Faizatur Rif'ah, Bidan RSIA Fatma
Bekerja Sambil Belajar Menjadi Seorang Ibu
blokbojonegoro.com | Saturday, 17 March 2018 09:00
Reporter: M. Safuan
blokBojonegoro.com - Meski cuaca cerah namun wajah cemas terpancar pada raut wajah keluarga yang menunggu para kaum hawa yang tengah berjuang keras antara hidup dan mati, demi melahirkan sang buah hati dengan selamat dan sehat. Dengan mimik wajah ramah silih berganti para bidan dan perawat menemani juga memantau kondisi pasien yang bersiap melahirkan.
Menjadi asisten dokter sepesialis anak tidak dipungkiri peranan bidan dan juga perawat sangat vital diperlukan di rumah sakit (RS), guna menjaga serta merawat si bayi pasca dilahirkan oleh sang ibu.
Profesi sebagai bidan ditekuni oleh Faizatur Rif'ah, yang mengabdikan diri di rumah sakit ibu dan anak (RSIA) Fatma Jalan Lettu Suyitno No.02 Bojonegoro. Gadis cantik berhijab ini mengaku sangat senang menjalani profesi sebagai bidan, yang dituntut harus selalu mengutamakan kondisi ibu dan juga bayi saat dilahirkan.
"Ya alhamdulillah sudah setahun lebih ini bekerja merawat dan menjaga bayi di RSIA Fatma," ucap dara yang suka makan bakso ini memulai bincang-bincang dengan blokBojonegoro.com.
Faiz sapaan akrab alumnus Akademi Kebidanan (Akbid) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro tahun 2011 ini juga sempat menjadi asisten bidan yang ada di Sumberrejo, sebelum akhirnya memutuskan untuk bekerja di RSIA Fatma.
Menjadi seorang bidan muda, kata Faiz, memang sangat butuh banyak pengalaman dan tentu dari bekerja ini juga banyak pelajaran yang bisa didapat, terutama adalah pelajaran menjadi seorang ibu dalam merawat dan memberikan perhatian kepada sang buah hati.
"Disamping bekerja, jadi bidan ini juga secara tidak langsung belajar menjadi seorang ibu. Karena wanita saat hamil hingga melahirkan itu sangat banyak cobaannya. Disamping itu saat sudah mempunyai buah hati, seorang ibu harus bisa menjaga dan memberi asupan gizi yang cukup, agar perkembangan baik fisik dan juga psikis anak maksimal," jelasnya panjang lebar.
Seorang bidan di RS, kata Faiz, dituntut harus telaten dan sabar serta terus fokus menjaga kondisi tubuh bayi, tentunya harus mentaati prosedur dalam bekerja. Disamping itu, yang menjadi tantangan saat melaksanakan prosedur kerja sebagai bidan maupun perawat bayi adalah memahami keluarga pasien, karena biasanya sang ibu pasca melahirkan berharap bayi tetap ada di sampingnya.
"Memang banyak pasien atau keluarganya yang belum faham akan kondisi bayi pasca dilahirkan, apakah dalam kondisi normal atau perlu perawatan khusus, kalau kondisi normal selang beberapa saat pasca dibersihkan langsung dibawa ke ibunya agar mendapat Air Susu Ibu (ASI)," kata gadis kelahiran Bojonegoro tahun 1990.
Sedangkan untuk bayi yang kondisi tubuhnya dirasa kurang sehat, jelas bidan 27 tahun ini, harus tetap dirawat di ruang khusus, agar pengawasan dan perawatan bayi bisa maksimal.
"Kalau di ruang khusus pengawasan bayi akan lebih terjaga, karena perkembangan tiap detik itu terus dipantau dan dilaporkan, sehingga saat ada sesuatu akan segera mendapat tindakan dari dokter," paparnya.
Saat bekerja, lanjut perempuan yang akhir bulan ini akan menikah, banyak pengalaman yang didapat, mulai merawat bayi yang kondisi berat badannya kurang hingga bayi besar yang mencapai berat 4,8 kilogram saat dilahirkan. Meski begitu, semangat dan selalu tersenyum saat bertugas adalah modal utama, agar bisa memberikan pelayanan yang prima kepada para pasien.
"Yang terpenting dalam melaksanakan tugas itu harus mematuhi aturan dan tetap semangat, terkadang kita harus memberi pengetahuan dan pemahaman kepada keluarga pasien saat menengok bayi yang ada di ruang khusus perawatan," tutup perempuan yang juga alumni Madrasah Aliyah Attanwir itu. [saf/mu]
Tag : faiz, faizahturrif'ah, perawat, bidan, rsia fatma, rs fatma
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini