06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   19:00 . Pj Adriyanto : Pasar Hewan Bisa Menjadi Tujuan Wisata Dan Edukasi   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Agar Media Sosial Tak Jadi Bumerang bagi Kesehatan

blokbojonegoro.com | Tuesday, 07 February 2017 07:00

Agar Media Sosial Tak Jadi Bumerang bagi Kesehatan

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Aktif di media sosial bukan hanya membuat kita gembira dan bernostalgia, melainkan juga membangkitkan rasa marah, bahkan sedih. Tak heran jika bagi banyak orang, media sosial justru jadi bumerang untuk kesehatan mental.

Pada dasarnya, berkomunikasi melalui media sosial memang bermanfaat, tetapi jika berlebihan justru berakibat sebaliknya.

Sebuah penelitian terbaru mengenai dampak media sosial menunjukkan, terlalu sering "menyukai" posting-an seseorang atau "mengklik tautan" yang dibagikan di lini masa ternyata berkaitan dengan kondisi kesehatan mental yang buruk.

Belakangan ini, media sosial bukan hanya diisi oleh berita kelahiran, pertunangan, atau liburan teman dan keluarga, melainkan juga banyak berita politik atau informasi bohong yang justru membuat hati panas.

Dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh Holly Shakya, asisten profesor bidang kesehatan global dari Universitas California AS, disimpulkan bahwa mereka yang sering memperbarui status Facebooknya justru memiliki status kesehatan mental lebih buruk.

Bukan hanya itu, hasil studi yang dilakukan pada 5.400 orang berusia dewasa itu juga menunjukkan, orang yang kesehatannya buruk cenderung menggunakan media sosial, dan aktif di media sosial justru semakin memperburuk kondisinya.

Kondisi mental yang buruk juga bisa timbul dari perasaan iri dan kesepian saat membandingkan diri dengan orang lain yang kita anggap sempurna di media sosial.

Belum lagi jika kita merasa tidak diterima atau ditolak oleh orang lain gara-gara posting-an kita tidak mendapat respons yang diharapkan. Para ahli menyebut, semua perasaan depresif tersebut sebagai "depresi media sosial".

Anak-anak dan remaja ternyata lebih sensitif pada pengaruh media. Walau kondisi ini bisa dialami kedua jenis jender, perempuan lebih rentan terhadap depresi yang terkait dengan media sosial.

Batasi

Seperti banyak hal lain dalam hidup, sebaiknya gunakan media sosial tanpa berlebihan. Batasi waktu menggunakan media sosial, misalnya hanya saat waktu istirahat atau di perjalanan pulang kantor saja.

Hindari keinginan untuk membandingkan kehidupan kita dengan orang lain di media sosial. Terlebih lagi, apa yang tampak sempurna di media sosial belum tentu faktanya demikian. Jika Anda tidak mampu menahan perasaan tersebut, berhentilah membuka media sosial sampai mood Anda baik kembali.

Lakukanlah aktivitas nyata, seperti berjalan-jalan ke taman, makan es krim dengan teman, atau ngobrol santai dengan keluarga. Kegiatan ini akan membuat Anda merasa terhubung dengan lingkungan sekitar. Orang yang memiliki ikatan sosial lebih kuat pada umumnya lebih merasa puas dan bahagia dengan hidupnya.

Sumber: http://health.kompas.com/read/2017/02/06/210000223/agar.media.sosial.tak.jadi.bumerang.bagi.kesehatan

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat