Semarak Hari Jadi Bojonegoro 347, Diskusi Sejarah dan Budaya Kemajuan Pembangunan Kota Ledre
blokbojonegoro.com | Sunday, 13 October 2024 14:00
Reporter : Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Diskusi Ilmiah dalam Semarak Hari Jadi Bojonegoro ke 347 diselenggarakan pada hari Kamis, 10 Oktober 2024, di Universitas Nahdatul Ulama Sunan Giri mengambil tema Peran Sejarah dan Budaya dalam arah Kemajuan Pembangunan Bojonegoro. Diskusi ini diharapkan menjadi awal kembalinya pola pikir yang logis dan ilmiah dalam membicarakan sejarah dan kebudayaan Bojonegoro yang kita cintai bersama.
Sejarah sangat penting untuk mengetahui identitas dan jati diri Bojonegoro sebagai sebuah wilayah yang besar dan berbudaya majemuk. Pada dasarnya Bojonegoro lahir di atas kebudayaan bengawan, dengan segala dinamikanya. Baik itu aspek sosial, kultural dan ekonomi, yang selalu tumbuh dan menjadi nafas peradabannya.
Hingga tahun 1800, Bengawan Solo masih memegang peran strategisnya sebagai jalur utama perdagangan dari pesisir menuju pedalaman Jawa. Ekspor dan impor produk-produk masih melalui jalur ini, lahan-lahan pertanian yang subur di lembah Bengawan Solo juga menyokong kemajuan Bojonegoro.
"Terutama sebagai daerah pengekspor beras dan tembakau ke penjuru nusantara. Wilayah Bojonegoro ini secara alami dilindungi oleh keberadaan pegunungan kendeng di sisi utara dan selatan, yang berhutan dan penuh sumber mata air," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Bojonegoro, Budiyanto.
Bahkan dari beberapa kajian, Gunung Pandan merupakan pusat peradaban era kerjaan Medang sampai dengan Majapahit. Bukti itu ada dan berserakan di Museum Bojonegoro, seberapa prasasti banyak yang tertinggal dan masih ada di Gunung Pandan. Diantaranya Prasasti Sumberarum, Prasasti Tapaan, Prasasti Kedaton, Prasasti Batu Gilang, Prasasti Cancung dan Prasasti Sumberarum.
"Tentu akan sangat perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut jika kita ingin mengungkap kebenaran sejarah klasik Bojonegoro. Diskusi Ilmiah dengan empat narasumber dari lintas wilayah dan lintas konsen keilmuan," ucapnya.
Ini merupakan wujud nyata dari gagasan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Nahdatul Ulama Sunan Giri yang berkolaborasi dengan Komunitas Bumi Budaya dan juga Bojonegoro History untuk menyemarakkan hari Jadi Kota Bojonegoro. Sekaligus menekankan pentingnya literatur sejarah dan kebudayaan yang akan menjadi landasan teoritis tentang refleksi Hari Jadi Bojonegoro (HJB) yang hampir 4 abad lamanya.
"Hasil daripada diskusi Ilmiah ini adalah Rekomendasi atas beberapa hal sebagai bahan pertimbangan para pemangku kebijakan di Bojonegoro, antara lain mendorong berdirinya sebuah museum di Bojonegoro, kemudian mendorong giat-giat kearsipan dan literasi dan mengupayakan ekosistem kebudayaan yang sehat melalui kajian-kajian lintas bidang keilmuan dan lintas sektoral," bebernya. [liz/lis]
Tag : Lintas, sektoral , bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini