Generasi Milenial Harus Paham Pentingnya Bela Negara
blokbojonegoro.com | Sunday, 09 December 2018 16:00
Reporter: Parto Sasmito
blokBojonegoro.com - Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan dan memahamkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Sehingga Kementerian Pertahanan RI melakukan sosialisasi pembinaan kesadaran bela negara di Pondok Pesantren Plus Al-Fatimah Kabupaten Bojonegoro, Minggu (9/12/2018).
Dengan begitu generasi milenial dapat memahami pentingnya bela negara. Setidaknya ada seratusan peserta yang juga mengikuti sosialisasi selain para pelajar, juga tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, kepala desa dan undangan yang lainnya. "Tujuan khususnya untuk generasi milineal agar memahami tentang kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Direktur Bela Negara Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Brigadir Jenderal TNI, Tandyo Budi Revitan, S.Sos.
Menurutnya, kegiatan sosialisasi kesadaran bela negara bagi masyarakat Bojonegoro ini bersinergi dengan Komisi I DPR RI, yang dihadiri langsung wakil ketua Komisi I, Bapak Satya Widya Yudha selaku Narasumber dan sekaligus membuka acara. "Melalui kegiatan ini generasi milenial bisa mengetahui tantangan kita ke depan dan juga tugas mereka ke depan," ujarnya.
Pasalnya ia meyakini 15 tahun kedepan mereka (generasi milenial) akan menjadi pemimpin bangsa, apabila mereka masih belum sadar bagaimana dengan berbangsa dan apa tugas mereka. Tentunya kita semua sebagai generasi yang mendahului, akan merasa berdosa apabila tidak dilakukan pemahaman dalam berbangsa dan bernegara.
Dicontohkan Tandyo, ia melihat di pesatren Al-Fatimah ini cukup modern dan nilai-nilai negara sudah ditanamkan kepada mereka. Sehingga yakin, mereka akan siap untuk menerima tantangan ke depan. "Sebagai generasi milenial agar siap untuk menyiapkan dirinya, dari sisi ilmu pengetahuan teknologi dan ilmu berbangsa dan bernegara," ungkapnya.
Sementara itu Wakil Ketua I DPR RI, Satya Widya Yudha, Me., M.Sc meminta kepada Kementerian Pertahanan RI sebagai mitra daripada Komisi I melaksanakan sosialisasi Bela Negara. Termasuk sosialisasi di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur IX (Bojonegoro-Tuban), mengingat ia sebagai pimpinan di Senayan sudah selayaknya dilakukan sosialisasi bela negera.
"Sosialisasi bela negara itu spektrumnya luas sekali. Kita mengajak masyarakat menyadari apa yang menjadi tujuan-tujuan dari pada founding fathers negara kita. Supaya kita tidak melenceng dan supaya jalan sesuai rel, dan kita masih mengakui 4 kunci utama yaitu mengenai ideologi, UUD, Kesatuan Negara Republik Indonesia dan bagaimana kita menerapkan azas-azas Pancasila," tuturnya.
Pak Satya yang juga politisi Golkar itu juga menambahkan, mengingat pentingnya bela negara karena itulah yang diomongkan oleh pembentuk Negara ini. Supaya masyarakat tidak cuek dan masa bodoh terhadap hal-hal yang sejatinya kita menginginkan supaya mereka memahami dan melaksanakan di kehidupan sehari-sehari.
Terlebih lanjut Pak Satya, bahwa Indonesia itu menerima bonus demokrasi. Bonus demokrasi ini 40 persen dari rakyat kita adalah 16 sampai 32 tahun. Namun ini rawan sekalin kalau kita tidak melakukan sosialisasi bela negera dan arahan-arahan. Dimungkinkan mereka bisa mengikuti aliran-aliran yang ekstrim, sehingga mereka menjadi radikal dan kelompok-kelompok yang melakukan perlawanan terhadap Negara.
"Belum lagi pengaruh medsos (media sosial) sangat luar biasa dampaknya. Nah, bagaimana kita menggunakan medsos dengan baik untuk pendidikan. Maka di dalam undang-undang pengelolaan sumber daya nasional pendidikan kepada sumber daya manusia merupakan kunci," pungkasnya.
Tampak dalam sosialisasi bela negera tersebut, selain pengasuh Ponpes Al-Fatimah, Tamam Syaifuddin juga dihadiri komandan Kodim (Dandim) 0813 Bojonegoro dan kepala Bakesbangpol Kabupaten Bojonegoro. Berbagai materi disampaikan diantaranya empat konsensus dasar kehidupan berbangsa, materi bela negera dan sistem pertahanan semesta, wawasan kebangsaan dan rancangan undang-undang PSDN. [ito/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini