Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Pedagang Tahu Tertipu Migor Palsu 4 Tangki, Rugi Jutaan

blokbojonegoro.com | Wednesday, 09 March 2022 17:00

Pedagang Tahu Tertipu Migor Palsu 4 Tangki, Rugi Jutaan Korban penipuan saat menunjukkan tangki minyak yang berisi air. (Rizky/blokbojonegoro.com)

 

Kontributor: Rizki Nur Diansyah

blokBojoneogoro.com - Seorang pedagang tahu asal Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Bojonegoro Kota tertipu minyak goreng curah sebanyak empat buah tangki yang ternyata hanya berisikan air keruh, Senin (7/3/2022).

Korban penipuan, Siti Fatimah menjelaskan awalnya pelaku tersebut pernah ke Ledokkulon, untuk menawarkan ke sebuah toko kelontong di sini. Ternyata toko yang ditawari itu tidak menjual minyak curah. Kemudian sama pemilik toko disuruh menjual ke pabrik tahu, dan di pabrik tahu pelaku menuju ke Mamik. Namun Mamik pada saat itu posisi tidak jualan.

"Mbak mamik bilang kalau jualan di Pasar Agrobis Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Sehingga pelaku itu mencari mbak Mamik di Pasar Agrobis Babat, namun disitu (Pasar Agrobis) mbak mamik tidak ada. Kemudian dia tanya ke saya, untuk mencari keberadaan Mbak Mamik," ungkap Siti Fatimah saat ditemui blokBojonegoro.com di kediamannya.

Kemudian, perempuan yang akrab dipanggil Fatimah itu menanyakan kepada pelaku mengapa mencari Mbak Mamik. Selanjutnya, pelaku menceritakan bahwa ia membawa 4 buah tangki minyak curah yang akan diberikan ke Mbak Mamik.

"Setelah berbicara panjang lebar, pelaku memberi contoh atau tester ke saya sebuah Migor curah asli yang di bungkus plastik. Saya pun merasa tertarik dan langsung membelinya, karena dengan harga yang begitu murah yakni Rp.14.600, saya langsung membeli 4 buah tangki itu," lanjut Fatimah dengan raut wajah sedih.

"Ya memang harganya tidak normal, karena di pasaran masih di patok antara 17 hingga 18 ribu per kilogram nya. Karena pada saat itu, saya kebetulan butuh banget minyak goreng curah untuk kebutuhan produksi sehari-hari di rumah, saya langsung membeli semua," jelasnya.

Pada saat membeli empat tangki tersebut, suasana masih pagi sekitar pukul 05.00 WIB setelah Salat Subuh, selanjutnya empat tangki itu dibawa pulang ke rumah. Sesampainya di rumah sekitar pukul 13.00 WIB siang, Fatimah langsung bergegas membuka salah satu tangki tersebut.

"Satu tangki saya buka dan saya tuang ke bak ternyata isinya air, dan saya cek keempat tangki itu, ternyata isinya air semua. Satu tangkinya itu berisi 30 kilogram, jadi kalau empat tangki kurang lebih 120 kilogram," ujarnya.

Lebih lanjut, hari ini (9/3/2022) Siti Fatimah melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian setempat yakni Polsek Babat, dengan membawa barang bukti berupa tangki berisi air tersebut dan sebuah video yang telah beredar di berbagai sosial media.

Melihat kejadian tersebut, Wakil Ketua DPRD Bojonegoro Sukur Priyanto langsung mendatangi rumah Ibu Fatimah untuk menanyakan dan memberikan minyak untuk ganti minyak yang sudah ditipu.

"Tadi saya langsung ke rumahnya untuk memberikan sedikit ganti minyak yang sudah ditipu," ujar Sukur Priyanto

Ia mengimbau kepada warga harus waspada, karena ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi kelangkaan minyak goreng. "Kalau mau beli minyak goreng curah harus diteliti, di telaah jangan sampai ada yang ketipu lagi," tambahnya

Politisi asal Partai Demokrat itu menambahkan, kalau di Bojonegoro kelangkaan belum terasa tapi, kalau untuk UMKM seperti ini memang seharusnya membutuhkan minyak yang banyak, maka dari itu mereka merasa kesulitan untuk mendapatkannya. [riz/lis]

 

 

Tag : Minyak, penipuan, air



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini