09:00 . Bangga Beternak Ayam Petelur, Cara Bojonegoro Bergerak Makmur   |   22:00 . Revitalisasi Alun-alun Bojonegoro, Parkir dan PKL Bakal Disentrakan   |   21:00 . Prodi PAI UNUGIRI Bojonegoro Raih Hasil Akreditasi Unggul   |   12:00 . Dandim Bojonegoro Tinjau Lokasi Rencana Pembentukan Batalyon TP di Temayang   |   08:00 . Maklumat 1 Juz 1 Alumni Ponpes Attanwir di Haul ke 33   |   06:00 . Nanti Malam, Ayoo... Ramaikan Institut Attanwir Bersholawat   |   16:00 . Dua Kali Disegel dan Ngeyel Operasi, PT Sata Tec Dinilai Remehkan Pemkab Bojonegoro   |   15:00 . Kejari Bojonegoro Segera Tetapkan Tersangka Kasus Dugaan Korupsi APBDes Drokilo   |   10:00 . Anak dan Orang Tua Bahagia Setelah Khitan   |   09:00 . Suasana Khitan Khitanan Massal oleh Satgas Kesehatan Attanwir   |   08:00 . 50 Peserta Khitan Ikuti Rangkaian Haul 33 KH. Moh. Sholeh   |   20:00 . Besok Pagi Khitanan Massal, Puncak Acara 13 Juni   |   18:00 . Kabur ke Hutan Tinggalkan Barang Curian, Polisi Buru Maling Rel Kereta di Bojonegoro   |   16:00 . JPU Banding Vonis Terdakwa Korupsi Mobil Siaga Bojonegoro, Begini Alasannya   |   15:00 . Ziarah Khidmat di Pesarean Mbah Djabbar Tsani   |  
Thu, 12 June 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Medayoh ke Perpustakaan

blokbojonegoro.com | Saturday, 17 May 2025 20:00

Medayoh ke Perpustakaan

Oleh: Usman Roin *

"Medayoh ke Perpustakaan", itulah tema diskusi kecil penulis dengan Pemred blokBojonegoro.com (bB), di ruang baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dis Perpus Sip), Rabu (14/05/25). Tujuannya, ya ingin membangun gemar membaca saja.

Mas Pemred, selain kawan, juga mentor penulis dalam bidang jurnalistik. Kala diskusi, beliau menyampaikan, bila menurunnya daya baca warga –tidak terkecuali di Bojonegoro, salah satu oleh sebab hadirnya personal gadget.

Apa yang beliau sampaikan bagi penulis betul. Bahkan dari gadget, semua hiburan "ada", "tersedia". Penulis coba contohkan, kala ikut acara tahlil di tempat teman, dua anaknya tengah asyik bermain gadget. Penulis coba mendekat, yang ditonton anak keduanya berumur 1 tahun adalah video-video pendek di Youtube.

Pertanyaan penulis, jika apa yang penulis temukan tersebut aktivitas menontonnya sekali, bagaimana yang tidak penulis lihat? Asumsi penulis, bisa saja aktivitas menonton short video melalui youtube dilakukan berkali alias sering.

Yang ingin penulis garisbawahi, adalah pengenalan gadget menjadi "dini" dilakukan daripada buku yang tercetak. Sehingga yang utama dan sering diperkenalkan justru gadget, gadget lagi, dan lagi.

Jika demikian, kapan kita ngemenke memperkenalkan kepada anak, istri, saudara, teman, tetangga, mahasiswa, dan warga perihal buku? Kapan pula mengajak mereka untuk gemar membaca!

Oleh sebab dua pertanyaan di ataslah, tidak salah sejauh mata memandang aktivitas membaca "sepi", tampak "tidak nyata" di sekeliling kita.

Itulah diskusi ringan penulis dengan mas Pemred selama 45 menit, sebelum beliau menjemput putranya yang lagi les musik.

Adapun penulis sendiri, memilih buku bacaan yang terdisplay di rak untuk kemudian dipinjam, sembari melihat-lihat penomoran untuk koleksi pendidikan –utamanya Islam, yang menjadi konsentrasi keilmuan pada rak sebelah mana.

 

Buku Cetak

Yang masih menjadi PR, menurut penulis adalah koleksi buku cetak yang telah dimiliki Dis Perpus Sip. Bagaimana agar buku cetak yang terdisplay bisa ramai dibaca kembali? Apalagi, lahirnya e-book tidak terlepas dari buku cetak yang akhir-akhir ini "seakan" tergeserkan.

