberikan ucapan selamat kepada pemilik suara terbanyak nomor 3. Tentu, dengan kemenangan ini setidaknya Bupati Baru sudah ada pemikiran kedepan untuk menunaikan janji-janji kampanye utamanya dalam hal pendidikan diantara 17 janjinya.

Terkait pendidikan, di Bojonegoro sendiri perlu mendapat sokongan khusus secara baik. Tidak lain, bahwa aspek pencerdasan generasi muda adalah ruh dasar mencetak, mengoptimalkan hingga meningkatkan kemajuan Bojonegoro. Mengutip Prof. A. Qodri Azizy, Ph.D., (2003:4) mengatakan “Jangan berharap anak didik mampu menilai dan ikut berpikir memecahkan masalah jika model problem solving tidak pernah diperkenalkan kepada anak didik.” Maka, pengentasan pendidikan melalui program sekolah gratis/beasiswa adalah solusinya. Apalagi, siapnya SDM kaum muda tentu akan lebih berdaya guna bila akhirnya aspek pendidikan mendapatkan perhatian tersendiri dari Bupati terpilih.

Terkait pengentasan pendidikan, bisa dilakukan dengan memperluas jaringan beasiswa pendidikan sebagaimana janji kampanyenya. Terlebih, hasil interview dari beberapa anak yang putus sekolah di desa penulis 'Bulu' adalah karena faktor ‘biaya.’ Tentu melalui perluasan pendidikkan berupa pemberian beasiswa akan memberikan harapan nyata, bahwa kehadiran Bupati baru mampu membawa daya perubah bagi generasi muda yang putus sekolah untuk tetap bersekolah.

Jika pemberian beasiswa ini tidak segera diwujudkan, tentu angka putus sekolah akan semakin meningkat utamanya di pedesaan. Dampaknya, aktifitas yang banyak dilakukan hanya nongkrong di warung tanpa ada pemasukan financial atau sekedar kerja serabutan. Terlebih mengutip data demografi bojonegorokab.go.id, pada tahun 2016 saja struktur umur penduduk Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh usia produktif (15-64 tahun) yaitu sebesar 828.965 jiwa. Hal ini menunjukan bahwa 68,51 persen penduduk Bojonegoro berada dalam usia produktif.

Selain itu, generasi milenial hari ini merasa ogah bila terjun sebagai petani, padahal Bojonegoro punya cita-cita menjadi penghasil lumbung pangan yang besar. Oleh karena itu, prioritas pemberian beasiswa pendidikan kepada yang tidak mampu akan mengantarkan generasi usia produktif di Bojonegoro tuntas pendidikan. Yakni, secara jenjang peningkatan pendidikan bisa tamat walau harus nyambi bertani. Tentu bertani yang diikuti dengan jenjang pendidikan yang baik akan bisa meningkatkan kesadaran pada hakekat perubahan hidup lebih baik, baik secara personal serta bisa memberi manfaat pada tatanan society.

Pada sisi yang lain, perlu dilihat juga bahwa angka pernikahan dini adalah dampak yang bisa dilihat berikutnya akibat putus sekolah. Itu terjadi, bila sudah tidak meneruskan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka potret ‘dijodohkan’ adalah realitas yang ada dan pilihan yang tidak bisa dihindarkan. Alhasil, proses edukasi melalui kesadaran pentingnya pendidikan, akan terasa sulit terentaskan sampai kapan pun. Dikarenakan terhambatnya pengetahuan akibat tidak terlaksanakannya program sekolah gratis/beasiswa yang diberikan oleh pemerintah secara tepat sasaran.

Maka, guna merealisasikan program sekolah gratis/beasiswa bagi Bupati terpilih, bagi penulis hal itu bisa dilakukan dengan meningkatan PAD dari berbagai sektor unggulan Bojonegoro. Baik pariwisata, pajak, dan lainnya. Hal lainnya dengan membangun kemitraan melalui gerakan kesadaran berzakat, infak dan sedekah dari ASN yang bisa disetorkan kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten. Atau juga melalui program CSR perusahaan yang bisa dikoordinir oleh Pemkab, hingga jumlahnya secara kuantitas bisa meratakan hingga menjangkau kecamatan yang ending-nya menyentuh di pedesaan dan dusun sebagai basis pemilih yang ada di Bojonegoro ini.

Akhirnya, janji kampanye pendidikan adalah hal yang tidak boleh dinafikan dari beberapa janji kampanye Bupati terpilih baru. Teriring doa, semoga hal itu bisa dilaksanakan oleh pasangan Dr. Hj. Anna Mu’awanah dan Drs. H. Budi Irawanto, M.Pd. (*)

* Penulis adalah Koord. Devisi Komunikasi & Hubungan Media Majelis Alumni IPNU Bojonegoro asal Kecamatan Balen, Mahasiswa Magister PAI UIN Walisongo Semarang, serta mantan Sekretaris Wilayah Lembaga Pembinaan Pengembangan Dakwah dan Sumber Daya Manusia (LPPDSDM) BKPRMI Jawa Tengah.

Tag : usman roin, tulisan usman roin



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini