LMDH Produksi Minyak Kayu Putih khas Bojonegoro
blokbojonegoro.com | Sunday, 20 December 2020 10:00
Kontributor: Uul Lyatin
blokBojonegoro.com - Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) kini telah memproduksi minyak kayu putih hasil asli olahan tangan Bojonegoro. Olahan minyak kayu putih ini dikerjakan oleh LMDH dan bekerja sama dengan Perhutani sejak tahun 2019 yang lalu.
Untuk mengangkat nama minyak kayu putih khas Bojonegoro, Shri Redjeki selaku salah satu anggota Perhutani memberi nama dengan sebutan Mijo, yang berarti Minyak Bojonegoro. Shri Redjeki membantu proses promosi dan pemasaran minyak kayu putih ini melalui CEC atau yang lebih dikenal sebagai komunitas ekonomi kreatif yang ada di Bojonegoro.
Selain Mijo ada juga nama minyak kayu putih yang lain, yaitu Deep Forest. Minyak kayu putih yang diberi nama Deep Forest ini lebih awal launching sebelum Mijo. Deep Forest ini pun pasar jualnya sudah ke berbagai daerah Pulau Jawa dan Kalimantan.
"Untuk membeli minyak kayu putih khas Bojonegoro ini harus melalui Perhutani langsung dan harus kontrak. Serta, untuk pembelian eceran kita bisa membeli melalui CEC," ungkapnya.
Ibu rumah tangga ini mengungkapkan bahwa ia berharap bahwa minyak kayu putih ini bisa tercipta oleh tangan tangan kreatif warga Bojonegoro sendiri, tanpa masuk ke lembaga mana pun.
Bahan-bahan olahan minyak kayu putih ini murni, tanpa campur aduk bahan untuk menambah aroma yang lain. Jadi aromanya murni dari bahan minyak kayu putih.
"Kandungan minyak kayu putih Bojonegoro ini juga harus diuji sebelum dipasarkan. Dan alhamdulillah kandungan sineol yang ada di minyak kayu putih ini mencapai 70% ke atas. Dan kandungan ini yang membuat minyak kayu putih ini menjadi istimewa. Karena fungsi dari sineol tersebut yaitu untuk meredakan saraf yang tegang dan relaksasi," ujarnya.
Ia juga menuturkan, bila minyak kayu putih yang kita pakai terasa panas. Itu adalah minyak kayu putih yang perlu diwaspadai, karena itu kemungkinan product dengan banyak campuran.
Minyak kayu putih ini dibandrol dengan harga paling murah Rp35.000 dengan 30 mili hingga Rp150 ribu ukuran 450 mili. Dengan kemasan beragam, minyak kayu putih ini memiliki harga yang berbeda, pada setiap kemasannya.
"Untuk akhir tahun ini kita stop produksi dulu karena musim penghujan. Karena musim penghujan seperti ini dapat membuat kerugian yang lebih besar lagi. Jadi kita hanya produksi ketika musim kemarau saja," imbuh Shri Redjeki. [uul/lis]
Tag : Minyak, kayu putih
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini