Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Dr. Ulfa Kholili, Sp.PD. Finasim (Ahli Gastro RSUD Dr. Soetomo)

Sejak Kecil Mimpi Jadi Dokter

blokbojonegoro.com | Monday, 17 April 2017 22:00

Sejak Kecil Mimpi Jadi Dokter

Pengirim: Diffaryza Zaki Rahman*

blokBojonegoro.com - Impiannya sejak kecil yang ingin menjadi dokter, ternyata menjadi kenyataan. Itu yang dialami Dr. Ulfa Kholili, Sp.PD. Finasim, alumni SMAN 1 Bojonegoro tahun 1993 ini.  Dokter spesialis yang juga sebagai dosen di Fakultas Kedokteran  Universitas Airlangga, Surabaya, memang mengaku sejak Taman Kanak-Kanak (TK) sudah mengidolakan profesi dokter.

Begitu besar minatnya menjadi dokter, pada tahun 1993 ia tanpa pikir panjang langsung meninggalkan kampus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), meski saat itu statusnya ikatan dinas menjadi PNS di Kementerian Keuangan. "Saya lebih memilih Fakultas Kedokteran dan langsung mundur dari STAN karena cita-cita saya sejak kecil memang pengin menjadi dokter," katanya.

Perempuan asli Cah Sumbertlaseh, Dander yang lahir 4 April 1975 itu tergolong punya prestasi menonjol sejak SD. Meski sekolah di SD ndeso, SDN Sumbertlaseh II, Kecamatan Dander, ia pernah menjadi juara 1 cerdas cermat antar SD se Kabupaten Bojonegoro tahun 1986. Kemudian mewakili Bojonegoro dalam cerdas cermat yang diadakan TVRI Surabaya.

Lulus dari SD Sumberlaseh II tahun 1987 anak kelima pasangan  H. Chozin Mabruri dan Hj. Asri'ah itu lalu meneruskan ke SMPN 1 Bojonegoro. Meski jarak dari rumah ke sekolah sekitar 6 Km, ia selalu naik sepeda "onthel" untuk pergi dan pulang. "Saya ingat sepeda mini warna biru yang selalu saya pakai ke SMP," kenangnya.

Sejak SD hingga SMP ini, ibu tiga anak itu mengaku semangat belajarnya terus bertambah, karena punya teman satu kampung dan satu kelas yang sangat cerdas dan rajin belajar, namanya Umi Muawanah. Bisa dibilang, ia dan Umi Muawanah itu terus "bersaing" dalam meraih prestasi di kelas. "Saya dengan Umi selalu gantian juara 1 di kelas," tegas Mbak Ulfa, panggilan karibnya.

Begitu lulus SMP tahun 1990 ia melanjutkan ke SMAN 1 Bojonegoro. Begitu juga sahabatnya, Umi Muawanah. Dokter spesialis Penyakit Dalam yang praktek di RS Mitra Keluarga, RS Darmo dan RD Royal Surabaya itu memang punya kenangan tersendiri dengan sahabatnya itu.

Terlebih saat keduanya masuk SMAN 1 Bojonegoro. Ternyata saat pembagian kelas mereka lagi-lagi satu kelas. Berarti selama 10 tahun mereka selalu satu kelas. Baru saat naik kelas 2 SMA mereka minta dipisah kelasnya, meski sama-sama jurusan Fisika. Mengapa mereka ingin pisah kelas?

"Saat kenaikan kelas 2 itu, saya dan Umi Muawanah sepakat untuk beda kelas. Kami berdua sampai menghadap wali kelas agar kelas kita dipisah. Alasannya kita berdua sudah bosan bersaing satu kelas terus sejak kelas satu SD," kelakarnya sambil tertawa.

Uniknya, dua sahabat itu setelah lulus SMA dipertemukan lagi saat mereka sama-sama diterima di STAN Jakarta. Mereka kompak bersama-sama mengikuti masa orientasi di kampus (Opspek) selama satu minggu. Lalu kompak memutuskan mundur dari STAN bersama-sama juga. "Saya mundur dari STAN karena diterima di Fakultas Kedokteran Unair sedangkan Umi diterima di Teknik Kimia di ITS ," kenang Ulfa.

Karena sesuai dengan pilihan hatinya, maka selama mengikuti perkuliahan dan praktek di Rumah Sakit ia mengaku sangat menikmati dan menjiwai hingga gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) ia raih tahun 1997. Lalu setelah menjalani co-ass selama 2 tahun, ia dilantik menjadi dokter umum tahun 1999. Tidak berapa setelah lulus dokter,  ia mendapat "rezeki" langsung bisa meneruskan kuliah spesialis penyakit dalam di Unair hingga lulus tahun 2008.

Setelah lulus menjadi dokter spesialis penyakit dalam, ia kembali "ketiban rezeki"  diterima untuk menjadi staf pengajar (dosen) di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. "Saya tidak menyangka bisa mengabdi di kampus almamater saya menjadi dosen," katanya.

Ditanya tentang SMAN 1 Bojonegoro dulu dan saat ini, bagi ahli Gastro di Rumah Sakit Dr Soetomo itu menilai SMAN 1 Bojonegoro termasuk salah satu SMA yang diperhitungankan di Jawa Timur. Terbukti alumninya banyak yang diterima di PTN dan kampus ternama di Indonesia. Bahkan banyak yang berprestasi saat kuliah dan bekerja.

Tentang kata kunci sukses meraih cita-cita, bagi dokter yang pernah beberapa kali menjadi tim dokter transplantasi ginjal dan hati ini mengatakan hanya satu kuncinya: terus belajar dan selalu berdoa serta jangan lupa berbakti kepada kedua orang tua. "Saya selalu minta restu dan minta didoakan orang tua bila ada ujian," jelasnya.

Apalagi menjalani profesi dokter, terang adik kandung Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Nurul Azizah ini selalu dituntut terus belajar. "Ilmu dan teknologi di dunia kedokteran cepat berkembang dan berubah. Kalau tidak terus belajar bisa ketinggalan," tambahnya.

Tidak heran bila untuk menambah ilmu penyakit dalamnya ia sampai menjelajah beberapa negara. Untuk mengasah ilmu Endoskopi ia ikut pelatihan di Universitas Of Santo Tomas,  Manila (Philipina) 2009. Lalu  ke Hongkong (2010) dan ke Jeju, Korea Selatan (2012). Kemudian di Istanbul, Turki (2015) dan di Kobe, Jepang (2016) sebagai peserta Konggres Asian Pasific Digestive Week. [mad]

*Pengirim adalah siswa SMAN 1 Bojonegoro dan Penulis Buku "Alumni Inspiratif SMASA

Tag : profil, dokter



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini