Gerhana Matahari 21 Juni 2020, Cincin yang (Menjadi) Separo
blokbojonegoro.com | Sunday, 21 June 2020 10:00
Reporter: -
blokBojonegoro.com - Peristiwa Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang langka akan terjadi pada Ahad Pon 29 Syawwal 1441 H yang bertepatan dengan 21 Juni 2020. Berdasarkan perhitungan (hisab) dengan asas geosentrik (titik acuan diibaratkan ada di pusat Bumi), secara keseluruhan GMC ini berdurasi 5 jam 47 menit 9 detik.
Lokasi di mana puncak gerhana terjadi bersamaan dengan saat konjungsi Bulan–Matahari (greatest eclipse) diperhitungkan terjadi di sekitar Danau Zhari Namco dataran tinggi Tibet (koordinat 31° 06′ 00′′ LU 85° 21′ 36′′ BT).
Gerhana Matahari terjadi saat Bumi, Bulan dan Matahari benar–benar sejajar dalam satu garis lurus ditinjau dari perspektif tiga–dimensi dengan Bulan di antara Bumi dan Matahari. Dalam ilmu falak, Gerhana Matahari terjadi bersamaan dengan konjungsi Bulan–Matahari dan Bulan menempati salah satu di antara dua titik nodalnya.
Titik nodal adalah titik potong khayali di langit dimana orbit Bulan bertemu ekliptika, yakni bidang edar orbit Bumi dalam mengelilingi Matahari. Akibat kesejajaran tersebut pancaran sinar Matahari yang menuju ke Bumi akan terblokir oleh Bulan, maka peristiwa Gerhana Matahari selalu terjadi di siang hari.
Mengingat ukuran Bulan jauh lebih kecil dibanding Bumi, maka pemblokiran tersebut tidak terjadi secara tidak merata di sekujur paras Bumi yang sedang mengalami siang.
GMC terjadi saat Bulan berada di titik nodal kala konjungsi Bulan–Matahari namun jaraknya relatif jauh dari Bumi. Dalam istilah ilmu falak Bulan menempati titik apogee (titik terjauh dalam orbit Bulan). Sehingga ukuran tampak Bulan lebih kecil ketimbang Matahari, menjadikan cakram Bulan tidak sepenuhnya menutupi cakram Matahari saat puncak gerhana.
Pada konfigurasi ini cahaya Matahari yang terblokir Bulan akan membentuk dua bayangan, yaitu antumbra (bayangan inti cincin) dan penumbra (bayangan tambahan). Lokasi yang dilintasi antumbra akan menyaksikan Gerhana Matahari Cincin sedangkan lokasi penumbra hanya menyaksikan gerhana sebagian.
Wilayah Gerhana
Secara umum wilayah GMC 29 Syawwal 1441 H meliputi benua Afrika (kecuali bagian barat dan selatan), Eropa bagian tenggara, hampir segenap benua Asia (kecuali bagian utara di Russia) dan Samudera Pasifik bagian barat.
Zona antumbra berbentuk pita sepanjang 14.570 km dengan lebar 80 km di kedua ujungnya yang menyempit menjadi 21 km di titik greatest eclipse. Zona antumbra membentang dari Republik Demokrasi Kongo, Sudan Selatan, Ethiopia, Eritrea bagian selatan, Yaman, Saudi Arabia bagian selatan, Oman, Pakistan, India, Tiongkok hingga China Taipei.
Wilayah gerhana di luar zona antumbra merupakan zona penumbra dengan persentase penutupan cakram Matahari di sini sangat bergantung kepada koordinat lintang dan bujur setiap lokasi. Baca juga: Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020, Bagaimana Bisa Terjadi? Bayangan Bulan pertama kali menutupi Afrika pukul 03:46:26 UTC untuk kemudian berangsung–angsur bergerak ke timur hingga berakhir di Samudera Pasifik pada pukul 09:33:35 UTC.
Pada sebagian besar wilayah gerhana di Afrika, seluruh fase gerhana secara utuh sejak awal sampai akhir gerhana tidak bisa disaksikan karena bertepatan dengan saat terbitnya Matahari. Ini meliputi wilayah Afrika bagian barat, tengah hingga selatan.
Di taman nasional de Ngiri (koordinat 1° 16' 21'' LU 17° 49' 19'' BT) di Kongo, awal gerhana diperhitungkan pada pukul 03:51:44 UTC sementara Matahari terbit pukul 04:48 UTC bertepatan dengan saat puncak gerhana. Demikian halnya Samudera Pasifik bagian barat juga tidak bisa menikmati seluruh fase gerhana secara utuh karena bertepatan dengan saat terbenamnya Matahari. Yakni meliputi Kep. Guam, Mariana Pasifik, Australia bagian utara, Kep. Maluku dan Pulau Irian.
Dapat diperhitungkan pula di kota Jayapura (koordinat 2° 35' 30'' LS 140° 40' 09'' BT) di Indonesia, akhir gerhana diperhitungkan pada pukul 09:28:56 UTC sedangkan Matahari terbenam pada pukul 08:36 UTC. Kota Chiayi (China Taipei) menjadi satu–satunya kota besar yang berada di zona antumbra dan bisa memperoleh saat–saat gerhana secara utuh dari awal sampai akhir.
Di kota tersebut, gerhana diawali pada pukul 06:49:11 UTC sebagai fase parsial. Lalu fase fase annular dimulai pada pukul 08:13:38 UTC yang disusul puncak gerhana pada pukul 08:14:07 UTC dan diakhiri pada pukul 08:14:36 UTC.
Gerhana usai dengan berakhirnya fase parsial pada pukul 09:25:52 UTC. Diperhitungkan magnitudo gerhana sebesar 0,9919 dengan obskurasi 97,4476 %. Durasi gerhana secara keseluruhan sebesar 2 jam 36 menit 42 detik.
Sedangkan durasi annularitas hanya 58 detik. Gerhana di Indonesia Momen GMC ini juga bisa diamati dari kota-kota seluruh Indonesia walaupun hanya terlihat sebagai gerhana sebagian mengingat wilayah gerhana yang mencakup Indonesia hanya zona penumbra.
Namun gerhana sama sekali tak bisa dilihat dari kabupaten/ kota di provinsi berikut ini: propinsi Bengkulu (Bengkulu Selatan, Kaur). Berikutnya propinsi Sumatera Selatan (Ogan Komening Ulu Selatan), lalu propinsi Lampung (Lampung Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Bandar Lampung, Lampung Selatan).
Selanjutnya propinsi Banten (seluruh kabupaten/kota), propinsi DKI Jakarta (seluruh kabupaten/kota). Kemudian propinsi Jawa Barat (kecuali Indramayu) dan propinsi Jawa Tengah (Brebes, Tegal, Cilacap, Banyumas, Pemalang, Purbalingga, Pekalongan, Banjarnegara, Kebumen, Batang, Wonosobo, Purworejo, Temanggung, Magelang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Surakarta, Karanganyar, Wonogiri). Berikutnya propinsi DIY (seluruh kabupaten/kota).
Dan yang terakhir propinsi Jawa Timur (Magetan, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar dan Malang). Selain kabupaten/kota tersebut, seluruh Indonesia mengamati fase–fase gerhana sejak awal sampai akhir gerhana. Dengan perkecualian Indonesia bagian timur yang tidak bisa mengamati saat–saat akhir gerhana karena Matahari akan terbenam lebih dahulu sementara gerhana masih berlangsung.
Kabupaten/kota di Indonesia yang pertama kali disapa gerhana adalah Kabupaten Aceh Besar (propinsi Aceh). Di kota Lhoknga (ibukota Aceh Besar) awal gerhana diperhitungkan terjadi pada pukul 06:16:05 UTC yang bersesuaian dengan pukul 13:16:05 WIB.
Pada saat puncak gerhana maka magnitudonya 0,2129. Sebaliknya kabupaten/kota yang paling akhir menyaksikan gerhana di Indonesia adalah kota Jayapura (provinsi Papua). Di kota tersebut awal gerhana diperhitungkan terjadi pada pukul 08:57:26 UTC yang bersesuaian dengan pukul 17:57:26 WIT. Magnitudo gerhana sebesar 0,5652 pada saat puncak gerhana.
Namun di kota ini diperhitungkan Matahari terbenam tepat 1 menit sebelum puncak gerhana terjadi. Selain yang terawal dan terakhir, terdapat pula kabupaten/kota dengan durasi gerhana terpendek dan terpanjang. Durasi gerhana terpendek diperhitungkan jatuh pada Kabupaten Sragen (propinsi Jawa Tengah) yakni hanya 3 menit 22 detik. Sebaliknya durasi gerhana terpanjang diperhitungkan terjadi di Kabupaten Aceh Besar (propinsi Aceh) yakni selama 2 jam 41 menit 21 detik.
Lembaga Falakiyah PBNU menghimbau Umat Islam di daerah–daerah yang tercakup ke dalam wilayah gerhana kali ini untuk menyelenggarakan shalat gerhana Matahari. Tentunya dengan tetap berpegang pada protokol pencegahan penularan penyakit Covid–19. Dihimbu juga untuk dapat menggelar pengamatan Gerhana Matahari sebagai sarana untuk belajar, mengamati fenomena alam, ber–tafakur dan merasakan kebesaran Allah SWT yang menghadirkan peristiwa gerhana.
Lembaga Falakiyah PBNU juga telah menyiapkan pengamatan gerhana melalui sistem teleskop yang akan dipancarluaskan ke dunia maya dalam live streaming melalui Falakiyah Channel.
Editor : Sri Anindiati Nursastri
Sumber: https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/21/093000823/
gerhana-matahari-21-juni-2020-cincin-yang-menjadi-separo
Tag : gerhana, matahari, bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini