Penyaji Terbaik I Pawai Budaya 2022
Kampung Pancasila Karangpacar Usung Tradisi Sembahyang Klenteng Hok Swie Bio
blokbojonegoro.com | Tuesday, 30 August 2022 18:00
Reporter : Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Kampung Pancasila Kelurahan Karangpacar Bojonegoro, saat pawai budaya kategori umum berlangsung mengangkat tentang Tradisi Sembahyang Rebutan Klenteng Hok Swie Bio. Di mana kegiatan sembahyang sedekah bumi dari umat Tionghoa ini dilaksanakan rutin setiap tahun. Pada penanggalan Imlek, sedekah bumi Tionghoa dilakukan pada bulan 7 Imlek tanggal 15 dan rebutan pada tanggal 16. Sebelum Covid-19, pelaksanaan Sembahyang rebutan dilaksanakan selama tiga hari.
Mengingat warga Karangpacar tergolong majemuk, ada pemeluk agama Islam, agama kristen, agama Budha dan Tionghoa, maka semua unsur dilibatkan dalam Pawai Budaya dan semua mendukung turut dengan semangat kebersamaan dalam menciptakan Karangpacar sebagai perwujudan Kampung Pancasila yang indah, damai, dan aman (Idaman).
"Alhamdulillah kami mendapat predikat Penyaji Terbaik I dalam Pawai Budaya Tingkat Umum," ungkap Kepala Kelurahan Karangpacar, Erwina Sri Pamulih Hamangastuti.
Sebelum pawai budaya dilaksanakan, pihak Kelurahan Karangpacar juga kulonuwun atau meminta izin kepada Ketua Pengurus Tempat Ibadah Tri Dharma Klenteng Hok Swie Bio Bojonegoro dan mendapat respon positif untuk memvisualisasikan Tradisi Sembahyang Klenteng Hok Swie Bio kepada masyarakat saat pawai budaya.
"Dengan senang hati pengurus TITD Klenteng Hok Swie Bio Bojonegoro mengizinkan kami mengusung tradisi tersebut dan memvisualisasikan dalam Pawai Budaya," ucapnya.
Lanjut Lurah Karangpacar, tim pawai budaya tahun ini mengusung sebanyak 98 orang dari RT 1hingga 23 warga Karangpacar. Mulai dari ibu-ibu kader posyandu, kader PKK, ketua RT dan ketua RW, tim barongsai dan leang-leong sehingga panjang barisan kami kurang lebih 72 meter.
Tradisi sembahyang sendiri berarti rebutan atau memaknai manganan pada etnis Jawa. Yaitu memberikan shodaqoh kepada masyarakat yang di prosesi kan dalam bentuk rebutan. Ada gunungan yang berisikan barang dan makanan, di tengah gunungan terdapat patung raja setan atau dhaisu.
Karena rebutan ini merupakan bentuk syukur kepada para dewa dan arwah para leluhur yang telah melimpahkan rizki berupa hasil bumi dan melindungi umatnya. "Sebelum rebutan juga terdapat beberapa ritual. Yaitu sembahyang 3 kali putaran di dalam klenteng, samping leluhur, depan dhaisu. Kemudian usai ritual sembahyang sedekah bumi dilakukan pembakaran patung raja setan yang terbuat dari bambu yang sudah dibuat seperti raja setan menggunakan jian," ulasnya.
Persiapan yang dilakukan kurang lebih 23 hari ini menggunakan properti seperti jian, replika dhaisu yang terbuat dari bambu dan kertas, arakan gunungan berisi barang makanan. Termasuk replika garuda sebagai simbol Kampung Pancasila Karangpacar hingga bendera yang dibawa oleh para peserta.
"Kita ingin mengenalkan bahwa Karangpacar memiliki potensi yang bisa diangkat salah satunya tradisi budaya tahunan yang bisa menambah koleksi budaya di Bojonegoro. Selain itu mengikuti Pawai Budaya kali ini juga untuk memperkenalkan bahwa Karangpacar juga mempunyai produk lokal seperti Kecap Djap Tawon Madu, Kecap Semar dan juga minuman realfood dan juga home industri Jamu Pak Yat, yang semuanya di kemas dalam godiebag cantik," tutupnya. [liz/ito]
BACA BERITA blokBojonegoro.com SELENGKAPNYA DI GOOGLE NEWS
Tag : juara, klenteng, pancasila, hsb, titd, bojonegoro, pawai, budaya
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini