Sekolah Energi Berdikari Pertamina, Antarkan SMPN 1 Ngasem Raih Adiwiyata Nasional
Corporate Secretary Petamina Hulu Energi, Hermansyah Y. Nasroen memberikan bantuan 8 laptop lengkap dengan aksesorisnya kepada SMPN 1 Ngasem yang diterima oleh Waksek Antun Suhono, untuk mendukung keberlanjutan program sekolah energi berdikari.

Reporter: Muhammad

blokBojonegoro.com - Program Sekolah Energi Berdikari (SEB) yang digulirkan Pertamina ikut serta mendukung SMPN 1 Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional tahun 2025. 

SMPN 1 Ngasem merupakan satu-satunya sekolah di Kabupaten Bojonegoro, yang menjadi sasaran program sekolah energi berdikari. Program ini mampu mengubah perilaku siswa dan guru di lembaga pendidikan di kawasan ring satu Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB). Mereka lebih peduli dan sadar menjaga kelestarian lingkungan sekolah, serta komitmen mendukung energi baru terbaharukan (EBT) secara berkelanjutan untuk mengurangi emisi karbon.

Kepedulian SMPN 1 Ngasem terhadap pengelolaan lingkungan diwujudkan melalui berbagai cara. Mulai dari pengelolaan sampah, pembuatan biopori, membuat hutan sekolah, hingga mengurangi jejak emisi karbon. Program tersebut dilaksanakan berkolaborasi antara Pertamina (Persero), Sub Holding Upstream (SHU) Pertamina Hulu Energi (PHE), dan Pertamina EP Cepu Zona 12.

Guru Pendamping Program Sekolah Energi Berdikari, Ebta Heri Susanto mengatakan, program SEB mulai dilaksanakan di SMPN 1 Ngasem sejak 2024 lalu. Ada beberapa rangkaian program yang telah direalisasikan Pertamina. Meliputi Pemasangan Panel Surya (PLTS) berkapasitas sekitar 3,3 kWp dan baterai 5 kWh untuk memasok listrik ramah lingkungan. PLTS telah dimanfaatkan untuk 7 ruang kelas, satu ruang laboratorium bahasa, dan pompa air.

“Panel surya ini mampu menghemat biaya hingga 750 ribu rupiah setiap bulannya,” ujarnya di sela-sela SHU Eco- Vation Day bertajuk “Bangun Literasi degan Aksi” SEB di SMPN 1 Ngasem, Jumat (19/12/2025).

Ebta menjelaskan, kegiatan SEB lainnya yang dilaksanakan di SMPN 1 Ngasem adalah edukasi dan pelatihan. Dalam kegiatan ini, siswa dan guru dilatih tentang energi terbarukan, transisi energi, industri migas, pengelolaan sampah, serta gaya hidup peduli lingkungan. Juga pembentukan “Green Warrior” dari kalangan siswa sebagai duta lingkungan.

“Kami juga membuat 60 biopori. Siswa juga diajari cara mengolah sampah menjadi pupuk organik untuk tanaman. Jadi tidak ada sampah sia-sia, semua diolah menjadi nilai ekonomi. Untuk produksi pupuk organik setiap bulannya mencapai 30 kg,” tuturnya.

Kegiatan SEB lainnya yang dilaksanakan adalah penghijauan dan inovasi. Dalam kegiatan ini dilaksanakan penanaman 60 bibit pohon produktif dan dukungan hutan sekolah, serta kompetisi upcycling sampah. Juga pengembangan kurikulum melalui Integrasi materi STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) untuk meningkatkan minat belajar sains dan energi berkelanjutan.

Hutan sekolah di SMPN 1 Ngasem seluas 5.000 meter persegi. Lahan yang sebelumnya gersang, tidak terawat, dan dipenuhi semak belukar itu, telah disulap menjadi kawasan yang rindang. Terdapat 4.000 vegetasi yang ditanam dan tumbuh subur. Terdiri dari 2.000 pohon keras seperti trembesi, dan sisanya pohon rambat.

“Selain itu di hutan sekolah juga ada kolam ikan,” ucap Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMPN 1 Ngasem itu.

Menurut Ebta, jumlah emisi karbon di lingkungan SMPN 1 Ngasem sebelumnya mencapai 3 ton per tahun. Emisi karbon ini dipicu oleh transportasi yang dihasilkan dari kendaraan guru dan wali murid yang mengantar dan menjemput anaknya, konsumsi dari makanan 800 warga sekolah, pemakaian listrik, dan sampah yang dihasilkan dari makanan.

Namun, Ebta mengaku belum mengetahui secara pasti berapa jumlah emisi karbon yang berhasil dikurangi setelah sejumlah program lingkungan dilaksanakan di SMPN 1 Ngasem. Seperti tanaman trembesi yang sudah ditanam mampu menyerap berapa emisi karbon.

“Kami belum melakukan penghitungan lagi. Tapi target kami melalui program-program lingkungan yang dilaksanakan ini bisa mengurangi 50 persen emisi karbon di sekolah ini,” pungkasnya.

SHU Eco- Vation Day bertajuk “Bangun Literasi degan Aksi” SEB di SMPN 1 Ngasem dihadiri Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Cindy Cintya Koeshardini; Corporate Secretary Petamina Hulu Energi, Hermansyah Y. Nasroen; Senior Manager Relation Regional 4 Indonesia Timur, Sigit Dwi Aryono dan jajarannya.

Selain itu dihadiri Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro, Beny Subiakto; Camat Ngasem, Iwan Sopian dan jajaran Muspika; Kepala Desa Ngasem dan Ngadiluwih; penilik pendidikan luar sekolah; para guru dan murid.

Kegiatan SHU Eco- Vation Day yang digelar merupakan bagian dari mensukseskan program sekolah energi berdikari melalui berbagai kegiatan. Meliputi lomba kreasi pengolahan sampah. Dalam lomba ini, para siswa mengolah sampah menjadi berbagai produk yang memiliki nilai ekonomi. Seperti briket, reborn, eco enzim, dan mengubah sampah plastik menjadi sumber energi.

Juga pembekalan materi kelas energi dan keberlanjutan energi, dan pemberian bantuan fasilitas penunjang peningkatan literasi digital dalam kegiatan belajar mengajar meliputi 8 laptop lengkap dengan aksesorisnya.

Implementasi program sekolah energi berdikari di SMPN 1 Ngasem juga mendapat dukungan operator lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (JTB), Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 melalui beberapa kegiatan. Yakni kampanye pengurangan jejak emisi karbon melalui pelatihan penghitungan jejak emisi karbon dan pembentukan komite Gerakan imbal jasa lingkungan yang melibatkan seluruh warga sekolah.

Kemudian, pembangunan hutan sekolah meliputi penanaman ragam pohon kehutanan dan pohon buah sejumlah 3.090 pohon hingga tahun 2025, pembangunan saung pintar dan akses jalan setapak hutan sekolah, green house serta mini embung hutan sekolah.

Juga pembangunan installasi system irigasi hutan sekolah, installasi 80 titik alat biopori, edukasi migas dan lingkungan oleh tim Agent of Change (AoC) PEPC, dan dukungan program lingkungan sekolah seperti; Kurangi Sampah Sekolah Kita (KURASAKI), Sabtu Bersih untuk meningkatkan status Adiwiyata.

Corporate Secretary Petamina Hulu Energi, Hermansyah Y. Nasroen menyampaikan, program sekolah energi berdikari untuk mendidik dan memberdayakan generasi muda agar sadar akan pentingnya energi bersih dan terbarukan (EBT), mendukung transisi energi nasional dan target net zero emission pada 2060, serta mengimplementasikan prinsip Keberlanjutan (ESG/SDGs).

Hermansyah menegaskan, program sekolah energi berdikari bukan hanya belajar, tapi mendorong para siswa untuk lebih berinovasi dan berkreasi memanfaatkan potensi yang ada. Seperti kreatifitas yang diwujudkan melalui karya lingkungan oleh para siswa dari pengolahan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi.

“Energi harus digunakan dengan bijak, lingkungan harus dijaga, dan bumi harus dirawat untuk masa depan,” pesannya.

Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Cindy Cintya Koeshardini mengapresiasi program sekolah energi berdikari yang dilaksanakan Sub Holding Upstream, karena mampu menumbuhkan kesadaran untuk menjaga dan merawat lingkungan.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro, Beny Subiakto menegaskan, program sekolah energi berdikari yang dilaksanakan Pertamina di SMPN 1 Ngasem ini sejalan dengan program prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam pengelolaan sampah.

“Untuk tahun 2025 ini, kami memiliki program SDSB, satu desa satu bank sampah. Program ini salah satu upaya mengelola sampah agar kebersihan lingkungan tetap terjaga,” tegasnya.

Wakil Kepala SMPN 1 Ngasem, Antun Suhono, mengucapkan terima kasih kepada Pertamina dan Sub Holding Upstream Pertamina Hulu Energi yang sudah memberikan banyak bantuan melalui program sekolah energi berdikari. Program ini telah dirasakan manfaatnya oleh warga sekolah, dan berhasil mengantarkan SMPN 1 Ngasem meriah penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional 2025.

“Keberhasialan ini tidak lepas dari kerja sama dan dukungan semua pihak. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih,” pungkas Antun. [mad]