Sebagai pribadi yang senang membaca, kala bertemu dengan mas Pemred, setidaknya tiga poin sebagai usulan agar koleksi buku di 62 rak gedung Dis Perpus Sip yang baru, bisa "ramai" dipinjam, dibaca oleh pelajar, mahasiswa, dan warga Bojonegoro.

Pertama, membuat program wajib "berkunjung" di Dis Perpus Sip. Hal ini bisa ditempuh dengan kerjasama –sebagai misal, antara Dinas Pendidikan dan Dis Perpus Sip agar Disdik memberi "rekomendasi" pelajar –wajib, berkunjung ke Dis Perpus Sip.

Penjadwalan itu bisa ditujukan kepada pelajar di berbagai jenjang TK hingga SMA dalam bentuk outing class. Terkait penamaan program berkunjung, bisa meminjam nama "Medayoh ke Perpustakaan".

Melalui "Medayoh ke Perpustakaan" gerakan membaca akan tumbuh. Kemudian, perpustakaan –Dis Perpus Sip, akan ramai pemustaka untuk memanfaatkan layanan mulai dari membaca, meminjam, serta layanan lainnya. Itulah solusi obrolan penulis dengan mas Pemred bB.

Kedua, waktu operasional perpustakaan ditambah. Usulan perihal ini tentu "seperti" tidak masuk akal. Hanya saja, mengutip detik.com terdapat perbandingan seperti perpustakaan Jakarta bila jam operasional ditambah hingga pukul 22.00 WIB. Tujuannya apa? Menurut penulis, agar sarana membaca hadir, tumbuh, melalui pionir perpustakaan yang disediakan oleh pemerintah.

Sebagai perbandingan, untuk bisa sebagaimana Finlandia di manapun warganya semangat membaca; kemudian Jepang; tentu niatan kecil sebagaimana penulis sampaikan di atas menjadi bagian dari solusi untuk menumbuhkan semangat membaca warga Bojonegoro.

Bila perpustakaan –dalam hal ini Dis Perpus Sip, menambah jam layanan hingga pukul 21.00 Wib sebagai misal, tentu hal itu bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa yang kuliah pada perguruan tinggi di Bojonegoro.

Selanjutnya, bila jam operasional Dis Perpus Sip juga bisa buka di weekend –Sabtu dan Minggu, tentu hal itu akan bisa digunakan oleh warga yang berbondong-bondong ke kota untuk mampir di perpustakaan.

Coba mampir di Ahmad Tanaka Chanel, pada weekend warga Jepang ramai ke perpustakaan untuk menghabiskan waktu membaca dan meminjam buku. Itu karena, perpustakaan umum membuka jam operasional di hari libur.

Ketiga, membuat video konten membaca. Konten kampanye membaca kudu dibuat untuk menarik animo warga di penjuru Bojonegoro. Apalagi, bila mengamati instagram @dispusip_bjn, konten perihal "Ayo membaca di Dis Perpus Sip" kuantitasnya belum tampak banyak.

Bila kampanye ajakan datang ke Dis Perpus Sip untuk membaca buku dibuat, tentu warga akan ngemenke hadir. Itu karena, diperkenalkan melalui konten perihal fasilitas, koleksi buku terkini apa yang bisa dibaca, dipinjam, bilamana datang ke Dis Perpus Sip.

Buku yang sudah terdisplay rapi di rak Dis Perpus Sip, tentu menyimpan PR. Bagaimana menarik minat membaca warga Bojonegoro untuk gemar membaca koleksi buku yang dimiliki? Karena, sebelum munculnya e-book, tentu buku yang tercetak lebih dahulu hadir membawa kemajuan peradaban literasi manusia.

Semoga, hal kecil perihal literasi di Bojonegoro ini mendapatkan perhatian. Dengan hati yang jernih, alangkah indahnya bila di sekeliling kita aktivitas membaca hadir. Kita membaca, mengajak orang lain membaca, sehingga tercipta budaya warga membaca (reading society).

 

*Penulis adalah Pegiat Literasi, Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Unugiri, dan Penulis Buku "Falsafah Menulis"

 

Tag : Medayoh, perpustakaan, Bojonegoro, literasi, minat baca



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

  • Saturday, 31 May 2025 08:00

    Warga Ngantulan Adakan Kerja Bakti

    Warga Ngantulan Adakan Kerja Bakti Agar saluran air menjadi lancar, warga Dusun Ngantulan RT.21/RW.006, Desa Bulu, Kecamatan Balen mengadakan kerja bakti yang dimulai pukul 07.00-10.00 Wib, Jumat (30/5/25)....

    read more

Lowongan Kerja & Iklan Hemat