Menakar Efektivitas Deklarasi Anti Gengster
blokbojonegoro.com | Monday, 26 December 2022 12:00
Oleh: Hilal Nur Fuadi*
blokBojonegoro.com - Aksi kekerasan maupun tawuran tampaknya masih sangat lekat dan identik dengan kalangan remaja. Asumsi ini muncul karena seringnya kaum remaja terlibat dalam berbagai aksi kekerasan yang terjadi. Dan baru-baru ini, aksi kekerasan yang melibatkan para remaja kembali terulang dengan adanya kelompok (baca: gangster) di beberapa daerah di Indonesia bahkan aksi kekerasan ini tidak jarang mengakibatkan korban jiwa. Tidakan anarikis ini jika dibiarkan berlarut-larut maka tidak menutup kemungkinan juga akan semakin meluas dan merambah ke kalangan pelajar, oleh karena itu jajaran dinas pendidikan melalui sekolah-sekolah berupaya keras untuk mencegah agar jangan sampai ada berita mengenai keterlibatan siswa dalam tidak kekerasan yang dilakukan oleh kelompok gangster.
Di lingkup pemerintah Provinsi JawaTimur melalui dinas pendidikan juga telah melakukan berbagai upaya pencegahan keterlibatan siswa dalam gangster. Upaya ini dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya adalah dengan menggandeng pihak kepolisian. Selain melakukan kegiatan sweeping HP Siswa, upaya nyata yang dilakukan adalah dengan menggelar kegiatan “Deklarasi Anti Gengster” yang dilaksanakan serentak disekolah-sekolah yang berada dibawah naungan dinas pendidikan provinsi Jawa Timur. Khusus untuk kabupaten Bojonegoro, kegiatan ini dilaksanakan secara serentak pada pada hari Senin, 12 Desember 2022. Dalam kegiatan tersebut semua yang hadir sepakat untuk menolak segala bentuk anarkisme dan radikalisme dengan mengucapkan ikrar dan dilajutkan dengan menandatangani ikrar tersebut yang salah satu poinnya adalah menolak dengan tegas segala bentuk kekerasan, tidak terlibat dan tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu yang suka berbuat onar dan menggangu keamanan dan ketertiban serta merugikan orang lain. Dokumen ini kemudian ditandatangani oleh pihak kepolisian, sekolah dan perwakilan siswa-siswi. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah permasalahan kekerasan dan tindak kriminalitas terutama fenomena gangster dikalangan remaja akan hilang atau berkahir dengan pembacaan dan penandatanganan ikrar tersebut?
Keteladanan, Kasih Sayang, dan Disiplin Positif
Upaya yang dilakukan untuk meredam dan menghindarkan para remaja dari tindak kekerasan dan kriminalitas patut kita acungi jempol dan kita berikan apresiasi serta dukungan penuh agar semua tujuan yang tertuang dalam isi deklarasi tersebut bisa terwujud. Akan tetapi untuk mewujudkan itu semua tidak semudah membalik telapak tangan. Di satu sisi, para remaja (pelajar) memang akan selalu berusaha untuk melaksanakan dan taat pada isi kesepakatan deklarasi tersebut ketika mereka ingat bahwa ada power yang mengikat dibalik isi kesepakatan tersebut. Mereka takut akan mendapatkan sanksi baik sanksi administratif dari sekolah maupun sanksi hukum dari kepolisian jika melanggar hukum yang berlaku (mengingat penandatangan ini melibatkan pihak sekolah dan unsur kepolisian). Jadi motivasi mereka untuk taat pada isi/poin dalam deklarsi tersebut adalah motivasi eksternal yang hanya akan efektif jika mereka ingat konsekuensi hukuman jika melanggar kesepakatan tersebut.
Hal ini tentu berbeda jika para remaja atau siswa tersebut memiliki motivasi internal yang berasal dari dalam diri mereka sendiri. Dengan sadar dan tanpa adanya paksaan atau melihat hukuman mereka akan dapat memilih dan menentukan mana yang baik ataupun tidak baik bagi diri mereka sendiri. Lalu bagaimana cara memebntuk dan menumbuhkan motivasi internal dalam diri para remaja? Ada peran yang sangat penting yang dimainkan oleh orang tua dirumah maupun guru di sekolah dalam menumbuhkembangkan disiplin positif pada anak. Cara yang dapat dilakukan adalah : Pertama, kasih sayang. Banyak kalangan psikolog yang mensinyalir bahwa fenomena munculnya gengster ini adalah berasal dari kurangnya kasih sayang yang mereka dapatkan, baik disekolah maupun dirumah. Mereka merasa menjadi bagian yang termarjinalkan sehingga mereka berupaya untuk mencari jati diri dan mengekspresikan kekecewaan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan ikut bergabung dalam kelompok gangster. Oleh sebab itu curahan kasih sayang dan perhatian ini akan sangat membantu untuk mencegah anak agar tidak terlibat dalam tindakan dan berbagai aksi criminal ; Kedua adalah keteladanan. Orang tua dirumah harus memberikan contoh atau keteladanan yang baik bagi putra-putinya dengan berkata-kata yang baik, tida pernah berucap kasar, tidak pernah melakukan tindakan kekerasan, serta hal-hal lain yang bersifat positif. Di sisi lain, guru sebagai orang tua kedua bagi murid juga harus mampu menjadi teladan yang baik di sekolah dengan melakukan tindakan-tindakan dan memberikan contoh positif dihadapan peserta didik, sehingga diharapkan contoh keteladanan yang diperoleh anak baik dirumah maupun di sekolah akan turut membantu pembentukan karakter anak, sehingga jika sudah tertanam karakter positif, maka meskipun tanpa adanya proses “pembacaan deklarasi” meraka juga akan dapat membedakan mana yang baik maupun yang tidak baik untuk diri mereka sendiri. Ketiga adalah disiplin positif (sikap disiplin yang muncul dari dalam diri anak melalui pembiasaan-pembiasaan yang positif dan jauh dari kata hukuman). Untuk era seperti sekarang ini, melatih dan menumbuhkan karakter disiplin pada anak mutlak diperlukan, karena dengan modal disipilin inilah anak akan tumbuh dan berkembang sebagai sosok yang bertanggung jawab dalam segala hal dan seluruh tindakan yang dilakukan akan mencerminkan sikap disiplin yang berasal dari dalam. Dan anak-anak seperti iniakan memiiki pondasi yang kuat dan bisa mengendalikan diri untuk tidak terjerumus bergabung dalam kelompok gangster.
Berbagai upaya preventif memang perlu dilakukan untuk mencegah dan melindungi generasi muda dari berbagai tindak kekerasan maupun kriminalitas salah satunya adalah dengan pembacaan dan penandatanganan ikrar atau deklarasi anti gangster. Akan tetapi memberikan curahan kasih sayang, keteladanan, dan menanamkan disiplin positif dalam diri anak juga bisa menjadi win-win solution untuk menghindarkan mereka dari berbagai aksi kekerasan maupun kriminalitas dikalangan remaja, karena melalui proses tersebut akan terwujud motivasi internal yang akan membuat mereka mampu mengontrol diri mereka sendiri agar terhindar dari segala bentuk tindak kekerasan yang dapat berujung pada tindakan kriminalitas.
*Penulis adalah Guru SMA Negeri 1 Gondang, Bojonegoro
Tag : gangster, bojonegoro, deklarasi, pendidikan, siswa, sma
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini