21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |   14:00 . Wakil Wamen Komdigi Nezar Patria Lantik Pengurus AMSI Jatim 2024-2028   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Kendalikan Keinginan Makan Saat Stres

blokbojonegoro.com | Thursday, 19 October 2017 07:00

Kendalikan Keinginan Makan Saat Stres

Reporter: - 

blokBojonegoro.com - Salah satu penyebab kegemukan yang tidak disadari adalah stres. Bagaimana tidak, saat stres kita cenderung ingin mengonsumsi makanan yang memberi rasa "nyaman" dan umumnya berlemak tinggi.

Keinginan makan itu sebaiknya dikendalikan karena ketika kita stres sebenarnya sudah terjadi kerusakan dalam tubuh.

Stres memiliki dampak buruk bagi pencernaan seperti halnya yang dilakukan makanan yang membuat gemuk. Demikian menurut studi yang dilakukan pada tikus oleh peneliti di Brigham Young University.

Dalam studi tersebut, para peneliti melihat mikrobiota atau bakteri yang hidup di saluran pencernaan usus tikus. Bakteri tersebut menurut beberapa penelitian terkait dengan dengan kesehatan metabolisme kita.

Para peneliti melakukan tes stres pada tikus dan menemukan bahwa mikroba usus tikus betina benar-benar berubah menyerupai tikus yang mengalami obesitas. Pergeseran tersebut menunjukkan bahwa stres dapat mempengaruhi metabolisme sama seperti makanan, tulis para peneliti.

Sementara tikus jantan tidak memiliki pergeseran mikroba yang serupa, tapi mereka menjadi lebih merasa cemas dan kurang aktif secara fisik ketika stres.

Meskipun penelitian ini baru dilakukan pada tikus, tapi penelitian terbaru memperlihatkan bahwa stres memang menyebabkan obesitas. Sebagai contoh, satu studi yang dipublikasikan pada Februari lalu dalam jurnal Obesity menemukan kadar hormon stres kortisol berkorelasi dengan ukuran lingkar pinggang yang lebih besar dan indeks massa tubuh yang lebih tinggi.

Kondisi tidak nyaman ini membuat kita balik ke masa manusia gua, menurut Dr Holly Lofton, pakar program penurunan berat badan di NYU Langone Health.

Saat manusia kembali dalam situasi melawan-atau-lari dalam menghadapi stres—seperti melarikan diri dari pemangsa—kadar glukosa mereka akan meningkat untuk bersiap-siap menghadapi situasi tersebut.

Di era modern seperti ini, mekanisme tersebut tidak berguna. “Jadi ketika glukosa naik, insulin pun naik, yang menyebabkan penimbunan lemak,” katanya.

Lofton menambahkan, biasanya ia menyarankan pasiennya yang mengalami obesitas untuk mencari cara bersantai, seperti meditasi atau hal lain yang membuat mereka merasa tenang.

“Mengatur stres adalah bagian besar dari mengatur berat badan," katanya.

Sumber: http://lifestyle.kompas.com/read/2017/10/18/170000120/

kendalikan-keinginan-makan-saat-stres

Tag : Makan, pola, stress



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat