Reporter: Muhammad
blokBojonegoro.com - Unit usaha pondok pesantren di Bojonegoro kini bersiap memasuki babak baru. Pengelolaan bisnis yang selama ini berjalan seadanya mulai ditata secara profesional melalui Pelatihan Supply Chain Management Berbasis SCOR 11.0, Kegiatan diselenggarakan Institut Attanwir Bojonegoro melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Litapdimas 2025, bekerja sama dengan PT Go Trans Internasional Surabaya.
Acara berlangsung Minggu (14/12/2025) di Auditorium Kampus Institut Attanwir (INTAN) Bojonegoro menghadirkan narasumber praktisi dan akademisi yang berpengalaman di bidang logistik dan manajemen rantai pasok.
Tim PkM Institut Attanwir Bojonegoro diketuai oleh Ahmat Arif Syaifudin, M.E., selaku Kaprodi Ekonomi Syariah, dengan anggota Ulya Himmatin, M.Pd., Kaprodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Institut Attanwir dan Ulfatul Khasanah, S.E., M.Ak., Wakil Ketua STEI Permata Bojonegoro.
Sementara itu, materi utama pelatihan disampaikan oleh Warsono, S.E., M.M., praktisi logistik dari PT Go Trans Internasional Surabaya, yang memaparkan konsep dan implementasi Supply Chain Operation Reference (SCOR) 11.0 secara aplikatif dan mudah dipahami oleh pelaku unit usaha pesantren.
Peserta pelatihan berasal dari berbagai pondok pesantren di Bojonegoro, di antaranya Ponpes Al-Rosyid Bojonegoro melalui unit usaha Minimarket La Royba, Ponpes Yahqi IIBS Ngasem, Ponpes Modern Al Aly Bojonegoro, serta Ponpes Khozinatul Abror.
Sejak sesi awal, suasana pelatihan tampak hidup. Para peserta aktif berdiskusi dan mengungkapkan persoalan yang selama ini mereka hadapi, seperti stok barang menumpuk, mekanisme retur yang belum tertata, hingga lemahnya standar pelayanan kasir.
"Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga menekankan solusi praktis," kata Warsono
Dalam sesi diskusi kelompok, peserta diajak merumuskan langkah-langkah nyata yang dapat langsung diterapkan, mulai dari penyelenggaraan event penjualan khusus untuk mengurangi stok lama, penyusunan strategi promosi yang lebih kreatif, hingga pemanfaatan marketplace dan kanal digital agar produk pesantren mampu menjangkau pasar yang lebih luas tanpa biaya besar.
Ketua PkM, Ahmat Arif Syaifudin, M.E., dalam sambutannya menegaskan, bahwa kegiatan ini merupakan upaya mendorong unit usaha pesantren agar dikelola secara profesional, terukur, dan berkelanjutan. Keberhasilan usaha pesantren tidak hanya diukur dari aspek keuntungan, tetapi juga dari nilai-nilai yang melandasinya.
“Pengelolaan unit usaha pesantren harus berlandaskan nilai siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Dengan begitu, profesionalitas dan etika bisnis syariah dapat berjalan beriringan,” terang Ahmat Arif yang juga Kaprodi Ekonomi Syariah.
Lebih lanjut, ia berharap kerja sama antara Institut Attanwir Bojonegoro, PT Go Trans Internasional, dan jaringan pondok pesantren di Bojonegoro dapat terus berlanjut melalui pelatihan lanjutan yang lebih spesifik di bidang manajemen usaha, pemasaran digital, dan keuangan syariah.
"Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi pesantren dan menggerakkan ekonomi syariah dari akar rumput," pungkasnya. [mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published