Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

10 Tahun, Hidupi Keluarga dari Jualan Kayu Bakar

blokbojonegoro.com | Thursday, 30 March 2017 18:00

10 Tahun, Hidupi Keluarga dari Jualan Kayu Bakar

Kontributor: Sutopo

blokBojonegoro.com -
Panasnya terik matahari sudah menjadi teman setiap hari saat mengayuh sepeda dari Dusun Jambe, Desa Ngadiluwih, Kecamtan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro menuju hutan di wilayah Desa Setren untuk mengambil kayu bakar. Itulah kegiatan Nyamiren (55) sehari-hari.

Nyamiren mengaku, bahwa dirinya sudah menjalani pekerjaan tersebut kurang lebih 10 tahun lamanya, dengan penuh kegigihan dan telaten, setiap hari ia mencari kayu bakar untuk dijual.

Jalan dari rumah Nyamiren, di Dusun Jambe memang cukup jauh, kurang lebih 15 kilometer untuk sampai ke tempat dimana kayu-kayu itu berada, yaitu di hutan di wilayah Desa Setren, Kecamatan Ngasem.

Nyamiren menceritakan, untuk kayu yang diambil selanjutnya dijual kepada seorang yang memiliki warung makan guna sebagai kayu bakar untuk memasak. "Untuk jualnya di tempat pedagang lontong," jelasnya, kepada blokBojonegoro.com.

Untuk kayu bakar yang ia ambil dari hutan, biasanya Nyamiren menjual dengan harga Rp30 ribu untuk sekali angkut dengan sepeda angin miliknya. Meski dengan penghasilannya yang pas-pasan, Nyamiren mengaku tetap bersyukur karena dengan kerja tersebut ia bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anaknya.

"Bersyukur dengan kerja seperti ini, karena masih bisa menghidupi keluarga saya," tutur Nyamiren di sela istirahat dari mengayuh sepeda pancalnya.

Saat ini Nyamiren sudah dikaruniai 5 orang anak, yang masing-masing, satu anaknya sudah berkeluarga, sedang dua anaknya merantau ke Kalimantan untuk bekerja, dan dua anaknya lagi masih duduk di Sekolah Dasar (SD).

"Sebenarnya anak saya 7, tapi yang 2 telah wafat terlebih dahulu," jelas Nyamiren bercerita.

Sebelum melakoni pekerjaan menjadi pengambil kayu bakar, dulu Nyamiren pernah menjadi penjual bakso keliling, namun karena harga daging yang mahal dan ditambah penjualan setiap hari yang kurang laku, akhirnya Nyamiren memilih untuk berhenti dari penjual bakso.

Bapak lima anak tersebut hanya berhap kepada pemerintah, khususnya Pemerintah Desa (Pemdes) untuk memperhatikan rakyat kecil seperti dirinya, karena ia saat ini membutuhkan bantuan berupa motor sebagai alat untuk dirinya bekerja.

"Paling tidak motor bekas kan murah, masa tidak bisa, jangan hanya saat kampanye saja ingat orang kecil, setelah itu jadi lupa," celetuk Nyamiren sembari melanjutkan perjalanannya. [top/mu]

Tag : penjual kayu bakar, pencari kayu bakar



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini