Warga Luar Daerah Ikut Cari Emas di Bengawan Solo
blokbojonegoro.com | Wednesday, 03 October 2018 20:00
Reporter: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Surutnya debit air sungai bengawan solo di Kabupaten Bojonegoro, ternyata membawa berkah bagi masyarakat Bojonegoro. Selain pasirnya yang diambil untuk material pembangunan, sungai yang terpanjang di Pulau Jawa ini juga tersimpan sebuah harta karun, seperti emas, logam, uang kuno maupun benda antik lainya.
Seperti yang ada di Bengawan Solo Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, tepatnya di bawah Jembatan Kali Ketek. Di bawah jembatan bersejarah itu, setiap harinya ada belasan orang yang mencari emas. Bahkan, ada juga warga Jombang yang datang ke lokasi tersebut untuk ikut mencari.
Seperti halnya yang dilakulan oleh, Mutakin (35) asal Ploso, Kabupaten Jombang. Dengan membawa alat bantu ban dalam mobil sebagai pengganti pelampung, dirinya sejak pukul 09.00 WIB sampai sore hari sekitar pukul 16.00 Wib mendulang emas dengan belasan orang lainya.
"Saya berangkat dari Ploso sekitar pukul 07.00 WIB bersama teman-teman dan sampai di Bojonegoro biasanya tidak sampai pukul 9 pagi," terang Mutakin.
Dirinya mengaku sudah sekitar dua minggu mencari emas di bawah Jembatan Glendeng, lantaran menurutnya tidak terlalu dalam airnya dibanding dengan tempat lainya. Hanya saja, tidak setiap hari ia berhasil menemukan emas, bahkan juga pernah hanya menemukan logam saja.
"Tidak setiap hari saya mendapatkanya, sebab harus sambil menyelam ke dasar sungai dan itu membutuhkan tenaga yang sangat besar dan paling banyak bisa mendapatkan sampai 2 gram emas," lanjut Mutakin.
Sementara itu penambang emas dari Desa/Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, Munandar (33) juga mengungkapkan hal yang tak jauh berbeda. Namun ia sudah beberapa tahun mencari emas di bawah jembatan kali ketek saat musim kemarau.
Untuk jenis emas sendiri, Munandar menjelaskan bahwa yang didapatkan bukan berupa partikel emas atau serbuk emas seperti yang ditambang oleh warga pada umumnya, melainkan serpihan atau pecahan asesoris seperti gelang, anting-anting atau pun benda dari kerajaan seperti pusaka atau pun lainnya.
"Saya tahun kemarin juga sudah mencari di sini, kalau yang teman-teman yang lain baru kelihatanya soalnya ada juga dari Jombang, Nganjuk dan Tuban. Sedangkan tidak setiap hari saya mendapatkanya dan paling banyak Alhamdulliah 1 gram dalam satu hari," lanjut Munandar kepada blokBojonegoro.com.
Untuk emas yang didapatnya tersebut, Munandar menjualnya kepada para tengkulak dengan harga 300 ribu per gramnya. Sedangkan untuk uang kuno ia menjualnya dengan harga puluhan ribu per bijinya, tergantung uang kuno dari zaman penjajahan ataupun kerajaan.
"Kalau saja menggunakan lampu senter, kaca mata renang dan ban dalam sebagai pelampumg untuk mencari emas," tutup Munandar sebelum pulang ke Ngasem. [din/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini