Rigid Beton Jalan Bojonegoro
Awal Mei, Jalan Sroyo-Nglinggo Dibangun Ulang
blokbojonegoro.com | Saturday, 29 February 2020 09:00
Reporter: M. Safuan
blokBojonegoro.com – Dari puluhan paket proyek peningkatan jalan di Kabupaten Bojonegoro tahun 2019 lalu, hanya satu titik yang gagal selesai. Yakni ruas Jalan Sroyo-Nglinggo, tepatnya di selatan perempatan Pohwates.
Di awal tahun 2020, pengerjaan rigid beton akan kembali dilakukan dan sekarang ini sudah memasuki tahap finalisasi perencanaan ulang. Sebab, PT Bumiku sesuai alamat di LPSE Bojonegoro berkantor di Kota Malang, sekarang sudah dikenakan sanksi karena tidak bisa menyelesaikan pekerjaan. Ruas Sroyo-Nglinggo I dan II hanya bisa diselesaikan setelah diaudit cuma 20%.
Sekarang ini, tahapan dikebut oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang (PUPR) hingga proses lelang, masa sanggah sampai penetapan.
“Kita sudah sangat maksimal untuk paling cepat. Itu juga telah sesuai arahan pimpinan. Kemungkinan besar paling lambat awal Mei sudah bisa dikerjalan,” jelas Kabid Jalan dan Prasarana, Dinas PUPR, Jafar Sodiq kepada blokBojonegoro.com.
Pihaknya meminta kepada masyarakat untuk bersabar. Sebab, semua tahapan telah dilakukan. Apalagi, dari puluhan paket 2019, Cuma satu titik tersebut yang kontraktornya tidak sesuai jadwal.
“Kabupaten/kota lain yang mempunyai proyek rigid beton kagum dengan panjang dan banyaknya titik yang dikerjakan. Apalagi lebih dari 114 Km tahum 2019. Wilayah lain rata-rata bisa selesai 50 an Km,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, jika pembangunan jalan di Kabupaten Bojonegoro tidak main-main, setelah 114,4 kilometer tuntas di tahun 2019, kini tengah diproses yang 124,5 kilometer di APBD induk tahun 2020. Hampir semuanya rigid beton atau cor. Sisanya 7 kilometer aspal dari sumber Dana Alokasi Khusus (DAK).
Ada 52 titik yang rigid beton tersebar hampir di semua kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Total anggaran pagu Rp596.821.000.000. Sedangkan 1 titik, yakni peningkatan jalan Sambeng-Kedewan sepanjang 7 kilometer senilai pagu Rp16.150.000.000 menggunakan aspal karena bersumber dari DAK. Seperti diketahui, DAK tidak memperbolehkan menggunakan rigid beton, tapi harus aspal.
Untuk rigid beton ada di titik, Kalianyar-Ngumpakdalem, Balen-Sugihwaras, Gunungsari-Kepohbaru, Ngumpakdalem-Ngujo, Baureno-Kepohbaru, Drokilo-Kepohbaru, Kedaton-Tanjungharho, Simorejo-Baureno, Sumberrejo-Kanor, Kapas-Sampang, Bojonegoro-Kunci, Sumberrejo-Kepohkidul, Bandungrejo-Stren, Nglinggo-Kepohbaru, Talok-Malo, Sambeng-Tambakromo, Jelu-Gayam, Malo-Selogabus, Kalitidu-Ngasem dan Taji-Tinggang.
Selain itu juga di wilayah Watu Jago-Ngelo, Margomulyo-Bulaklo, Sobontoro-Margomulyo, Kumpulrejo-Bendo, Senganten-Pragelan, Mojosari-Becok, Ngraho-Taji, Pemuda-Semanding, Klino-Sekar, Glagah-Ngambon, Ngasem-Bandungrejo, Prayungan-Mlinjeng, Kabunan-Sidobandung, Kapas-Glendeng, Kedungadem-Nglinggo, Pluntu-Jepang, Talun-Sumberwangi, Tikusan-Sambiroto, Betek-Senganten, Kenep-Penganten, Ngasem-Trenggulunan, Gayam-Beged, Sidodadi-Kumpulrejo, Tegalkodo-Semen Kidul, Balenrejo-Kedungdowo, Tanggungan-Pandan, Nglampin-Bondol, Glagah-Turi, Sumberarum-Payaman, Jono-Sugihwaras dan Sokowati-Bakalan. [saf/ito]
Tag : Pembangunan, jalan, bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini
