09:00 . Kemenag Bojonegoro: Akad Nikah di Hari Libur Bayar Rp600 Ribu   |   08:00 . Mahasiswa Unugiri Ajak Warga Desa Sidorejo Manfaatkan Beton Jadi Keripik   |   07:00 . Gus Baha' Sang Ahli Al-Quran, Ini Profil Lengkapnya   |   06:00 . Liga 2 Baru Gunakan VAR Baru Musim 2025/2026   |   20:00 . Besok Mulai Puasa Ayyamul Bidh, Berikut Niat dan Tata Caranya   |   10:00 . Gasak Ratusan Tabung LPG, 3 Pemuda Dibekuk Polres Bojonegoro   |   09:00 . Mahasiswa Unugiri Dorong UMKM Desa Simorejo Go Digital   |   08:00 . 18 Januari, Persibo akan Mulai Main di 8 Besar   |   07:00 . Bekali Anggota Baru, LPM Arusgiri Gelar Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar   |   06:00 . 625.481 Guru Binaan Kemenag belum Ikuti PPG Dalam Jabatan   |   00:00 . Sejumlah Bangkai Sapi Terapung di Bengawan Solo Bojonegoro, Diduga Terpapar PMK   |   22:00 . Prodi Seni Teater STKW Bersama Sandur Sedhet Srepet Gelar Workshop dan Pementasan Teater   |   21:00 . Persibo di Group X di Babak 8 Besar   |   20:30 . Manajemen Persibo: 3 Pemain Laskar Angling Dharma Luka Parah   |   20:15 . Curi Hp dan Laptop di Bojonegoro, Polisi Beri Timah Panas ke Kaki Pelaku   |  
Mon, 13 January 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Kisah Pemuda Bojonegoro Terima Beasiswa LPDP Double Degree di Malaysia

blokbojonegoro.com | Thursday, 09 May 2024 20:00

Kisah Pemuda Bojonegoro Terima Beasiswa LPDP Double Degree di Malaysia

Reporter : Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Bagi Yahya Fuad pemuda asal Desa Pagerwesi, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, tujuan utama pendidikan bukanlah pengetahuan, tetapi tindakan.

Rupanya stigma buruk yang dikatakan bahwa orang desa tidak mampu bersaing dengan orang kota besar, bahkan skala Internasional, tentu stigma tersebut harus diubah dan yakin bahwa orang desa bisa berkontribusi di kancah internasional.

Dengan semangat dan tekad yang kuat, Alumnus S-1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel ini memiliki impian untuk mengejar pendidikan di Timur Tengah. Namun terhalang oleh dinding ekonomi dan jarak yang menjadi kekhawatiran orang tua.

"Dulu emang target bisa S-2 jalur beasiswa, setelah lulus S-1 selama 3.5 tahun dan Alhamdulillah mendapatkan predikat cumlaude. Saya langsung daftar S-2," kenang Yahya Fuad, kepada blokBojonegoro.com.

Lolos Beasiswa Lewat Program LPDP Double Degree

Beruntungnya, ada program beasiswa baru dari Kementerian Agama kala itu berupa Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB). Dimana program pendanaan ini bersumber dari LPDP BIB Kementerian Agama Republik Indonesia. Skema beasiswa double degree, atau lulus dengan dua gelar dari kampus dalam dan luar negeri lewat Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI).

"Di Indonesia Universitas Islam Sunan Ampel jurusan Ekonomi Syariah, lalu di Universiti Utara Malaysia (UUM) Double Degree Master in Islamic Finance and Banking," ungkap Pemuda asal Trucuk.

Kepada blokBojonegoro.com, ia bercerita awalnya mengikut seleksi beasiswa LPDP harus melewati beberapa tahapan. Pertama berupa berkas administrasi, lalu psikologi dan psikotes hingga wawancara yang mana harus dilalui kurang lebih 2 bulan dan dinyatakan sebagai penerima beasiswa.

"Setelah dinyatakan lolos, ada kelas pendalaman bahasa inggris selama 2 bulan. 1 bulan online dan 1 bulan kedua offline di Jakarta namanya English Preparation Program (EPP)," cerita Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya.

Tiba di Malaysia Rasakan Kultur Berbeda

Yahya sapaan karibnya mengaku, baru tiba di Malaysia dan mulai studi di Universiti Utara Malaysia (UUM) sekitar bulan Mei. Setiba di Malaysia, ia merasakan kultur yang berbeda dan cukup unik.

"Kalau di Malaysia itu kultur mosaik, pengaruh Tionghoa, India dan Melayu asli. Suku Melayu merupakan kelompok etnis terbesar, dan bahasa Ibu Melayu," ujarnya.

Berharap Ciptakan Kolaborasi Internasional dan Ubah Stigma Buruk Anak Desa

Pemuda asal Trucuk ini berharap, usai mendapatkan beasiswa double degree ini bisa menciptakan kolaborasi internasional. Dan berharap agar dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan tepat waktu. Terlebih kini, ia harus melalui penelitian dengan dua topik yang berbeda di dua kampus yang berbeda.

"Di Indonesia 1 tahun berupa tesis, di Malaysia 1 tahun penelitian berupa papper. Motivasi utama adalah keluarga, dan kunci utama doa orang tua," imbuhnya.

Meski begitu, Fuad mengaku ini merupakan langkah yang baik untuk menambah pengalaman dan jaringan. Dengan mengikuti program double degree ini juga berharap memiliki peluang kolaborasi internasional di bidang riset dan akademik.

"Sehingga dapat membangun peluang kolaborasi internasional nantinya, terutama di bidang riset dan akademik. Stigma buruk yang dikatakan orang desa tertinggal, orang miskin tidak bisa kuliah itu tidak ada. Selagi masih ada doa dan usaha," bebernya. [liz/mu]

 

Tag : Pemuda bojonegoro, mahasiswa, beasiswa



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat