Kontributor: Herman Bagus
blokBojonegoro.com - Meningkatnya curah hujan dalam tiga hari terahir membuat debit air di sungai Bengawan Solo di Bojonegoro pada Senin (15/6/2021) malam meningkat tajam. Kondisi tersebut membuat air berubah menjadi keruh, akibatnya ikan yang ada di sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut mabuk.
Warga setempat menyebut fenomena ikan mabuk atau teler itu dengan istilah pladu. Pladu secara alami terjadi ketika dalam rentang waktu lama kondisi panas lalu tiba-tiba hujan deras.
Seperti yang terjadi di bantaran sungai Bengawan Solo, banyak warga berdatangan untuk menangkap ikan-ikan mabuk akibat fenomena paldu tersebut. Mereka beramai-ramai menangkap ikan di pinggir sungai yang lagi teler akibat kejadian tersebut, hal ini terjadi di Bendung Gerak Kalitidu.
Nur Rohman salah seorang pencari ikan dari Dukuh Berjo, Desa Padang, Kecamatan Trucuk, mengatakan berbagai jenis ikan yang ada di sungai tersebut seperti bader (tawes), jendil (patin) dan udang, serta beberapa jenis ikan air tawar yang lain, dengan mudah dapat ditangkap warga.
"Ikannya teler, mabuk atau sekarat, tidak mati, sehingga menyembul ke permukaan air dan mudah ditangkap. Kalau seperti itu kondisi ikannya kan lemas," ujar pria asal Dukuh Berjo tersebut.
Banyak ikan yang mabuk, kejadian ini sejak sekitar pukul 23.00 WIB. Kejadian seperti ini hampir setiap tahun terjadi karena setiap awal musim hujan dan debit air Bengawan Solo naik.
"Setiap warga bisa menghasilkan lebih dari lima kilo gram ikan. Jika beruntung, bisa mendapatkan ikan berukuran besar, hingga 20 kilogram satu ekornya," ujar lelaki tersebut.
Bahkan dirinya mendapatkan ikan yang mabuk di bantaran kali Bengawan Solo lebih dari tiga ember dibawa pulang ke rumahnya. Ikan-ikan tersebut nantinya di masak dan di kasihkan kepada tetangga-tetangganya yang tidak mendapatkan ikan.
"Saya pribadi tidak pernah menjual hasil tangkapan ikan pladu ini, dari dulu kalau dapat sedikit dikonsumsi sendiri kalau dapat banyak seperti ini ya dibagi-bagi," ujarnya kepada awak media blokBojonegoro.com.
Masih menurut Nur Rohman, bahwa ini banyak warga yang mencari ikan, karena ikan dengan mudah ditangkap. "Warga berani mengambil ikan di pinggiran, karena di tengah bengawan arusnya deras dan terlalu dalam," tutupnya.[her/ito]
Loading...