Dosen Asal Bojonegoro, Sri Budi Cantika Yuli, SE, MM
Profesional, Nikmati Jadi Dosen Bisa Keliling Dunia
blokbojonegoro.com | Sunday, 08 July 2018 10:00
Reporter: M. Yazid
blokBojonegoro.com - Sesuatu yang ditekuni dikemudian hari akan berbuah manis, seperti yang dirasakan, Dosen asal Kabupaten Bojonegoro, Sri Budi Cantika Yuli yang akrab dipanggil Bu Icha. Perempuan berusia 45 tahun yang kini menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Malang bisa keliling dunia, karena menikmati pekerjaannya menjadi tenaga pengajar yang profesional.
Bu Icha panggilan Istri Setyo Wahono (mantan Komisioner KPU Kabupaten Bojonegoro) menceritakan, sejak kecil ia bercita-cita menjadi wartawan karena ingin keliling dunia. Bahkan alumni SMP Negeri 1 Bojonegoro itu berkeinginan menjadi Pramugari, agar bisa menjelajahi planet bumi.
"Sebenarnya saya tidak pernah bercita-cita sebagai guru atau dosen. Kepingin jadi wartawan atau pramugari, karena bisa kemana-mana," ucapnya kepada blokBojonegoro.com, sambil tersenyum malu.
Agar keinginanya tercapai menjadi wartawan, ia sering menulis aktivitasnya semasa muda. Namun cita-citanya menjadi wartawan dan pramugari harus dikubur dalam-dalam, setelah orang tuanya terutama Bapaknya tidak menyetujui apa yang ingin dicapainya tersebut. Sebab keinginan orang tuanya menjadi guru atau bidan.
"Bapak tidak setuju menjadi wartawan, karena khawatir kalau nanti saya meliput perang. Katanya Bapak, perempuan itu menjadi guru atau bidan," kenang lulusan SMA Negeri 2 Bojonegoro itu.
Setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Ledre, Bu Icha memaksakan diri meskipun berat untuk kuliah mengambil jurusan manajemen di STIE Malangkucecwara Malang tahun 1991. Dengan dukungan dan doa restu orang tua, ketika lulus waktu itu akan melanjutkan usaha orang tuanya dibidang usaha bisnis kayu.
Sehingga dengan dorongan orang tua, ibu dua anak lulus sarjana tahun 1995. Meskipun sudah meraih gelar sarjana ekonomi (SE), ia sempat galau karena harus memilih bekerja atau melanjutkan studi strata 2 (S2). "Ternyata keinginan Bapak sangat kuat menginginkan saya menjadi pengajar. Saya melanjutkan kuliah lagi," tuturnya.
Selain doa restu orang tua, Bu Icha juga disarankan dosen pembimbingnya saat menempuh studi strata 1 (S1), sehingga ia melanjutkan studinya S2 mengambil jurusan manajemen di Universitas Brawijaya Malang tahun 1996 agar bisa menjadi dosen.
"Begitu lulus S2 tahun 99 (tahun 1999), saya mengirimkan surat lamaran ke banyak perguruan tinggi untuk menjadi tenaga pengajar atau dosen dan akhirnya diterima di Universitas Muhammadiyah Malang. Bapak saya terlihat puas, bangga dan bahagia melihat anaknya menjadi guru seperti yang beliau harapkan," ungkapnya.
Semenjak itulah ia menekuni menjadi dosen dan banyak belajar banyak hal terutama yang berkaitan dengan manajemen. Sehingga setelah hampir 20 tahun menjadi dosen, banyak sekali pengalaman dan kesempatan yang ia dapatkan.
"Termasuk menjadi pembicara seminar dan konferensi di dalam dan di luar negeri, seperti Thailand, Malaysia, Singapore, Kamboja, Taiwan, Jepang, Korea, dan yang terakhir ke Polandia. Pengalaman ini membuat saya seperti menemukan kembali cita-cita saya semasa kecil, keliling dunia," imbuhnya dengan senang.
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang yang mengampu lima mata kuliah saat disinggung pengalaman susahnya menjadi tenaga pengajar, ia merasa tidak menemukan kesusahan. "Tidak ada kesusahan, karena saya menyukai pekerjaan ini, sehingga saya selalu senang menjalaninya," terangnya.
Disebutkan kesenangan hatinya, setiap bertemu mahasiswa baru karena mahasiswa memiliki kepribadian berbeda-beda, seperti menemukan ilmu atau hal yang baru. Termasuk saat bertemu dengan kolega baru dari berbagai daerah di Indonesia dan negara lain, banyak hal yang bisa diambil hikmah dan pelajaran.
Untuk lebih membahagiakan kedua orang tuanya, Bu Icha berkeinginan bisa menjadi guru besar. Seperti halnya dalam militer, jenjang kepangkatan tertinggi adalah Jenderal, maka di dunia pendidikan jabatan fungsional tertinggi adalah Profesor (Guru Besar).
"Mohon doanya semoga saya bisa segera meraih gelar Profesor, saya bisa memanfaatkan ilmu yang saya miliki untuk kemaslahatan masyarakat. Termasuk untuk Bapak saya yang sudah tenang di surga, semua yang saya peroleh hari ini adalah wujud bakti saya untuk Bapak dan Ibu. Terimakasih untuk doa dan perjuangan Bapak - Ibu selama ini," pungkas perempuan kelahiran 14 September 1973 itu. [zid/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini