13:00 . Perluas Dukungan Lingkungan Akademik, Hulu Migas Hadir di Pameran SINOX-01   |   22:00 . Survei ARCI: Elektabilitas Wahono-Nurul 75,5%, Teguh-Farida 19,6%   |   21:00 . Tingkatkan Derajat Kesehatan Pekerja Lewat Program Atraktif, Pertamina EP Cepu Catatkan Rekor Muri   |   20:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z Bojonegoro Berlangsung Meriah   |   18:00 . Tim Pemenangan Teguh-Farida Akui Tak Tahu Kampanye ‘Bojonegoro Klunting’ di Kepohbaru   |   16:00 . Kampanye Hari Terakhir Pilbup Bojonegoro Berujung Ricuh, Warga Saling Lempar Batu   |   15:00 . 22 TPS di Sekar Bojonegoro Sulit Dijangkau, Ada yang Gegara Jembatan Putus   |   12:00 . Peringati Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Dinkes Bojonegoro Ajak Warga Jaga Kesehatan Paru   |   23:00 . Ribuan Warga Bojonegoro Mlaku Bareng Khofifah-Emil dan Wahono-Nurul   |   19:00 . Diduga Tak Netral, PMII Bojonegoro Minta Ketua Bawaslu Mundur   |   17:00 . Beredar Foto Ketua Bawaslu Bojonegoro Berkaos PDI-P, Benarkah?   |   16:00 . Kembangkan Potensi, PEP Sukowati Gelar Pelatihan Pengolahan Herbal   |   15:00 . 5 Tersangka Korupsi Mobil Siaga Bojonegoro Segera Disidang   |   06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |  
Mon, 25 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Bahasaku adalah Bahasamu

blokbojonegoro.com | Monday, 09 March 2020 10:00

Bahasaku adalah Bahasamu *Foto ilustrasi.net

Pengirim: Khoirul Faizin*

Setiap jiwa memiliki titah yang sama, selalu berorientasi kepada kebaikan dan kebenaran. Hanya saja tidak semua kebenaran dinilai benar juga oleh orang lain. Satu alasan adalah karena manusia tidak memiliki kebenaran yang mutlak.

Seperti yang banyak diketahui bahwa tidak selamanya angka 10 berasal dari penjumlahan antar 5 dan 5. Bisa jadi angka sepuluh bersumber dari 3 dan 7 atau bahkan 9 dan 1.

Keberagaman manusia dalam menilai suatu kebenaran itulah menandakan akan ketidakmutlakan manusia dalam kebenaran.

Keberagaman Bahasa dalam pemikiran

Bahasa adalah alat yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi. Dalam artian lebih luas bahasa memiliki arti sebagai pemikiran dan sudut pandang. Tentunya setiap pemikiran akan memunculkan bahasa yang berbeda, itulah keberagaman bahasa dalam pemikiran.

Dalam suatu kondisi pedagang pakaian akan menaikan harga dagangannya karena minggu-minggu itu adalah menjelang hari raya. Bahasa pedagang mengatakan “meningkat dan mendesaknya kebutuhan masyarakat adalah kesempatan yang baik untuk menaikan harga”.

Berbeda dengan bahasa pembeli sebagai konsumen akan memiliki bahasa yang berbeda seperti “alangkah mahalnya pakaian setiap menjelang hari raya, dan aku tak akan membeli pakaian di hari-hari seperti ini”.

Dua bahasa yang berbeda yang tak bisa disalahkan keduanya. Karena mereka memiliki sisi benar yang tidak dapat disalahkan secara mutlak. Namun, dalam kondisi lain kebenaran yang mereka anggap benar bisa juga dinilai salah oleh orang lain. Karena hakikatnya kebenaran manusia bukanlah kebenaran yang mutlak.

Satu pelajaran penting adalah ketika manusia dihadapkan kepada satu kondisi dimana tidak ada kebenaran yang dapat dinilai dari kondisi tersebut. Maka yang perlu diketahui adalah kebenaran itu ada hanya saja manusia harus melihat dari sisi yang belum pernah dia lihat yaitu sisi benar yang harus kita akui kebenarannya.

Tenggang rasa dan toleransi adalah bentuk dari keluasan berpikir dan wawasan seseorang. Sebagaimana KH. Abdurrahman Wahid yang akrab dengan sapaan Gusdur yang sangat luas wawasannya hingga tercermin dalam setiap kebijakan yang beliau ambil yang penuh dengan toleransi dan ramah terhadap semua golongan. Tak lain karena Gusdur mampu melihat sisi-sisi benar dari semua makhluk yang meskipun terlihat tidak benar di mata kebanyakan orang.

Melihat kebenaran dalam ketidakbenaran

Sangat aneh ketika junjungan kita Nabi Muhammad SAW membiarkan seorang badui yang buang air kecil (Kencing) di dalam masjid yang pada zaman dahulu masih beralas pasir. Siapa yang tidak berpikir bahwa itu salah dan sangat tidak benar.

Maka spontan salah satu sahabat nabi yang bernama Umar bin Khattab mengatakan akan memenggal kepala orang badui tersebut karena melakukan tindakan yang sangat salah menurut pandangan kebanyakan orang.

Namun di situlah keluasan hati nabi Muhammad SAW nampak. Dengan ketenangannya beliau mampu menemukan kebenaran dan kebaikan dari orang badui tersebut sehingga menahan umar untuk melakukan hal tersebut dan membiarkan orang badui tersebut untuk tetap kencing di dalam masjid hingga selesai.

Alasan pertama adalah orang badui adalah orang pedalaman yang sangat kering akan ilmu dan pengetahuan jadi sangat wajar ketika orang badui melakukan hal tersebut, karena mereka menganggap bahwa itu hal yang biasa dan lumrah serta baik.

Alasan kedua adalah ketika orang badui itu kencing dan kemudian dengan spontan ditarik atau disuruh pindah dari tempat tersebut maka air kencing yang menjadi najis itu akan menyebar dan merata di dalam masjid.  Ketika orang badui selasai kencing barulah nasehat tentang adab dalam masjid dan buang air besar itu disampaikan.

Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita sering melihat perbuatan orang lain yang kita anggap itu salah dan tidak layak untuk dilakukan. Namun sebenarnya adalah hanya karena kesempitan wawasan kita yang tidak bisa melihat kebenaran orang lain dari sudut pandang mereka.

Kebenaran Mutlak

Kebenaran mutlak adalah hasil dari penjumlahan 5 dan 5 maka kebenaran mutlanya adalah hasil berupa angka 10. Dalam gramatika kehidupan untuk mencapai angka 10 banyak kebenaran yang bisa ditempuh. Namun untuk menemukan kebenaran penjumlahan 5 dan 5 maka hasil 10 adalah suatu kemutlakan.

Sebuah analogi yang sangat sederhana bahwa pemikiran manusia adalah komponen-komponen untuk menemukan suatu kebenaran. Sedangkan hasil kebenaran mutlak adalah milik Allah SWT.

Lantas alasan apa manusia merasa benar sendiri dan mengabaikan kebenaran orang lain, karena memandangnya sebagai kesalahan dan ketidakbenaran dalam bersikap.

Cukuplah melihat kebenaran dalam setiap makhluk akan menjadikan hidup tak akan congkak dan kongkong dengan kebenaran yang hakikatnya tak lebih dari satu anggapan membenarkan diri sendiri yang didorong oleh kebusukan iblis dan kenikmatan nafsu.

*Mahasiswa Pasca Sarjana UINSA Surabaya dan santri Ponpes Attanwir Talun Bojonegoro.

Tag : khoirul faizin, bahasa



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat