Kasus Demam Berdarah di Bojonegoro Turun
blokbojonegoro.com | Friday, 04 February 2022 15:00
Kontributor: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) sering dianggap sama, kedua penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, dan keduanya sama-sama disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Lantas apa perbedaannya?
DBD merupakan kondisi Demam Dengue yang lebih parah dan keduanya memiliki perbedaan gejala awal, yang salah satunya yaitu demam dengan suhu tubuh hingga 40 derajat Celcius selama empat hingga tujuh hari setelah digigit nyamuk.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Bojonegoro, dr. Whenny Dyah Prajanti sebelumnya mengatakan, sejak 2021 hingga awal tahun 2022, di Kabupaten Bojonegoro mengalami kenaikan kasus DBD dan kasus tersebut mulai tren sejak bulan Oktober tahun lalu.
"Sepanjang tahun 2021, di Kabupaten Bojonegoro ada 392 kasus dan 5 kasus kematian akibat DBD, yang masuk ke dalam Dinas Kesehatan Bojonegoro, dan di tahun 2022 per tanggal 17 Januari, ada 112 kasus dengan 2 kasus kematian dan 52 kasus DD," katanya.
Jumat (4/2/2022) dr. Whenny mengungkapkan, kasus DBD dan DD di Kabupaten Bojonegoro mengalami tren turun sejak satu minggu terakhir.
"Total dalam bulan Januari kasus DBD di Kota Migas ini ada 117 kasus," ungkap dr. Whenny.
Adapun upaya dari pihak Dinas Kesehatan untuk mencegah terjadinya DBD dan DD, yaitu melakukan gerakan satu rumah satu jumantik dan tetap memberikan edukasi kepada masyarakat, baik melalui siaran radio, siaran keliling dan melakukan penyuluhan ke desa-desa.
"Karena dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan satu satunya cara untuk menghindari terkena kedua virus tersebut, dan itu harus dilakukan seluruh masyarakat agar terhindar dari DBD maupun DD," lanjutnya.
Pihaknya menghimbau agar gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk tersebut dilakukan seluruh masyarakat secara serentak dan itupun hanya satu minggu sekali, dan masyarakat saat ini masih banyak yang beranggapan bahwa fogging merupakan aksi untuk pencegahan, tetapi hal tersebut salah, dan sebenarnya fogging merupakan aksi pemberantasan dan bukan cara untuk pencegahan.
"Saya berharap, semoga kedua kasus tersebut kian hari semakin turun dan bahkan sampai hilang dari Kabupaten Bojonegoro," imbuhnya.
Perlu diketahui, dalam jumlah 117 kasus DBD selama bulan Januari di Kabupaten Bojonegoro itu, kasus tertinggi di Kecamatan Kota Bojonegoro mencapai 46 Kasus DBD. [riz/mu]
Tag : demam berdarah
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini