Pembangunan Jembatan Kanor-Rengel (KaRe)
Bareng Warga, Pemkab Musyawarah Kesepakatan Ganti Rugi
blokbojonegoro.com | Monday, 13 April 2020 11:00
Reporter: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar sosialisasi pengadaan tanah dan musyawarah kesepakatan bentuk ganti kerugian dalam pembebasan lahan untuk pembangunan jembatan Kanor Bojonegoro - Rengel Tuban di Balai Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Senin (13/4/2020).
Sosialisasi tersebut dilaksanakan bersama Bupati Bojonegoro, Sekda, Polres, Kodim 0813 Bojonegoro, Kejari dan Badan Pertanahan Kabupaten Bojonegoro, bersama pemilik lahan merumuskan penetapan bentuk ganti kerugian pembangunan jembatan Kanor-Rengel (KaRe).
Dalam sambutanya, Bupati Bojonegoro Anna Muawannah menyampaikan, ada seluas hampir 5 hektar tanah warga yang terkena dampak pembangunan jembatan KaRe tersebut, dengan total 23 pemilik lahan berupa rumah warga dan sebagian perkebunan.
Saat disinggung terkait harga jual tanah sendiri bupati belum bisa memberikan keterangan, lantaran masih tahap sosialisasi dan musyawarah harga bersama masyarakat. Namun, bupati perempuan pertama Kabupaten Bojonegoro ini berpesan agar warga Semambung tidak menjual tanah dengan harga terlalu murah ataupun terlalu mahal.
"Saya belum bisa memberikan keterangan, karena ini baru menggelar sosialisasi dan musyawarah harga bersama dengan warga," ujarnya.
Untuk rencana pembangunan sendiri, Pemkab Bojonegoro menargetkan pada tahun ini sudah bisa dimulai terkait perencanaannya. Kedepan pembangunan jembatan KaRe diharapkan bisa berdampak terhadap perekonomian warga Kanor khususnya, sebab dibanding dengan Kecamatan Rengel Tuban dampak pertumbuhan ekonomi warga Kanor lebih besar.
Bupati juga menjelaskan, untuk Pemerintah Kabupaten Tuban sendiri juga sangat mendukung terkait jembatan penghubung antar kedua kabupaten ini. Bahkan Kabupaten Tuban telah menghibahkan bantalan jembatan yang sebelumnya juga sudah dibangun oleh Pemkab Tuban.
"Kalau anggarannya semua berasal dari APBD Bojonegoro, tetapi terkait rincianya bisa ditanyakan kepada Kabag Perlengkapan," jelasnya.
Sementara itu, terkait harga jual sendiri warga Semambung menginginkan harga yang layak. Sebab hampir keseluruhan yang terdampak adalah pemukiman warga Semambung.
Salah satu warga Semambung, Sukardi mengungkapkan, dirinya menginginkan permeter tanahnya dibeli seharga Rp1 juta, belum termasuk bangunan rumah. Pria kelahiran 1952 silam tersebut memiliki tanah seluas 1.200 meter persegi yang terdampak pembangunan Jembatan KaRe ini.
"Ada sebagian dapur dan kandang ternak saya yang terdampak, sehingga saya berharap mendapat harga yang setimpal," terangnya.
Untuk kedepanya sendiri jika memang tanahnya terdampak pembangunan tersebut dirinya belum merencanakan bakal pindah kemana. Namun, dengan uang yang didapatnya ia berharap bisa membeli tanah baru untuk dibuat rumah. [din/mu]
Tag : jembatan, pembangunan, jembatan kanor, jembatan rengel, pembangunan bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini