Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Jejak Sang Penyebar Islam (6)

Cerita Mistis di Balik Kisah Raden Lanching Kusuma (Bagian 2)

blokbojonegoro.com | Thursday, 01 June 2017 17:00

Cerita Mistis di Balik Kisah Raden Lanching Kusuma (Bagian 2)

Reporter: Sutopo

blokBojonegoro.com - Dekitahui, Raden Bagus Lanching Kusumo adalah seorang perjaka atau bujangan, pada masa itu ( tak diketahui tahun berapa saat beliau hidup, namun dari penelusuran blokBojonegoro.com, di lokasi terlihat makam seorang kanti/satpam/pengawal yaitu bernama Subakir wafat pada 12 Maulud 1212, dan pengawal satunya lagi bernama Sujono dengan wafat yang sama seperti Subakir

Di lokasi, makam sendiri ada beberapa kerabat dari sang Raden di antaranya Yang Denok, Subakir dan Sujono tadi. Selain itu petilasan tersebut di kelilingi pepohonan yang ukuranya raksasa, ada pendopo tempat untuk peziarah, pagar gapuro dengan beberapa gambar, salah satunya yang menonjol di tempat itu, adalah gambar Harimau.

"Gambar harimau bermaksud waktu dulu jika ada orang mabuk di daerah sini akan keluar sosok harimau untuk memberi peringatan kepada si pemabuk," tutur Watimo saat menjelaskan maksud gambar di makam sang Raden.

lanjut cerita, setelah mendapatkan sumber air, sang Raden berkeinginan untuk membabat lahan untuk di tanami bahan pangan, dan untuk keberlangsungan kehidupan untuk masyarakat sekirtar.

"Waktu itu beliau babat hutan sebagai sawah atau ladang untuk bercocor tanam, yang akhirnya diwariskan untuk generasi saat ini," imbuhnya.Setelah persediaan pangan diperkirakan cukup, Sang Raden mencoba untuk menyiarkan Agama Islam. Menurut cerita, konon belum ada agama apapun baik Hindu maupun Budha di daerah tersebut, sehingga Sang Raden mengajarkan Ilmu Agama yang ia pelajari di daerah Bojonegoro yakni Islam.

Namun, lebih lanjut dikatakan Watimo, semua murid asli dari Raden sudah meninggal dunia semua, bahkan beliau sendiri juga tidak punya istri maupun keturunan.

"Sehingga nama beliau ditambah Lanching yang artinya perjaka, sedangkan gelar Raden Bagus adalah karena beliau dari kerajaan, sebenarnya nama aslinya Kusumo saja," beber pria kelahiran 1942 itu.

Hingga saat ini, juga masih banyak pengunjung untuk berziarah ke Makam Raden Lanching Kusumo, baik dari Bojonegoro sendiri maupun dari luar daerah seperti Nganjuk, Tuban, Surabaya, Jawa Tengan dan lain-lain.

"Untuk membacakan yasin dan tahlil, mendoakan arwah almarhum juga berdoa dengan wasilah atau melalui pelantara dari Raden kepada Allah agar hajatnya terkabul," jelasnya.

Untuk warga desa sini sendiri, lebih lanjut dikatakan Watimo, biasanya melakukan doa bersama membaca yasin dan tahlil setiap setahun sekali, yaitu pada Jumat Pahing, bulan Suro atau Muharam.

Raden Lanching mempunyai peninggalan yang hingga sekarang masih ada yaitu sumber air sendang, area makam (dulu rumah untuk mengaji), keris, sawah dan lain lain.

"Untuk pantangan masyarakat sini tidak boleh membuat rumah menghadap ke utara atau arah makam dan tidak boleh menghadap ke arah kebarat yaitu sendang, karena menurut kerpercayaan bisa berakibat pada kesulitan saat mengarungi kehidupan, seperti sakit-sakitan secara tidak wajar, susah rezekinya dan lain lain. Pantangan lain tidak mabuk atau judi kecuali judi biasa saat acara walimahan," ujarnya.

Selain itu, banyak pula masyarakat setempat yang mempercayai kisah-kisah mistis yang diyakini warga desa. Sebagaimana dikisahkan Paidi (42), dirinya mengaku tidak mengetahui secara mendalam terkait sejarah Raden Bagus Lanching Kusumo. "Yang saya ketahui dari cerita kakek saya dulu Raden Bagus Lancing Kusumo adalah seorang prajurit kerajaan yang melarikan diri, dan akhrirnya wafat di daerah sini," kata Paidi.

Ia menambahkan, terkait karomah yang dimiliki sang Raden memang terlihat betul, pasalnya jika ada seorang pencuri atau maling lari di daerah sekitar makam dipastikan tidak akan bisa kembali dan selamat.

"Sebab, menurut cerita bahwa si pencuri penglihatanya akan berubah, waktu itu ada sawah dibajak namu menurut penglihatan dari penjahat itu, lahan bajakan seperti genangan air yang dalam, sehingga tidak bisa keluar lagi," ujar Paidi meyakini kebenaran cerita tersebut.

Yang lebih aneh lagi, sambung Paidi, jika ada orang hajatan menggunakan sound system dan dihadapkan kearah makam maka sound system tersebut tidak akan bisa berbunyi, hal itu terjadi hingga saat ini.

"Ada juga kisah nyata yaitu ada anak-anak sekolah yang berkemah di dekat sendang situ, kebetukan anak itu haid tapi nekat masuk sendang akhirnya air seperti berwarna merah terus si anak tidak kuat dan pingsan," tambah pria yang merupakan pengasuh madrasah diniyah desa setempat.

Selain itu, dirinya juga menceritakan, bahwa sosok harimau di sekitar tempat tersebut juga masih sering keluar. Menurutnya, jika ada orang yang mau menjadi pagawai kemudian melihat harimau yang ada di sana, biasanya akan jadi pegawai. Sebaliknya jika ada pegawai di tempat itu melakukan kejelekan saat melihat harimau itu tak lama kemudian pegawai tersebut akan lengser dari jabatanya.

"Bahkan belum lama ini, sekitar satu bulan yang lalu saya juga melihat sosok harimau yang mau menerkam saya, waktu itu saya melintas daerah tersebut sehabis mengaji di Desa Cancung, saya sampai gemeteran," kata Paidi menceritakan pengalamannya dengan penuh keyakinan. [top/lis]
 

Tag : jejak, islam, penyebar



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini