Pegawai Kemenag yang Hobi Pertanian (2)
Demi Kesehatan Orang Tuanya, M. Nafi' Tanam Padi Organik
blokbojonegoro.com | Sunday, 01 December 2019 17:00
Pengirim : Iskak Riyanto*
blokBojonegoro.com - Di dalam kehidupanya manusia tidak bisa terlepas dari sektor pertanian, baik secara langsung atau tidak. Produksi pertanian dengan arti luas merupakan kebutuhan primer yang mereka konsumsi sehari-hari.
Sebagai orang yang ikut campur dalam proses produksi pertanian bisa dilakoni oleh siapa saja. Baik yang pekerjaan utama sebagai petani atau mempunyai profesi lain, asal mau dan mampu.
[Baca juga: Imam Sudibyo, Pemandu Siar Dialog Pertanian Minggu Pagi ]
Salah satunya adalah M. Nafi' yang bertempat tinggal di Desa Balenrejo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Sebagai PNS di kantor Kemenag Kabupaten Bojonegoro yang super sibuk, ia juga menekuni pertanian organik atau pertanian yang ramah lingkungan saat hari Sabtu dan Minggu.
"Di sawah saat jam kerja di kantor libur, sekalian berolah raga mencari keringat," katanya.
M.Nafi' mengatakan bahwa bahan pangan organik dewasa ini mulai banyak diburu konsumen sebagai makanan sehat. Budidaya pertanian yang ramah lingkungan ini juga mulai banyak dilakukan petani. Ia juga termotivasi menanam padi organik karena orang tuanya yang sudah sepuh, perlu mengonsumsi makanan yang sehat atau organik.
"Disebut ramah lingkungan karena dalam budidayanya tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Semua menggunakan pupuk dan pestisida alami atau organik yang tidak mencemari tanah, air dan tidak membawa residu kimia," ulasnya.
Di desa kelahiranya, Desa Pilanggede, Kecamatan Balen pada musim tanam II ini M. Nafi' menanam padi berbagai varietas, mulai inpari 32, Sidenuk, dan padi hitam. Saat ini berumur 38 hari setelah tanam. "Musim tanam II ini menanam di Pilanggede dengan sumber airn dari sungai bengawan Solo. Insya Allah di musim hujan akan tanam juga di Balenrejo," jelasnya.
Di sawah yang luasnya 6.200 M2 sebagai pupuk dasar ia semprot kompos macak-macak dan pupuk organik cair sebanyak 120 liter. Selain itu Trichoderma, Mol Bonggol Pisang, dan Bakteri Photosintesis juga ia masukan. Semua alami dan semua racikanya sendiri.
"Sebenarnya kalau ingin hasil panen maksimal harusnya diberi kompos 14 ton/hektar yang ditebar setelah bajak pertama. Sementara saya musim ini belum bisa melakukanya," jelasnya lagi.
Di rumahnya semua sarana produksi pertanian (saprotan)sudah disiapkan sejak awal. Semua diracik waktu malam hari atau hari Sabtu, Minggu saat kantor libur.
"Kompos padat ada 300 kilogram, kompos cair 150 liter, pupuk organik cair vegetatif 200 liter, Booster 20 liter, ZPT 90 liter, dan dekomposer 150 liter," sambungnya.
Kepada para petani M. Nafi' berpesan agar selalu menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai bahan pembuatan pupuk organik, baik pupuk organik cair (POC) atau pupuk organik padat (POP) menuju petani mandiri, sehingga kesejahteraan semakin meningkat dan juga naiknya nilai tukar petani.
*PPL Disperta Bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini